CHAPTER 25

6 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









Ancaman Jungseok terbukti. Selama dua minggu ini Niri selalu di kawal ketat oleh dirinya atau Jaeha saat pergi kemanapun,termasuk pergi ke tempat kerja sekalipun.

Berkali-kali Niri meyakinkan kalau dirinya akan baik-baik saja. Tak memiliki akun sosial media manapun membantunya untuk tak mudah di kenali oleh para penggemar Erik atau pun media.

Niri memang tak begitu suka bersosialisasi termasuk di dunia maya, teman-temannya terbatas karena pengalaman masa lalu yang membuatnya untuk selektif dalam memilih teman.

Erik juga mulai sibuk dengan persiapan peluncuran mini album barunya sehingga dia makin jarang menghubungi Niri atau sekedar menyapanya lewat telpon.
Selain mendapat ancaman dari Jungseok tentunya.
Hanya pesan teks yang sesekali datang di ponsel Niri yang menanyakan kabarnya
Apa dia baik-baik saja? Sedang apa? Atau sekedar menulis aku merindukanmu.

Setelah dua minggu dan disertai dengan argumen alot antara dia dan kedua saudaranya,Niri akhirnya di perbolehkan kembali ke apartemen

Unit miliknya begitu berdebu karena sudah di tinggalkan selama dua minggu tanpa di bersihkan sama sekali.

" Harus mulai dari mana..?"

Niri mendesah dan mulai meraih vacum untuk bersih-bersih

*
*
*

Selamat pagi cute.
Rindu padamu sangat
Setelah promo ini berakhir mari kita kencan. ❤

Sebuah pesan dari Erik mengawali hari Niri dengan ceria,matahari di awal musim semi bersinar melawan dinginnya sisa-sisa es musim salju.

Niri berjalan ringan menuju studio tempat ia bekerja dengan santai.
Segelas latte di tangan kanannya.

Dia bersenandung ringan sambil menikmati musik yang terhubung dari ponsel melalui headset nya sambil menunggu lampu tanda menyebrang menyala.

Bersamaan dengan lampu berubah menjadi hijau,seseorang mendorongnya dengan kuat hingga Niri jatuh tersungkur kejalan.
Gelas lattenya terlempar,coatnya basah terkena sisa2 lelehan es yang bercampur dengan pasir jalanan.

" Nona? Anda baik-baik saja?"

" Eh... Oh... Iya,aku baik-baik saja".

Untung lampu nya bukan merah,kalau tidak bisa saja dirinya tersambar mobil yang sedang melaju kencang.

Niri terburu-buru masuk kedalam ruangannya, Baek Somi yang melihat penampilan kacau Niri segera menyusul masuk di belakang gadis itu

" Yaaa! Niri! Apa yang terjadi padamu?"

" Jatuh,aku sedang sial sepertinya "

Tak lama Master Yoon datang dan memekik tak suka melihat penampilan Niri

"Niri chaaaan!!!! Apa-apaan ini?! Segera perbaiki penampilanmu, kita akan segera menemui klien VIP dan dia sangat tidak suka menunggu!"

Niri mendesah pasrah,

" Baik master Yoon, aku turun sebentar untuk berganti pakaian".

Dengan sangat terpaksa,Niri turun ke area butik dan memilih baju untuk di pakai.

Untung dia bekerja di sebuah butik,jadi dirinya tak kesulitan kalau sesuatu terjadi pada bajunya. Sialnya ini semua tidak gratis. Mau tak mau gajinya akan di potong sesuai harga baju yang dia ambil
Niri meringis ngeri melihat name tag blouse dan pants yang dia ambil untuk di pakai olehnya.

" Suatu saat aku pasti bisa punya butik milikku sendiri dan tak perlu khawatir saat melihat harganya "

Padahal Niri adalah putri angkat salah satu pengusaha terkaya di Busan. Tapi dia tetap tak terbiasa dengan sesuatu yang terlalu mewah untuk dirinya pakai atau kenakan. Dia lebih nyaman dengan penampilan yang sederhana dan tak mencolok,walau harga outfitnya juga tak bisa di katakan murah.

