"Yena lu makan dulu gih.. Dari tadi gue liat lu belum ada makan." Ucap quena cemas.
"Yena, wajah lo pucat banget, gue antar lo balik aja ya atau ke rumahsakit"
"Gausah quenaa, gue gapapa" Ucap yena lemas dan sedikit terbata.
"Gapapa gimananya, liat muka lu aja pucet banget yen, lu pasti sakit. Gue panggil nando ben...
"Bruukkkk" Yena terjatuh dan tidak sadarkan diri.
Quena yang menyadari itu langsung panik dan teriak histeris meminta bantuan. Setelah tiba di rumahsakit, yena menghubungi iqbal, kak april,dan nando. Dan mereka segera datang.
Quena tertunduk dalam duduknya dan tak kuasa menahan tangisnya "yena lu sakit apa sih, kenapa akhir akhir ini lu sering banget kayak gini" Ucap quena lirih.
"Quena"
Dikoridor rumahsakit terdengan suara kaki yang terdengar sedikit berlari, nampak kak april dan iqbal telah tiba di rumahsakit.
"Kak aprill" quena berlari mendekati kak april dan memeluk kak april dengan erat. "Yena kak" Isak quena dalam pelukan kak april.
Terlihat dari belakang juga nando sudah tiba. Wajahnya sangat panik saat itu.
"Bang yena kenapa?" Tanya nando pada iqbal, namun iqbal hanya mengelengkan kepalanya seakan dia tidak mengerti "gue juga gatau ndo, tiba tiba dia pingsan kata quena"
******
"Ndo lo makan ya, nanti lo sakit kalau terus terusan kayak gini". Ucap bang iqbal
Memang sejak dia menginjakkan kakinya di rumah sakit dia terlihat sangat murung dan tidak ada rasa semangat dalam hidupnya seperti biasanya. Sejak tadi nando hanya berdiri didepan pintu ruangan ICU tempat yena dirawat. Yena koma, kembali koma seperti beberapa waktu lalu.
"Iya ndo makan dulu yuk, gue temani lo ya" Ucap brylian mendekati nando. "Mau sampai kapan lu sedih kayak gini terus ndo, yena bakal baik baik saja, dia cuma lagi istirahat kok" Brylian kembali menguatkan nando. "Ayokk" Brylian menarik tangan nando dan merangkul nando berjalan menjauhi ruangan itu untuk mengajak nando makan.
"Kak, bang gue ajak nando makan ya, kasian daritadi belum keisi makanan sama sekali" Ijin brylian pada keluarga yena.
"Iya bry" Jawab bang iqbal.
Brylian dan nando sudah semakin menjauhi ruangan itu, nando masih dengan posisi yang sama, masih dalam tatapan kosong dan tubuh yang semakin melemas. Sesekali nando bertanya pada sahabatnya itu dengan suara yang bergetar "sampai kapan yena menderita penyakit ini bry? Sampai kapan cewe gue ngerasain sakit yang luar biasa kayak gini, kenapa bukan aku saja yang sakit? Kenapa harus dia? Dia wanita tangguh yang selama ini gue temui, lo inget waktu dulu yena sakit, dia nyembunyiin penyakitnya dari semua orang dan dia masih saja bisa tersenyum di depan kita semua, dia wanita kuat bry." Tak terasa air matanya sudah membanjiri wajahnya yang tampak begitu berwibawa itu.
Brylian hampir tak kuasa menahan air matanya namun dia harus kuat didepan sahabatnya itu, dia harus mampu menguatkan nando. "Gue percaya sahabat gue jauh lebih kuat menghadapi ini semua, gue percaya dia bisa bangkit seperti dulu"
Kini brylian dan nando sudah berada di tempat makan terdekat dari rumah sakit itu, brylian terus menerus membujuk nando agar mau menelan makanan nya. Bagi brylian nando adalah seperti saudara kandungnya sendiri, mengingat keluarga nando yang begitu baik kepadanya apalagi ibu nando yang memperlakukan brylian seperti anak kandungnya sendiri membuat brylian semakin menyayangi keluarga nando. Brylian menemukan sosok ibu yang telah hilang darinya pada ibunya nando. Memang almarhumah ibunda brylian tidak pernah bisa digantikan oleh siapapun, namun perlakuan hangat yang diberikan keluarga nando terutama ibunya nando yang membuat brylian kembali bangkit dari keterpurukan itu. Ketika brylian jatuh sakit saat itu, ibunya nando yang merawat brylian sampai sembuh. Nando juga tidak keberatan dengan hal itu, bagi nando brylian adalah hal yang sangat berharga dibandingkan apapun. Mungkin ini saat yang tepat bagi brilian untuk membalas semua kebaikan nando dengan cara menjaga nando sebisa brylian. Brylian sangat menyayangi nando seperti menyayangi keluarganya sendiri.
"Ndo lu gak kasian sama gue, kalau lu terus terusan kayak gini terus lu jatuh sakit, pasti nanti gue bakal dimarahin sama mama lo, dan gak dianggep anak lagi, lu gakasihan emang sama gue?" Sedikit candaan yang diberikan brylian ternyata bisa membuat nando bereaksi. Nando menatap sahabatnya itu dalam dalam, dia memeluk sahabatnya itu "makasih bry, gue gasalah milih lu sebagai sabahat gue, bahkan bagi gue lu lebih dari itu, bagi gue lu adalah saudara gue. Makasih selama ini lu selalu bisa nguatin gue" Senyuman nando kini mulai terlihat lagi.
"Nah gitu gong, lelaki tangguh gaboleh lemah" Ejek brylian pada nando.
"Ihh ngolok ni" Nando mulai terkekeh kembali..
"Udah ih selesaiin makan lu, sebentar lagi temen temen yang lain bakal kesini terus kita kembali jenguk pacar lu"
"Oke".
Nando dan brylian keluar dari tempat makan itu, terlihat dari seberang jalan sudah ada teman teman yang lain. Mereka langsung saja menghampiri nando dan brylian. Disepanjang jalan menuju rumahsakit, teman teman yang lain nampak menjaili nando sengaja agar nando tidak kembali bersedih. Nampaknya teman teman yang lain sudah paham dengan situasi yang di alami nando, entah itu instruksi dari brylian atau memang itu adalah inisiatif temen temen yang lain. Tapi yang pasti mereka semua tidak akan membiarkan nando kembali murung. Berkat temen temen yang lain terutama brylian kini nando kembali dengan nando yang dulu, nando yang selalu ceria dan nando yang tangguh dalam menghadapi apapun. Teman teman yang lain juga merasa bahagia meliat keceriaan nando kembali seperti sedia kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ernando arisutaryadi❤
RomanceHeyy kok sendirian? Yenapun membalikkan badannya. Dan ternyata yang menyapa nya adalah sang idola