What's Really Important (3)

2.9K 286 16
                                    

"Good! Good! One more time!"

Teriak sang fotografer sembari memainkan kameranya sedang memotret keempat member Blackpink (unofficial) itu.

"Oke! Done for today! Thank you girls! You guys amazing!"

"Thank you!" Jawab keempatnya bersamaan.

"Oh, apakah ini girl grup YG yang rumornya akan didebutkan itu?" Tanya sang fotografer.

Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa terdiam. Mereka saling menatap, bingung harus menjawab apa.

"Ani. Mereka masih trainee. Dan terkadang kami menggunakan trainee kami jika memang itu diperlukan. Tentunya sajangnim kami memilih yang terbaik agar semua tidak kecewa." Jawab sang manajer menyelamatkan.

Keempat gadis itu menghela nafas lega. Meskipun mereka diharuskan menjawab 'tidak' atau diam saja ketika ada yang menanyakan status mereka di YG, namun mereka memang belum dilatih untuk memberikan penjelasan kepada media atau orang asing di luar YG jika ada yang bertanya.

Fotografer asing itu terlihat mengangguk lalu tersenyum. "Kualitas trainee YG benar-benar tidak bisa diremehkan hm? Sajangnim kalian memang tidak salah mengirim kalian kesini." Ucapnya sambil terkekeh.

"Ku harap kalian segera debut. Entah itu menjadi idol atau model. Karena kalian luar biasa."

Keempat gadis itu tersenyum dan membungkuk dalam untuk berterima kasih kembali menanggapi pujian itu, sebelum berlalu meninggalkan studio dengan sang manajer.

"Mulai sekarang. Jika kalian mendapatkan pertanyaan seperti itu, jangan dijawab. Kalian hanya perlu tersenyum dan berlalu, eoh?" Titah sang manajer ketika mereka telah berada di mobil dalam perjalanan menuju cottage.

"Ne eonni. Kami akan diam. Lagipula ada eonni kan yang selalu ada di samping kita?"

"Ne ne!" Sahut ketiga gadis lainnya.

"Ya, jika aku sedang tidak bersama kalian bagaimana?" Tanya wanita bertubuh berisi itu.

"Kami akan langsung kabur."

"Hm, itu bisa juga dilakukan." Jawab manajer sambil tersenyum. "Tapi alangkah baiknya jika kalian menunjukkan perilaku yang baik. Jangan kabur seperti pencuri."

"Apalagi kalian sebentar lagi akan debut. Bagaimana jika ada yang mengenali kalian sebelum debut dan menceritakan ketika kalian berlari seperti pencuri?"

Pertanyaan si manajer membuat keempat gadis itu tertawa, membayangkan seperti apa malunya jika mereka lari tunggang langgang seperti pencuri.

"Ne eonni. Kami tidak akan seperti itu."

"Bagus. Perhatikan adik-adikmu Jisoo-ya." Ucap manajer, kemudian terlihat berpikir sebentar dan menatap Jennie di kursi belakang. "Ugh, Jennie, ku kira kau juga bisa kuandalkan."

"Aku?"

"Hm, Jisoo juga bisa kuandalkan, namun kalian tau kan kadang-kadang dia sedikit aneh?"

Kalimat manajer itu membuat ketiga gadis lain tertawa membenarkan, namun tidak dengan sang punya nama.
"Eonni!" Protesnya.

"Haha. Mianhae Jisoo-ya. Aku hanya bercanda." Ucap sang manajer masih terkekeh, pun dengan Jennie, Rose dan Lisa.

"Ck! Awas ya kalian! Aku tidak akan membagi camilanku!" Ancamnya sembari mengerucurkan bibirnya lucu.

Perjalanan dari studio pemotretan dengan cottage tidak membutuhkan waktu lama sehingga mereka tiba ketika waktu masih sore.

"Eonni, kita jadi berjalan-jalan kan?" Rose mengingatkan Jisoo yang akan masuk ke dalam kamarnya.

It's a Sweat and SoapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang