Suasana dorm sangat mencekam. Namjoon, Hoseok, Taehyung, dan Jungkook menunduk takut saat di tatap oleh tatapan mematikan dari kakak tertua keduanya itu.
Siapa lagi pelakunya kalau bukan Yoongi.
Yoongi menyilangkan tangannya di dada dengan tatapan yang menyalang. Menatap adik-adiknya. Ahh, lebih tepatnya pada Namjoon.
"Hyung, mmm.. Aku harus melihat Jimin hyung, takut Jimin hyung bangun."
"Duduk Jungkook." Ucap Yoongi dingin.
Mereka merasakan hawa dingin yang lebih dingin dari musim salju sekalipun.
Jungkook yang awalnya ingin menghindari situasi dingin itu tiba tiba menciut saat Yoongi kembali menyuruhnya diam dengan suara datar yang sangat menakutkan menurut Jungkook.
"Namjoon, bisa kau jelaskan apa maksud ini semua?"
Namjoon yang semula menunduk kini melihat ke arah Yoongi yang memegang secarik kertas dan Namjoon tentu tahu apa itu.
"Itu milik Jin hyung." Jawab Namjoon.
"Anak SD pun tahu kalau ini milik Jin hyung. Disini jelas tertera nama Jin hyung."
"Maafkan aku hyung."
"Aku butuh penjelasan. Bukan permintaan maafmu."
"Itu.. Itu surat DNR."
Semua tercekat. Jungkook, Taehyung, dan Hoseok sama terkejutnya dengan Yoongi saat pertama kali Yoongi menemukan surat itu di tangan Jimin.
Ya, Jimin menemukan salinan surat DNR Seokjin yang terjatuh di bawah bantal Seokjin.
Saat itu Jimin yang memang baru saja bangun dari tidurnya dan kembali mengingat Seokjin, ia dikuasai amarah yang akhirnya Jimin melempar bantal.
Namun, saat bantal tersebut terlempar, saat itu pula secarik kertas terjatuh mengalihkan atensi Jimin.
Jimin mengambilnya dan membaca setiap tulisan yang tersusun rapih di kertas tersebut dan saat itu juga Jimin kembali terisak hebat.
Jimin bukan anak Sekolah dasar yang tidak mengerti apa apa. Umurnya sudah 25 tahun hari ini.
Jadi tentu saja Jimin sangat mengerti apa yang tertulis di kertas tersebut.
Jimin meremat surat itu menangis sejadi-jadinya. Dan bersamaan itu pula Yoongi datang yang akhirnya Yoongi juga mengetahuinya."Jadi sudah berapa lama kau mengetahuinya Namjoon?" Tanya Yoongi mengintimidasi.
"Aku juga baru mengetahuinya sebulan yang lalu hyung. Lebih tepatnya saat ulang tahun Jungkook waktu itu."
Jungkook mendongkak.
"Jadi ini, alasan hyung tidak pulang semalaman?"
Namjoon mengangguk.
"Aku fikir hyung sudah menemani Jin hyung waktu itu karena hyung bilang akan menyusul Yoongi hyung untuk bergantian jaga."
"Awalnya aku memang akan ke rumah sakit setelah selesai pertemuan Agensi. Tapi aku tidak tahu, ternyata Seokjung hyung bergabung di pertemuan itu untuk memberitahuku tentang surat DNR yang di tanda tangani Jin hyung. Aku tidak bisa pergi ke rumah sakit. Aku tidak bisa melihat Jin hyung yang terlihat baik-baik saja dan berusaha bertahan ternyata sudah ingin menyerah dari dulu."
"Kenapa kau tidak memberitahu kami Namjoon-ah? Setidaknya beritahu aku."
"Tidak bisa hyung, aku ingin memberitahu kalian. Tapi itu tidak bisa hyung. Itu terlalu sulit untukku."
Hoseok merangkul teman seusianya itu. Hoseok mengerti, betapa sulitnya berada di posisi Namjoon. Sebagai adik dia sangat lemah namun ia di paksa kuat karena nama Leader tersemat di depan namanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kim Seokjin - ✔️
Fanfiction"Terima kasih Hyung, kami akan bahagia. Untukmu, untuk Army." -Bangtan- "Terima kasih Kim Seokjin, sudah menjadi salah satu kebahagiaan kami." -Army-