Niri menggigit roti sambil mengerjakan sketsa awal rancangan gaun untuk pelanggan VIP butik master Yoon ketika sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya

Jangan lupa pesan tiket kereta,kita bertemu weekend ini di Busan-Jaeha

Niri hampir lupa memesan tiket kxt untuk besok. Keluarga besarnya akan mengadakan pertemuan tahunan di sana. Setelah musim dingin yang lalu mereka gagal bertemu karena waktu yang kurang pas,dan alasan kesibukan masing-masing

Niri akan berangkat sendiri besok pagi, kedua saudaranya sudah terlebih dahulu berangkat ke Busan siang ini karena papa mereka memanggil untuk mendiskusikan masalah bisnis.

Niri tak keberatan karena memang Jaeha dan Jungseok terlibat dalam perusahaan keluarga secara langsung. Sedangkan dirinya tidak.

Masih ada tiga rancangan lagi yang harus Niri selesaikan sebelum dirinya bisa pulang kerumah padahal hari sudah semakin gelap.

Baek Somi mengetuk pintu ruangan Niri dan masuk

" Sudah,rapihkan semua,ayo kita pulang! "

"Aku belum selesai.."

" Kerjakan saja di rumah,lalu kirimkan hasilnya padaku lewat email,ini sudah malam. Toko di bawah juga akan segera tutup"

Dengan terpaksa Niri mengangguk,gadis itu merapihkan semua pekerjaannya dan bergegas pulang bersama Somi.

Sampai di apartment Niri merebahkan dirinya di sofa,sebelum dia membersihkan diri dan mulai lembur untuk menyelesaikan Pekerjaannya yang tertunda tadi.

Tangannya meraih remote tv dan memencet tombol on.

Di layar besar itu tampak Erik sedang tersenyum menjawab pertanyaan dari host acara reality show yang membantu promosi mini album baru nya.

" aaah aku merindukanmu Erikssi..."

******** ******* ********* ****

Pagi-pagi benar Niri sudah duduk di KTX. Dibanding kereta mungkin menggunakan pesawat akan lebih efisien dalam hal waktu. Tapi ada dua hal yang di takuti oleh Niri di dunia ini.
Yang pertama adalah badai. Yang kedua adalah naik pesawat.
Dan semuanya berhubungan dengan kematian kedua orang tuanya.
Niri bisa meminimalisir ketakutannya dalam pesawat jika dia bersama Jungseok atau Jaeha di sampingnya,dia akan memeluk lengan mereka dengan sangat erat hingga tujuan walau berimbas pada kedua pria itu yang mengeluh jika tanganya kebas karena terlalu lama di peluk oleh Niri.

Keluar dari area stasiun,Niri di sambut oleh Jaeha dan segera menggiringnya masuk ke dalam suv milik keluarga Shin.

" Kemana kita? "
Niri bersuara setelah mobil itu meluncur mulus di jalan raya.

" Pantai Haeundae"

Niri menoleh kearah Jaeha yang masih berkonsentrasi mengemudi

" Benarkah? Kupikir kita akan mengadakan pertemuan di Gwangalli,padahal aku sudah membayangkan akan melihat indahnya jembatan Gwangdaegyo di malam hari"

" Entahlah,kan bukan aku yang menjadi panitia pertemuan kali ini "

Sepanjang perjalanan dari stasiun ke Haeundae,Niri lebih memilih untuk diam dan menikmati landscape kota Busan. Busan yang terkenal akan pantainya yang indah. Dan juga keindahan kota metropolisnya.

Niri rindu akan kota ini,bagaimanapun kota ini menyimpan begitu banyak kenangan untuknya.

****************************

Maaf klo agak terburu2😅
Sepertinya mau cepet2 end aja hehe

Finding YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang