Jimin masuk ke dalam ruang ICU lengkap dengan pakaian sterilnya. Jimin mendekat ke arah ranjang Seokjin yang masih setia dengan tidur panjangnya.
"Hyung annyeong." Sapa Jimin yang jelas tidak akan di jawab oleh Seokjin.
Jimin tersenyum miris.
"Hyung, sudah 3 hari hyung ada disini. Hyung tidak ingin bangun? apa kau tidak merindukan kami?"
"Hyung, kau tidak lupa kan besok hari ulang tahunku?""Hyung, apa kau ingin aku menangis di hari ulang tahunku karena aku tidak melewatkannya bersamamu?"
Jimin terus saja mengutarakan isi hatinya pada Seokjin meskipun hanya di jawab dengan suara yang berasal dari mesin EKG.
"Hyung, kenapa kau selalu saja tertidur saat adikmu berulang tahun? Dulu Jungkook dan sekarang aku? Ahh Namjoon hyung beruntung bisa merayakannya bersamamu. Hyung bangunlah, ini sangat tidak adil."
"Aku ingin kau sendiri yang memberikan hadiahmu untukku. Tidak mau oleh Yoongi hyung seperti Jungkook waktu itu."
"Hyung.. Aku merindukanmu.. Cepat bangun, aku rindu candaanmu. Hyung tidak ada niat untuk menyerah kan? Hyung ingat janji hyung kan? Hyung tidak akan pergi kalau bukan kami sendiri yang menyuruhmu pergi. Jadi aku harap hyung tidak melupakan itu hmm? Maafkan aku yang egois ini hyung. Tapi sungguh aku belum siap kehilangan hyung. Bahkan tidak akan siap. Jadi aku mohon, hyung harus bertahan." Jimin menggenggam jemari Seokjin yang terpasang berbagai jenis infus. Jimin menenggelamkan wajahnya di tangan Seokjin, terisak karena tidak tahan dengan keadaan kakaknya yang bisa di bilang tidak baik-baik saja.
"Jimin-ah."Jimin tidak bergeming, ia masih saja menenggelamkan wajahnya di tangan kakak tertuanya itu.
"Jimin-ah. Bangunlah jangan seperti ini. Jin hyung akan sedih kalau melihatmu menangis seperti ini."
Jimin mendongkak.
"Lalu bagaimana denganmu Tae? Aku dan kau tak ada bedanya."
Ya, yang datang pada Jimin adalah Taehyung. Taehyung bermaksud untuk membawa Jimin keluar karena jam nya sudah habis dan akan menyuruh Jimin pulang.
Anak itu sudah 3 hari tidak beranjak dari rumah sakit semenjak Seokjin di nyatakan kritis. Jimin tidak meninggalkan Seokjin seharipun membuat semua member khawatir.
"Ya aku juga sama denganmu Jim. Sama terpukulnya, sama sedihnya. Tapi setidaknya aku masih memikirkan diriku sendiri. Tidak sepertimu. Kau sudah tiga hari disini Jim."
"Aku hanya tidak ingin meninggalkan Jin hyung Tae."
"Setidaknya pulang dulu Jim. Istirahatlah sebentar. Aku yang akan menjaga jin hyung dan akan memberitahumu jika Jin hyung bangun."
Jimin diam memikirkan apa yang Taehyung katakan. Kalau boleh jujur, memang tubuh Jimin sangat lelah sekali. Tubuhnya meronta minta di istirahatkan.
Namun hatinya justru sebaliknya. Hatinya justru meronta meminta sang pemilik tubuh tetap berada di samping sang Kakak.
Jimin menghela nafas lalu mengangguk membuat Taehyung tersenyum karena berhasil membujuk Jimin.
.
.
.
Namjoon membuka pintu kamar Jimin setelah ketukan pintunya yang di lakukan beberapa kali di abaikan. Namjoon tidak ingin sampai merusak pintu lalu jadi sasaran empuk para member.Akhirnya ia membuka pintu kamar Jimin tanpa persetujuan sang pemilik.
Namjoon bermaksud mengajak Jimin untuk makan malam. Sejak ia pulang dari rumah sakit, anak itu tidak keluar sama sekali dari kamarnya.
Pintu yang tidak terkunci memudahkan Namjoon untuk masuk ke kamarnya. Namjoon mendengus, ia fikir Jimin tertidur maka dari itu Jimin tidak membukakan pintu untuknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Seokjin - ✔️
Fanfiction"Terima kasih Hyung, kami akan bahagia. Untukmu, untuk Army." -Bangtan- "Terima kasih Kim Seokjin, sudah menjadi salah satu kebahagiaan kami." -Army-