BANGTAN 17

43.2K 4K 579
                                    

Hari ini, hari ke 4 Seokjin keluar dari rumah sakit setelah di rawat selama 2 minggu.

Ia merasa seperti sudah sehat sekarang. Berjalan melewati lorong agensinya menuju satu ruangan tujuannya. Senyum di bibirnya tidak pernah ia hilangkan selama perjalanan ke agensi. Sungguh hari ini ia sangat bahagia. Entah karena apa.

Ceklek!

"Eoh hyung? Kau sudah datang?"

"Sudah, kenapa kau tak pulang Namjoon-ah?"

Ya, tujuan Seokjin adalah Namjoon. Studio Namjoon.

"Maaf hyung, ada yang harus aku rampungkan."

Seokjin mengangguk dan menyimpan tas bekal yang sengaja ia bawa untuk Namjoon.

Karena ia tahu, kalau sudah mendekam di studio, Namjoon akan lupa segalanya. Makan, mandi pasti ia lupakan.

"Jja, kau harus sarapan dulu Joon." Seokjin membuka bekalnya yang membuat Namjoon mengalihkan atensinya dari komputer kesayangannya.

"Padahal kau tak usah membawa sarapan untukku hyung."

"Kau tahu? Kalau kau sudah ada di ruangan kesayanganmu, kau akan lupa segalanya. Lihat! Aku yakin kau juga belum mandi kan Joon?"

Namjoon menggeleng polos.

"Untung saja kau tidak sampai lupa bernafas!" Sindir Seokjin membuat Namjoon tersedak air liurnya sendiri.

"Hyung! Aku tidak selupa itu!"

Seokjin terkekeh saat berhasil menggoda leadernya itu.

Namjoon mendelik lalu mulai melahap bekal bawaan Seokjin.

"Hyung, apa kau yakin dengan keputusanmu?"

"Namjoon-ah. Aku kesini untuk meminta bantuanmu tentang keinginanku yang sudah aku tekadkan. Bukan untuk kembali memikirkan keyakinanku lagi."

"Tapi hyung, ini akan menguras tenagamu. Aku ahh tidak bahkan kami semua tidak ingin kau sampai kelelahan."

"Aku percaya padamu Namjoon-ah."

Namjoon menatap hyungnya itu.

"Bagaimana aku menyampaikan ini pada yang lain hyung?"

"Gwencana, biar aku sendiri yang akan bicara pada mereka. Kau tidak usah khawatir."

"Tidak.. Tidak.. Aku juga harus turun tangan hyung."

"Aku tidak mau merepotkanmu Namjoon-ah, kau sudah cukup pusing sebagai leader dan komposer kami. Kau harus bisa fokus pada tanggung jawabmu. Aku baik-baik saja."

"Hyung, aku takut mereka tidak bisa menerima keputusanmu ini. Apa kau tahu bagaimana rasa sayangnya kami padamu? Bahkan aku saja sangat terkejut dengan keputusan yang kau ambil. Apalagi dengan maknae kita Jungkook? Taehyung? Jimin? Bahkan bukan hanya mereka hyung, Hoseok dan Yoongi hyung juga pasti tidak akan terima."

"Ini sudah keputusanku Namjoon-ah. Tolong jangan memberatkanku." Lirih Seokjin.

"Apa kau lupa hyung? Hyung pernah bilang pada kami, kalau hyung tidak akan pergi jika bukan kami sendiri yang memintamu pergi? Lalu ini apa? Surat DNR? Comeback mu yang terakhir? Mini konser untukmu mengucapkan selamat tinggal pada Army? Itu sangat jelas bahwa kau sudah menyerah dengan hidupmu hyung."

"Tidak Namjoon-ah. Aku hanya tahu batasku. Tentang mini konserpun bahkan aku tidak tahu umurku sampai atau tidak. Aku sekarat Namjoon-ah.. Aku sekarat!!"

Namjoon menyimpan Sandwich nya lalu berlutut di hadapan Seokjin. Memegang tangannya lembut seakan memberikan kekuatan pada kakaknya itu.

"Hyung, menangislah.. Aku janji hanya aku yang mengetahuinya. Dan tidak akan aku adukan pada maknae."

Kim Seokjin - ✔️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang