hancur

254 17 0
                                    

"Sumpah gue kasian sama nando anjir, dia jadi hancur banget kayak gini"

"Sama gus, gue juga kasian banget liatnya"

"Gue gatega liat sahabat gue jadi kayak gini" Ucap brylian penuh kesedihan.

"Elo yang paling deket sama nando bry, tolong kuatin dia ya" Pinta quena pada brylian.

"Gue bener bener hancur, gue bener bener gak nyangka yena bakal kayak gini, yena sahabat gue dari kecil, sama sekali dia gak pernah ceritain penyakitnya ke gue" Quena menangis begitu hebatnya, kedua bahunya benar benar berguncang hebat.

Quena benar benar merasa hancur, dia tidak bisa menahan nya lagi, tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Salman sungguh tidak tega melihat wanitanya bersedih seperti ini, dia langsung memeluk erat tubuh quena untuk menenangkannya.
"Yang sabar sayang, gue sama temen temen juga benar benar hancur dengan semua ini, yena juga sahabat kami, dia wanita yang benar benar baik, tapi kami juga hancur melihat perubahan psikis nando yang semakin hari kian memburuk"

* * *

"Setelah dia keluar dari rumah sakit beberapa bulan yang lalu, dia pernah bilang ke ayah untuk selalu nguatin nando, dia berpesan ke ayah untuk selalu jagain nando seperti ayah jagain yena. Dia juga minta ke ayah agar nandi tidak sedih berkepanjangan. Intinya dia tidak suka melihat nando nya merasa hancur seperti sekarang."

"Yahh bilang ke nando kalau yena bakal sembuh, jangan bilang kalau yena akan pergi ninggalin kita semua"

Iqbal sangat tidak tega melihat kondisi nando saat ini iqbal hanya bisa menundukkan pandangannya di samping keysia, tunangannya.

"Key, adik gue" Iqbal menitikkan air matanya lalu segera mengusapnya.

Keysia yang sejak tadi berdiri di samping iqbal hanya bisa menatap kosong ke arah yena yang masih tetap saja tenang istirahat merebahkan tubuhnya diatas sana. Sesekali hatinya juga sangat hancur, mengingat ada hal yang belum bisa dia tepati pada yena, mengajaknya berlibur ke pulau dewata bali.

"Yena cepat sembuh sayang, kakak bakal tepatin janji kakak buat ajak yena liburan ke bali" Gumamnya lirih namun masih terdengar di telinga iqbal. Iqbal semakin hancur mendengar ucapan keysia, iqbal langsung memeluk tubuh keysia dengan erat.

Keysia hanya diam mematung dalam dekapan iqbal, menahan seluruh perih dan lara yang sedang dia rasakan.

Nando hanya menatap penuh harap akan kesembuhan yena, Memandangi yena dari luar jendela kecil yang ada di tengah pintu ruang ICU itu. Kenapa sampai sekarang yena belum bangun juga. Lalu siapa nanti yang akan menghapus semua kepedihan yang nando rasakan. Siapa yang akan menguatkannya lagi.

Sesekali nando menatap langit langit rumahsakit yang dipenuhi dengan chat berwarna putih, perlahan dia menjatuhkan tubuhnya dilantai secara perlahan. Posisinya saat ini adalah dia sedang duduk dengan memeluk kedua lututnya sendiri, berusaha menepis semua kepedihan yang dia rasakan.

Nando menenggelamkan kepalanya dalam kedua lututnya. Tidak ada kekuatan lagi baginya untuk menemui yena, nando benar benar merasa hancur.

Iqbal sejak tadi sudah memperhatikan sikap nando, nampak begitu jelas bahwa dirinya tidak bisa lagi menahan semua kepedihan ini. Iqbal sungguh kasihan melihat juniornya itu dan juga pacar dari adik perempuannya.

Iqbal mendekati nando, kedua tangannya dia letakkan tepat di atas kedua pundak milik nando. Perlahan dia berusaha untuk mengajak nando untuk bangkit. Iqbal memegang pergelangan tangan nando, menuntunnya pelan menuju sebuah tempat. Tempat itu memang tidak asing bagi nando, karna hampir setiap waktu saat dirinya akan bertanding waktu itu dia dan teman temannya yang lain selalu ada di tempat itu. Iqbal menghentikan langkahnya dan diikuti nando yang sekarang ada di sampingnya. Nando membuang napasnya dengan payah. Iqbal menarik kedua sudut bibirnya untuk membentuk sebuah senyuman tipis di bibirnya.

Ernando arisutaryadi❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang