What's Really Important (1)

3.3K 305 8
                                    

Make em whistle like a missile,
bomb bomb~
Everytime I show up, blow up oh~

Prok prok prok.

Suara tepuk tangan membuat salah satu ruang latihan di gedung YG Entertainment itu menjadi ramai. Beberapa staf dan tim koreografer terlihat memberi pujian kepada empat gadis yang telah menyelesaikan penampilannya.

"Good job girls!"

"Daebak!"

"Perfecto!"

Dan semua kata pujian terlontar dari masing-masing penonton pertunjukan yang sebenarnya hanyalah latihan rutin biasa itu. Namun yang membedakan, latihan hari ini adalah latihan final setelah semua perombakan yang dilakukan selama beberapa hari berturut-turut.

"Kamsahamnida~" Keempat gadis itu berkali-kali membungkuk mengucapkan terima kasih kepada staf dan para penonton yang hadir. CEO Yang memang tidak menonton langsung, ia akan menonton secara langsung ketika mendekati tanggal debut. Jadi pria itu cukup melihat rekaman yang diberikan oleh staf saja.

Setelah berbincang dengan pelatih koreo mereka, keempat gadis itu merebahkan diri di lantai ketika semua orang telah meninggalkan ruangan itu.

"Aku lelah sekali."

"Na do."

"Aku tak mengira jika akan menjadi selelah ini."

"Bersabarlah, sebentar lagi kita akan meraih impian kita. Setidaknya sajangnim telah memberitahu tahun kita didebutkan." Ujar Jisoo yang membuat ketiga adiknya mengangguk dan tersenyum.

Beberapa hari yang lalu, CEO mereka, Yang Hyunsuk, memberikan kabar gembira kepada keempat gadis itu. Ia memberitahu jika tahun debut mereka sudah di tentukan yaitu di tahun 2016. Dan itu artinya, hanya sisa beberapa hari saja sebelum memasuki tahun 2016! Yeay! Jisoo, Jennie, Rose dan Lisa langsung tersenyum senang mendengarnya. Mereka sampai menjabat tangan sang CEO beberapa kali saking senangnya.

Meskipun Yang Hyunsuk belum memutuskan tanggal dan bulan pastinya, namun mereka sudah sangat bersyukur hanya dengan pemberitahuan itu. Akhirnya setelah penantian tidak pasti selama bertahun-tahun, saat yang di tunggu-tunggu hampir tiba. Dan yang lebih menyenangkan lagi, CEO mereka telah memberikan nama untuk grup keempat gadis itu.

Black Pink. Black dengan arti kuat, Pink dengan arti cantik dan feminin. Gadis cantik yang kuat. Cocok sekali dengan gambaran keempat gadis itu.

Suara pintu ruangan yang terbuka dengan tiba-tiba membuat mereka tersadar dari lamunan masing-masing dan mengarahkan pandangannya ke arah pintu itu. Terlihat tiga orang pria memasuki ruangan itu sembari membawa beberapa kantung plastik yang diduga adalah makanan. Teddy, Hanbin dan Bobby.

"Oppadeul!" Teriak Rose bersemangat yang langsung bangun dan menghampiri ketiga pria itu.

"Annyeong Rosie." Sapa Hanbin dengan lembut.

"Rosie?" Bobby malah menangkap hal lain dan melirik Hanbin aneh.

"Annyeong oppadeul." Sapa ketiga gadis lain sembari beranjak bangun dari tidurnya.

"Baru saja kami akan melihat latihan final kalian namun rasanya kami terlambat." Ujar Teddy mendekat sambil meletakkan beberapa kantung plastik di lantai.

"Ya, jika bukan gara-gara Hanbin yang memaksa untuk beli camilan terlebih dahulu, mungkin kami masih bisa melihatnya." Sahut Bobby.

"Ish! Lagi-lagi aku yang disalahkan." Gerutu Hanbin.

"Memang nyatanya begitu."

"Jangan lupa jika makanan ini juga untukmu, tidak hanya mereka." Jawab Hanbin yang tidak dihiraukan oleh Bobby, malah dengan seenaknya mengambil sekaleng cola dari kantung itu.

It's a Sweat and SoapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang