CHAPTER 27

5 1 0
                                    

Play the bgm

Musiknya pas banget dengan perasaan Niri dulu saat di tinggalkan oleh Yoojin. Dan perasaan Yoojin saat ini,setelah semuanya terlambat.

                          ***

Niri mendapati dirinya menatap ke arah cermin besar di kamar hotelnya.

Awalnya dia mengikat rambut panjangnya membentuk ponytail namun dia kembali mengurainya dan berfikir kalau di luar pastilah sangat dingin. Jadi dia memutuskan untuk mengurainya kembali.

Laura sudah naik ke sky lounge lima belas menit yang lalu saat Niri masih sibuk memilih pakaian yang pas di udara sedingin ini.

Karena tema family gathering saat ini adalah malam barbeque dan bukannya acara gala diner seperti biasanya,maka Niri dan Laura memutuskan untuk tampil casual dengan celana jeans dan sweater Kashmir serta long coat hangat dan scarf untuk melindungi terjangan angin sisa musim dingin.

Niri ingin mengetuk pintu kamar Jaeha,tetapi kembarannya itu juga sudah berada di atas,dan mengira dirinya sudah di sana tadi. Akhirnya Niri berjalan sendiri menyusuri lorong hôtel yang sepi dan menaiki lift menuju ke sky lounge tempat acara berlangsung.

Di pintu masuk gadis cantik itu tertahan untuk melihat situasi.

Dia tak menyangka ayahnya akan benar-benar menaruh penghangat ruangan di atap dan menjadikan sky lounge tertutup tenda transparant yang terbuat dari plastik untuk menghalau angin yang masih setia menghembuskan udara dingin di awal musim semi ini

Kedua tangan Niri dia jejalkan kedalam saku coatnya yang hangat,dia tak juga menemukan orang-orang tersayangnya
Jaeha,Jungseok,Laura ataupun kedua orang tuanya.
" Kemana mereka semua? ".
Gumamnya bingung

Sekian lama mengamati,dirinya merasa jika sesuatu menarik ujung siku coatnya. Seketika dirinya menoleh dan mendapati seorang gadis kecil tengah menarik lengan bajunya dengan takut-takut.

" Niri Imo "

Niri menaikan kedua alis nya bingung

" Ya? ".

" Imo tau aku? "

" Yehwa,kan? ".

Si gadis kecil tersenyum,dia merasa lega kalau Niri ternyata mengingingatnya.

" Ada apa, Yehwa?"

Agak ragu untuk memulai,namun gadis itu kembali bersuara

" Mama bilang, dulu papa sama mama sudah jahat sama Imo__karena mama sudah minta maaf dan papa belum,mama minta aku untuk membantu papa minta maaf kepada Imo. Apa Imo mau memaafkan papaku ? ".

Niri terkejut.. " Kenapa Yehwa yang minta maaf pada Imo? "

" Karena Yewha sudah janji sama mama untuk bantu papa. Mama bilang Imo marah sama papa,marah sekali. Jadi mama bilang kalau Yehwa harus bantu papa supaya Imo mau maafin papa.. ".

Niri terdiam

" Apa papa bener-bener sudah jahatin Imo?"

Niri mendesah,tak tahu harus bagaimana menghadapi anak kecil seusia Yehwa saat ini

" Apa Imo ga bisa maafin papa ?"

Kali ini mata Yehwa mulai berair

Niri tak sampai hati melihatnya

" Imo akan coba buat maafin papa Yehwa "

Yehwa mengusap kedua matanya,dan tersenyum

" Benarkah? Imo mau maafin papa? "

" Yewhaa_yaa...!! Kemana saja kau,papa mencarimu sejak tadi_____ eh,oh Niri... ".

Keduanya terdiam cukup lama,Yoojin tak tahu harus berkata apa untuk memulai,sedang Niri sedang berusaha mati-matian menahan serangan paniknya.

Tangan didalam coatnya mulai berkeringat,bahkan hampir seluruh tubuhnya ikut bergetar, Niri menahan sekuat tenaga supaya dia bisa menghadapi masa lalunya yang tak kunjung usai.

" Oppa.."

" Papa,Imo bilang dia sudah memaafkan papa ! "

Yoojin menoleh ke arah putrinya,terkejut akan perkataan putri kecilnya hal pertama yang yoojin lakukan adalah meraih Yehwa dalam gendongannya lalu menatap Niri tak percaya.

" Benarkah ? "

Akhirnya Yoojin bisa kembali berbicara

Dengan susah payah Niri akhirnya bisa menarik bibirnya membentuk senyuman tipis

" Hmm... "

Sebuah anggukan dari Niri membuat Yoojin menarik tangan gadis di depannya dan menggenggamnya erat.

" Benarkah? " sekali lagi Yoojin memastikan,dia takut Niri akan berubah pikiran jika dia tak kembali meyakinkan hal tersebut.

" Ya... Oppa,aku memaafkanmu "

Yoojin tersenyum senang. Sungguh dia amat tersiksa selama tujuh tahun ini karena Niri yang menolak memaafkan dirinya.

" Apa ini artinya kita bisa kembali seperti dulu lagi,Nirichan? ".

Niri menggeleng.

" Aku memaafkanmu,tapi aku tak bisa kembali seperti dulu oppa. Semua sudah tak sama lagi "

Butuh usaha keras bagi Niri untuk bisa menjawab tanpa terdengar panik. Bibirnya sudah mulai bergetar,tinggal menunggu waktu saja sampai air mata ikut menggenang di kedua matanya.

Yoojin kecewa,itu terlihat jelas di wajahnya.
Tapi dia juga tak bisa berharap lebih.
Dia sadar, masa lalu tak bisa di rubah dan kesalahan tidak bisa di hapus begitu saja. Memaafkan tak bisa menjadikan semuanya bisa kembali seperti dulu lagi.

" __ Aku terlalu serakah ya? Bisa di maafkan oleh Niri saja harusnya aku sudah bersyukur___ baiklah, aku mengerti. Tapi aku masih boleh menjadi sepupumu kan? Aku tetap oppamu? "

Niri tersenyum lemah
" hmm. . Kau Oppaku,
sama seperti Jungseok dan Jaeha.. ".

Yoojin tersenyum

" Papa,Yewha lapar " gadis kecil itu merajuk dalam gendongan Yoojin

" eeh,oh baiklah.. Ku tinggal dulu ya Niri" Yoojin mencium putrinya gemas,dan mengacak rambut Niri sebelum dia benar-benar pergi dari sana.

" hm.. "

Sepeninggal Yoojin tangan Niri bergetar hebat.. Butuh ekstra tenaga bagi dirinya supaya tidak jatuh ambruk di tengah acara keluarganya sendiri.

" Mau jalan-jalan ke pantai denganku? ".
Seseorang tiba-tiba berdiri di samping Niri dengan senyuman hangat.
Di genggamnya dengan erat tangan Niri yang bergetar oleh si pemilik senyum menawan dan menarik Niri jauh dari keramaian.

                        *****

Finding YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang