'Lalisa' - The girl who praised (2)

3.9K 344 8
                                    

"Ugh. Kau memang terlihat sakit Liz." Ucap Hanbin.

"Tapi aku tidak sedang sakit oppa."

"Gwaenchana Lisa-ssi. Kita juga tidak bisa melanjutkan pemotretan jika kondisimu tidak fit." Sahut sang fotografer.

"T-tapi ini kan baru hari pertama. Lihat aku tidak apa-apa PDnim." Ucap Lisa sembari mengayun-ayunkan lengannya.

"Lisa-ya, wajahmu merah dan berkeringat." Hanbin kembali mengingatkan.

"Ck! Sudahlah jangan berpura-pura sehat. Istirahat saja dulu." Sahut pemuda lain yang mempunyai nama asli Kim Jiwon.

"Ne, kita bisa istirahat dulu hingga waktu makan siang." Ujar sang fotografer kemudian merapikan beberapa properti sebelum pergi beristirahat.

Lisa, Hanbin dan Bobby mengangguk sopan, membiarkan sang fotografer dan pra kru keluar studio terlebih dahulu.

"Kalau kau pingsan, aku tidak ingin menggendongmu. Kau berat." Celetuk Bobby.

Lisa memukul kepala Bobby dengan topi merk Nona9on yang sebelumnya dipakai oleh Hanbin.

"Aku juga tidak ingin di gendong olehmu! Huh!" Protesnya kemudian berjalan keluar dari studio sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Lisa kesal. Meskipun Bobby lebih tua darinya, namun ia tak pernah sungkan dengan Bobby. Mereka berdua telah bersahabat semenjak trainee. Selain Mino, Bobby juga termasuk ke dalam lingkaran 'sun flower' miliknya. Sebutan untuk orang-orang di sekeliling Lisa yang dapat membuat hari-harinya cerah dan menyenangkan. Jangan ditanya tentang ketiga eonni lain, Jisoo, Jennie dan Rose sudah seperti keluarga baginya.

"Kenapa dia marah, aku kan bicara kenyataan."

"Berat badan adalah masalah sensitif bagi wanita, hyung." Ujar Hanbin sambil menepuk bahu sahabatnya.

Lisa melangkahkan kakinya menuju toilet sambil menggerutu. Sudah lama ia dan Bobby tidak bertemu namun pria itu malah mengganggunya. Entah apakah Lisa yang terlalu sensitif hari ini atau Bobby yang memang menyebalkan.

"Hhh~"

"Aku benar-benar tidak baik hari ini. Apa yang terjadi padaku."

Lisa menyandarkan dirinya pada salah satu bilik toilet. Ia perlahan membuka bajunya dan mengeluarkan barang wajib milik gadis itu. Ia melihat tubuhnya, masih tersisa beberapa bercak kemerahan pada bagian atas payudaranya. Dan seketika ia teringat kejadian dimana ia menghabiskan malam bersama Jiyong.

Blush!

Wajah Lisa kembali merah padam.

"Ck! Hanya mengingat wajah GD sunbaenim kau langsung berkeringat, Lisa-ya." Gumam Lisa kesal pada dirinya sendiri.

"Baiklah, pikirkan sesuatu yang tidak menyenangkan untuk menghapus perasaan ini, Liz."

Tiba-tiba Lisa mengingat perkataan sang manajer ketika ia dalam perjalanan untuk pemotretan tadi.

"Berkencan ya?"

Kata itu bahkan tidak pernah sedikitpun terlintas di benaknya. Apakah ia dan Jiyong sedang berkencan saat ini? Tapi pria itu tidak menyinggung sedikitpun tentang masalah berkencan dan Lisa tidak ambil pusing. Ia pernah mendengar istilah One Night Stand. Jadi ia berpikir jika hubungan mereka adalah seperti itu. Ia juga tau jika ia dan Jiyong berbeda level.

Lisa menghela nafas pelan, tubuhnya berangsur normal. Ternyata tubuhnya hanya terlalu excited sehingga membuat keringatnya berlebih dan wajahnya memerah. Ia dapat mengontrol hanya dengan memikirkan hal yang tidak disukainya.

It's a Sweat and SoapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang