merindukanmu

256 15 0
                                    

Melihat kondisi putri bungsunya yang semakin hari semakin menurun, rasanya hati alya seperti tertusuk dedurian yang ada di seluruh taman rumah mereka. Alya menjadi semakin khawatir dengan keadaan putrinya yang tak kunjung sadar sejak seminggu yang lalu. Alya selalu berada di samping putrinya itu dengan harapan semoga yena segera sadar dari komanya. Alya tak lepas menatap wajah putrinya itu yang nampak tenang dalam istirahatnya. "Cepat sadar sayang, bunda ada disini. Bunda janji gak akan ninggalin kamu lagi karna alasan pekerjaan. Tapi tolong cepat sadar" Air matanya berhasil lolos jatuh dan mengalir dengan bebasnya di pipi wanita kurang lebih berumur 40 tahun itu.

"Bunda jangan sedih terus, yena pasti sembuh" Ucap banu yang kini menuju kearah samping ranjang yena untuk menguatkan istrinya.

Tak kuasa lagi menahan kesedihannya, alya menghambur pelukannya ke dada bidang milik suaminya itu guna mendapat sedikit ketenangan. Banu mengerti akan perasaan istrinya. Melihat buah hatinya terbaring lemah seperti itu pasti membuat hati istrinya sangat terluka. Banu mengusap lembut kepala istrinya dan mendaratkan kecupan singkat di pucuk kepala nya. "Yena anak yang tangguh pasti dia bakal sembuh" Seraya melepaskan pelukan dari istrinya lalu mengusap air mata istrinya yang sedari tadi terjun bebas di pipinya.

* * * * *

Nando sendiri hanya diam mematung saat teman temannya yang lain tengah asik bersenda gurau. Sebenarnya brylian sejak tadi sudah mengamati sikap sahabatnya itu namun dia hanya diam, dia tau apa yang sedang nando rasakan. Melihat orang yang sangat disayanginya terbaring lemah dirumah sakit. Brylian juga pernah merasakan hal itu kala ibunya dulu sedang jatuh sakit hingga akhirnya meninggalkan brylian untuk selamanya. Namun semua kesedihannya dia tepis begitu saja dan berusaha untuk tetap baik baik saja.

"Are u okey ndo?" Salman yang sama halnya dengan brylian, sedari tadi memperhatikan nando.

Supriadi dan david menoleh ke arah nando hingga david membuka suara "iya ihh diem terus dari tadi"

"Makanan lu juga gak lu sentuh sama sekali"

"Gue tau yang lu rasain, tapi lu harus bangkit, lu masih punya kita yang selalu siap buat lu bahagia" Ucap brylian lalu mengusap lengan nando untuk memberikan semangat. Teman teman yang lain juga ikut menganggukkan kepala saat mendengar ucapan brylian.

"Iya bener banget tuh kata brylian" Sahut ahludz yang ada di kursi paling ujung.

"Betul betul betul" Ucap andre dengan wajah polosnya yang sukses membuat semuanya tertawa.

Nando sedikit bergerak membenarkan posisi duduknya "thanks udah nguatin gue"

"Lo kuat, gue yakin"

Semua nya menoleh kepada asal suara itu dan mereka mendapati salman dan juga quena yang baru saja gabung bersama mereka. Karna guru dikelasnya baru saja keluar dan langsung saja mereka menuju ke kantin untuk gabung bersama yang lain.

"Ehh elu baru nongol?" Tanya supriadi

Quena menarik kursi lalu memposisikan di samping salman "iya nih, itu pak wijaja lama banget ngejelasin materinya"

"Haha guru bahasa indonesia itu ya?" Tanya brylian pada quena

"Gue mah kalau pelajarannya dia pasti udah cabut duluan ke kantin, kalau enggak mungkin gue udah tidur nyenyak karna berasa di dongengin"

"Anjir,, kerjaan lu mah emang molor terus vid."

"Tapi seriusan gatau kenapa kalau dia yang ngejelasin materi gue bosen banget" Jelas salman

"Mukanya dia aja juga ngebosenin, haha" Jawab reza dengan santinya

Brylian menonyor kepalaa reza sampai dia menyernyit kesakitan

Ernando arisutaryadi❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang