Halo kalongers!!!!!!!!!
bikin cerita itu ya gini, konfliknya kalau bisa lebih dari satu biar bewarna. kalau cuma satu ntar chapter yang tersedia pasti dikit. kalau chapter dikit pasti protes 'kok udahan sih?', 'kok dikitan sih?' kok kok kok koookkkkkkkk...
iihhhh pengen kukecup manja kerongkongan kalian. hahahaha.
nih mamam chapter ini!
"Sabarlah, Seohyunnie! Perutku penuh. Kenapa buru-buru begini?" tahan Yoona ketika Seohyun mengajak kembali ke kamar.
Awalnya Seohyun percaya saja karena Yoona memang makan terlalu banyak. Tapi setelah menyadari pandangan wanita di sisinya, dia pun paham kalau ucapan barusan sekadar alibi. Bagaimana bukan? Yoona pasti menunggu pegawai wanita tadi membereskan piring dan gelas di meja mereka. Wanita kebangsaan Thailand bernama Naenae Suthatta.
"Baiklah, aku mau ambil buah." Ujar Seohyun beranjak ke meja ditumpangi nampan berisi buah-buahan dan jus. "Agasshi, temanku masih mau makan buah tapi sementara itu Anda boleh membersihkan meja."
"Tidak apa aku bisa menunggu sampai kalian selesai."
"Oh ani ani, Anda boleh membersihkannya. Lagi pula, temanku punya sedikit kelainan. Dia phobia kalau berada di depan meja kotor."
"Ne?" Seohyun mengangkat alis seraya memanggut memberi penekanan seolah ucapan barusan benar adanya. "Baik, baik, akan kubersihkan. Maaf," haturnya meraih serbet dan berlalu.
Seohyun mengulum senyum lebar antara membantu dan meledek Yoona. Tapi bagaimana pun dia layak mendapat ucapan terima kasih karena keinginan si hidung belang terpenuhi. Kalau tidak bisa-bisa Yoona mengeluarkan jurus player yang syukur-syukur nanti berhasil. Walau selama ini berhasil menggait banyak kalangan, tapi sepandai-pandai monyet bergelantungan lengan akan linu dan terperosok juga.
"Ne?" bingung Yoona terbelalak.
"Sekali lagi maaf. Semoga Anda baik-baik saja. Selama di sini jangan sungkan-sungkan meminta tolong. Permisi,"
Yoona mengernyit masih tidak paham. Bertanya-tanya apa maksud ucapan pegawai barusan. Kenapa sampai berbicara soal penyakit bahkan beberapa kali meminta maaf? Sementara Seohyun mengulum senyum tapi sekian detik kemudian tertawa sambil melayangkan jemari ke lengan Yoona.
"Yaahh, pasti ulahmu, Bae Seohyun!"
"Hahahaha. Aku bilang kau punya kelainan terhadap meja kotor jadi dia..."
Puk! Puk puk plak!
"Omooo, jangan melakukan penganiayaan di sini! Hahahaah."
Drrtttt! Tiba-tiba ponsel Seohyun berdering. Raut tengil diwarnai keceriaan memudar. Panggilan dari Kiku. Ternyata adik ipar mantan kekasihnya sudah menunggu di luar hotel. Yoona mengijinkannya beranjak lebih dulu dan berbicara empat mata.
"Jujur aku sama sekali tidak tahu apa yang terjadi. Jiwon unnie tidak mau bercerita dan memintaku agar tidak menemuimu, Unnie. Tapi bagaimana juga aku yang memintamu kemari. Sangat tidak beretika kalau sampai harus mengacuhkan Unnie. Mianhae,"
"Tidak apa-apa, Kiku. Kau memberi penawaran dan aku yang ingin ke sini. Lagi pula, kalian masih suasana berduka. Sangat bisa dipahami. Tidak mudah bagi seorang wanita seperti Jiwon unnie berada di kondisi begini. Sungguh aku tidak menyesal sudah datang. Setidaknya dia benar-benar membaik sekarang."
Kiku mengusap air mata walau tak ada yang memarahi. Dia hanya benar-benar merasa bersalah telah membawa Seohyun ke rumah sakit dan berakhir air mata. Siapa sangka Jiwon akan bersikap dingin dan mengusirnya pergi? Meski Seohyun berkata semua baik-baik saja, tapi bila posisi mereka ditukar kata 'baik-baik saja' sekadar omong kosong dan hiburan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate Be Soulmate
FanfictionDua orang memiliki karakter bertolak belakang harus tinggal sekamar. Apa yang akan terjadi? "Tanyakan pada makhluk spesies aneh ini!" tunjuk Yoona merenggut kesal. "Makhluk spesies aneh katamu? Kau yang aneh!"