"Aku membutuhkannya."
Lisa memejamkan matanya. Ia berusaha melepaskan tangan Jiyong yang melingkari perut ramping gadis itu, namun sang pemuda Kwon semakin mengeratkannya. Lisa menggigit bibir bawahnya berusaha untuk mengontrol degup jantung dan keringat yang mulai bercucuran dari tubuhnya itu
"Nghh." Desahan yang tidak sengaja keluar dari bibir Lisa, membuat sang punya bibir buru-buru menutupnya dengan kedua tangannya. Jiyong yang menyadari, sempat menghentikan 'aktivitas' nya dan tersenyum tipis.
"Babo Lisa!" Kutuk Lisa dalam hati.
"Lisa, kau di dalam?"
"Jangan mendesah jika kau tidak ingin Rose mengetahuinya." Bisik Jiyong tepat di telinga Lisa. Membuatnya bergidik.
"S-sunbae."
Jiyong yang tak menghiraukan nada memohon dari gadis di depannya ini kembali menenggelamkan wajahnya di leher sang gadis. Ia kembali menyesap aroma tubuh Lisa yang bahkan terlihat tidak terganggu dengan keringat yang membasahi sebagian leher gadis itu.
"Hentikan!" Teriak Lisa yang membuat Jiyong serta Rose yang berada di balik pintu terkejut.
Lisa bergegas keluar dari kamar mandi kemudian menutupnya kembali sebelum sang sahabat menemukan pria itu dan memergokinya. Ia tidak ingin Rose menceramahinya lagi.
"Ada apa?"
"M-maksudku hentikan ocehanmu. Aku mendengar suara cemprengmu."
Rose mendengus. Ia memukul pelan kepala gadis yang lebih muda beberapa bulan darinya itu dan berdecak.
"Suara indah, kau mengerti?" Protes gadis Park. "Kau tidak menyusul?"
"Aku akan menyusul ketika bateraiku terisi penuh Chaeng." Jawabnya berusaha terlihat normal. "Mwohae?"
"Eoh. Aku juga meninggalkan ponselku." Rose mengangkat tangannya, menunjukkan benda pipih berwarna merah muda yang di dapuk menjadi benda terpenting nomor satu di dalam hidupnya itu.
Tiba-tiba kedua telinga gadis itu mendengar bunyi ponsel yang sedang berdering. Membuat keduanya bersamaan menoleh ke arah sumber suara.
"Oh tidak lagi." Gerutu Lisa dalam hati.
"Kau menchargernya di dalam kamar mandi?" Tanya Rose heran.
"H-huh?" Lisa berkenyit. "N-ne. Aku menchargernya di dalam kamar mandi." Bohongnya.
"Ck! Kau aneh. Kenapa repot-repot mencharge di dalam kamar mandi? Tidak takut basah, huh?"
Lisa hanya menggeleng dan kemudian mengekori Rose yang lebih dahulu beranjak dari kamarnya.
"Kenapa disini sangat berantakan." Gerutu Rose. "Baiklah aku pergi dulu. Jangan terlalu lama menyusul jika kau tidak ingin ketinggalan acara itu." Lanjut gadis itu sembari memakai sepatu bootnya. Lisa hanya bergumam mengiyakan sebelum Rose berpamitan dan pergi meninggalkan sang maknae di dalam cottage.
Lisa terduduk lemas. Ia lega karena Rose tidak menyadari keberadaan orang lain mengingat sepatu, tas dan jaket milik Jiyong yang masih tergeletak di ruang tengah. Diam-diam ia bersyukur karena Rose sedang dalam mode cuek dan sedang tidak menggunakan otaknya.
Gadis Thailand itu bermaksud untuk kembali ketempat persembunyiannya dengan Jiyong ketika sang sunbae lebih dulu keluar dari kamar sang gadis. Lisa hendak protes dengan apa yang dilakukan sunbae nya beberapa saat yang lalu, namun Jiyong mengisyaratkan Lisa untuk tidak berbicara terlebih dahulu karena ia sedang mengangkat telepon.
Oh, ponsel sialan itu yang mengakibatkan jantung Lisa mencelos.
"Baiklah aku akan kesana saat ini juga. Kau jangan kemana-mana, eoh?" Ujar Jiyong dalam bahasa Jepangnya sebelum ia memutuskan panggilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's a Sweat and Soap
FanfictionKwon Jiyong X Lalisa Manoban A remake from manga with same title "Sweat and Soap" or "Ase to Sekken" Original manga's author : Kintetsu Yamada Get this amazing pict from IG @lidragon2718 Cover editor by me