"Ya Tuhan!"
Lisa berlari dari hadapan seniornya setelah pria itu mengatakan hal yang sangat tidak masuk akal bagi Lisa.
"Aromamu sangat unik dan membuatku merinding. Bisakah aku meminta waktumu sebentar, agar bisa mencium aromamu sepenuhnya?"
Ia menggelengkan kepalanya berusaha untuk menepis kalimat yang tadi di ucapkan seniornya. Anggap saja pria itu sedang mabuk mengingat penampilannya yang sangat berantakan.
"A-apakah GD sunbae benar-benar mesum?" Batin Lisa sambil terus berlari menjauhi Jiyong.
"Dia mengendusku? Apakah bau badanku sangat parah? Padahal aku baru saja mengelap keringatku dan-"
"KYAAA!!!"
Belum sempat melawan, Jiyong lebih dulu menyeret Lisa dengan paksa.
"Aku tidak akan berbuat aneh! Aku hanya ingin mengendusmu!" Jelasnya sambil berlari dan membuka sebuah pintu darurat di ujung lobby.
"I-itu lebih aneh!"
BRAK!
Suara pintu yang di banting. Tempat di balik pintu yang menghubungkan tangga darurat itu dirasa Jiyong adalah tempat terdekat yang paling aman dan jarang dilewati orang. Pria itu tidak ingin membuang waktu dan tidak memberi kesempatan Lisa untuk memberontak. Ia menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Lisa sambil menghisap dalam aroma tubuh gadis itu.
"ANDWAAAEEEE!!!"
Leher Lisa meremang. Ia ingin berteriak namun karena sangat terkejut ia tidak bisa mengeluarkan suaranya. Tubuhnya gemetar ketakutan dengan keringat yang mulai bercucuran.
Bagaimana tidak takut jika sunbae yang tidak pernah berurusan dengannya tiba-tiba mencium aroma tubuhnya. Apalagi itu adalah bagian paling sensitif milik Lisa.
"H-hentikan sunbae." Ucap Lisa terbata. "A-aku tau jika sunbae terganggu dengan bauku yang sangat mengerikan, t-tapi tolong-"
"Huh?" Jiyong menarik diri dan terkejut melihat Lisa yang tiba-tiba menangis di hadapannya.
"M-maaf! Aku tidak bermaksud untuk mengejutkanmu! Dan baumu sama sekali tidak mengerikan!" Jelasnya.
Lisa menangis sesenggukan. Ia ingin marah karena merasa dilecehkan, namun tidak bisa mengeluarkan amarahnya. Lidahnya tercekat seolah-olah tidak benar jika ia memaki sunbae nya.
"Malah kebalikannya. Aromamu benar-benar enak." Jelas pria itu sekali lagi. "Dan aku harus tau darimana sumber aromamu itu."
Kening Lisa berkenyit. Dia tidak paham dengan ucapan Jiyong.
"M-maksudnya?"
Jiyong bersidekap, menyangga dagu dengan salah satu tangannya. Berpikir.
"Kau memakai sabun buatan Liliadrop kan?"
"Eh?" Lisa terkejut namun tidak membuat tangisannya semakin kencang. Tangisannya perlahan-lahan mulai mereda.
"Peaches and open fields dari Spring Collection mereka." Jelas Jiyong dengan wajah yang serius.
"B-bagaimana sunbae tahu-"
"Apa lagi?" Gumam pria itu. "Leole unscented sweat wipes dan spray on deodorant juga."
Kalimat Jiyong membuat Lisa semakin bingung, karena apa yang dikatakan oleh pria di depannya ini benar semua. Itu adalah produk yang saat ini tengah digunakan oleh Lisa.
"Aku punya hidung yang sensitif, ngomong-ngomong." Ujarnya seakan mengerti kebingungan Lisa. Ia juga tidak ingin dianggap sebagai pria mesum yang suka mengendus aroma tubuh orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a Sweat and Soap
FanfictionKwon Jiyong X Lalisa Manoban A remake from manga with same title "Sweat and Soap" or "Ase to Sekken" Original manga's author : Kintetsu Yamada Get this amazing pict from IG @lidragon2718 Cover editor by me