Flashback
Dorm Bangtan sedang sepi karena semua member melakukan aktifitasnya masing-masing di kamar mereka.
Hanya menyisakan pemuda senyum kotak yang sedang bermain game dengan ponsel di tangannya. Sesekali pemuda itu meringis karena hampir kalah. Lalu ia berteriak saat ia benar-benar kalah.
Kim Taehyung.
Taehyung melempar ponselnya asal, kesal karena kalah dari game tersebut.
Taehyung beranjak dari sofa berjalan menuju dapur bermaksud mengambil minum untuk melepaskan dahaganya.
Setelah membawa sekaleng soda dan beberapa cemilan, Taehyung kembali ke ruang tamu.Taehyung mengernyit melihat benda yang tergeletak di atas meja ruang tamu saat ia akan menyimpan makanan dan minumannya.
Benda itu memang tidak asing untuknya, karena benda itu adalah benda terpenting untuk kakak tertuanya. Seokjin.
"Obat Jin hyung ketinggalan? Aku harus memberikannya pada Jin hyung. Dia pasti membutuhkan ini." Gumam Taehyung.
Taehyung pergi ke kamarnya mengambil mantel dan sambil mengetik nomor untuk di hubungi.
"Hallo Taehyung-ah?"
"Hyung! Kau ada dimana?"
"Di agensi Tae, sedang berbicara dengan PD-nim, ada apa?"
"Ahh, tidak. Tadinya aku ingin memintamu ke dorm, menjemputku untuk ke agensi. Tapi kalau hyung sibuk aku minta bantuan Yoongi hyung saja."
"Ahh baiklah kalau begitu gunakan mobil hyung yang tadi di pinjam Yoongi."
"Kau membolehkanku menyetir hyung?"
"Tidak! Dengan Yoongi tentunya! Jangan menyetir sendiri Taehyung-ah!"
Wajah yang semulanya sumringah kembali di tekuk karena tidak mendapat izin untuk menyetir.
"Sudah dulu Tae, PD-nim sudah memanggilku. Ingat! Dengan Yoongi! Mengerti?"
"Nee hyung-nim."
Sejin yang di hubungi Taehyung memutuskan panggilannya setelah memberi peringatan pada Taehyung.
Taehyung berfikir. Yoongi sedang tidur, ia tidak ingin membangunkan Yoongi karena Yoongi sangat menakutkan ketika tidurnya di ganggu. Tapi ia tidak bisa menyetir sendiri karena sudah di peringatkan oleh managernya.
Ingat! Taehyung anak baik. Jadi ia harus menurut jika orang tua sudah berbicara.
Taehyung berfikir kembali, apa ia menunggu Yoongi bangun?
Tapi, ia takut Jin hyungnya akan kambuh, dan tidak ada benda itu.
Akhirnya setelah bergelut dengan perasaan, Taehyung mengalahkan rasa takutnya terhadap Yoongi.Masa bodoh dia akan di marahi oleh Yoongi. Obat Seokjin adalah yang terpenting saat ini.
Taehyung membuka pintu kamar Yoongi dengan perlahan.Untuk saat ini sepertinya dunia sedang berpihak pada Taehyung.
Taehyung senang karena Yoongi sedang tidak tidur. Melainkan hanya menekuk diri seperti janin dalam kandungan dengan ponsel di tangannya."Hyung!"
Yoongi mengalihkan pandangannya pada Taehyung.
"Antar aku ke agensi eoh?"
"Untuk apa Tae? Kau ini! Saat bekerja kau minta libur, sedang libur minta bekerja. Tidak bersyukur sekali. Ck."
"Anniya! Obat Jin hyung tertinggal. Kita harus memberikan obat ini padanya. Aku takut Jin hyung kambuh dan obatnya tidak ada." Jelas Taehyung yang membuat mata sipit Yoongi membulat sempurna.
"Kajja! Hyung antar."
Taehyung tersenyum. Bila sudah menyangkut Seokjin, Yoongi memang selalu gerak cepat.
Taehyung menaiki mobil Sejin dengan Yoongi yang menyetir membelah jalanan Seoul yang lumayan padat menuju gedung agensi.
.
.
.
.
.
"Hyung? Tae? Ada apa kemari?""Namjoon hyung? Jin hyung dimana?"
"Eoh? Sedang ke toilet. Baru saja pergi. Ada apa?"
"Ahh, aku menyusul saja kalau begitu."
Taehyung meninggalkan Namjoon dan Yoongi.
Mereka memang sudah tahu jadwal Seokjin hari ini adalah bersama Namjoon untuk rencana lagu Seokjin.
Jadi, Taehyung dan Yoongi langsung menuju studio Namjoon untuk menemui Seokjin.
Taehyung berjalan santai menuju toilet untuk menyusul Seokjin. Sesekali ia menyapa saat ia berpapasan dengan staff.
Beberapa langkah saat menuju toilet, Taehyung mendengar rintihan yang ia tahu siapa pemilik suara itu.
Tanpa basa basi, Taehyung segera berhambur ke toilet dan benar saja, Seokjin sudah teduduk lemas di dekat bilik toilet dengan tangan yang mencengkram kepalanya.
Melihat Seokjin, Taehyung langsung menghampirinya."Hyung!"
Seokjin tidak mendengar Taehyung karena terlalu sakit hanya untuk menjawab Taehyung.
"Kau membutuhkan ini?"
Taehyung mengeluarkan obat Seokjin dari sakunya.
"Kau meninggalkannya di meja hyung. Tahan ya, aku ambilkan."
Seokjin mengangguk menunggu Taehyung memberikan obatnya.
Taehyung yang akan memberikan obatnya pada Seokjin tertegun menatap obat Seokjin.
"Hyung, apa kau akan sembuh hanya dengan obat ini? Apa obat ini akan menyembuhkanmu? Sampai kapan kau akan terus bergantung dengan obat ini hyung? Apa tidak apa-apa kalau kau tidak meminum obat ini? Apa kau bisa tahan dengan sakitmu hyung?" Batin Taehyung.
"Andwe! Jin hyung tidak boleh terlalu bergantung dengan obat ini!" Batin Taehyung lagi.
"Ke.. Kenapa kau bb.. Buang obatnya? Hyu.. Hyung memerlukan itu." Ucap Seokjin terbata. Nafasnya sudah tak beraturan. Sungguh rasa sakit itu mengambil alih Seokjin hampir sepenuhnya.
"Hyung, tidak boleh manja. Jangan sedikit-sedikit minum obat. Tidak baik untuk tubuhmu itu hyung. Obat itu akan merusak tubuhmu. Jadi lebih baik hyung tahan saja ya."
Taehyung membuang seluruh obat Seokjin ke dalam closet lengkap dengan botolnya.
Taehyung benar-benar di rundung rasa takut. Melihat Seokjin kesakitan tentu membuat Taehyung tidak tega. Tapi entah kenapa, sisi lain Taehyung menyuruhnya untuk membuang obat tersebut. Habis tak tersisa.
Tanpa sadar Taehyung menangis.
Apa yang sudah ia lakukan pada Seokjin?Seokjin mengusap air mata Taehyung dengan gemetar. Sampai akhirnya ia melihat Seokjin menutup mata.
"Jin hyung!"
Taehyung terkejut dengan siapa yang baru saja datang.
Yoongi dan Namjoon.
"Taehyung! Apa yang kau lakukan hah??" Yoongi menarik kerah Taehyung. Hampir saja ia meninju Taehyung jika Namjoon tidak mencegahnya.
"Hyung! Jangan pukul Taehyung!! Kita akan dalam masalah kalau sampai wajah Taehyung lebam!!"
Yoongi menghempaskan Taehyung begitu saja lalu menghampiri sang kakak yang tergeletak lemah."Bawa Taehyung pergi dari sini Joon. Aku yang akan mengurus Jin hyung. Jangan sampai ada yang tahu selain kita." Peringat Yoongi yang di angguki Namjoon.
Namjoon memapah Taehyung yang masih menangis dengan tubuh yang bergetar."Maafkan aku hyung.."
Annyeong!
Aku bawa side storynya nih, di baca yaa..Thanks..
-RJin-
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Seokjin - ✔️
Fanfiction"Terima kasih Hyung, kami akan bahagia. Untukmu, untuk Army." -Bangtan- "Terima kasih Kim Seokjin, sudah menjadi salah satu kebahagiaan kami." -Army-