Horeeee aku berhasil bikin kalongers sedih di part masa lalu Yoona. Ngetik sambil nangis broooo.
*
"Aku pasti bersikap seperti Irene kalau jadi seorang kakak."
Pulang usai kerja dan perjalanan dari Gimpo malah mendapat introgasi dari kakak lain. Seohyun harus berbangga diri karena ada banyak kakak selalu memerhatikan sekaligus siap memberi 'sidang' dadakan. Mungkin mudah menghindar dari perhatian Irene, tapi sulit bila yang dihadapi adalah unniedeul di kontrakan.
"Iya, mengerti. Mianhae, Hyo Unnie ikut khawatir. Tapi perpisahan selalu berakhir dengan air mata terlepas pada status apapun."
"Jangan membela diri!"
"Hahahaha. Ngomong-ngomong bagaimana Nicole?"
"Sedang mengalihkan obrolan?" celetuk Hyoyeon menjewer telinga Seohyun sambil tercengir.
"Hahahaha. Aniyo. Sudah besok saja ceritanya. Aku mau ke kamar."
Di kamar terlihat sepi. Usai makan malam Yoona beranjak lagi tanpa mengemasi kasur. Papan ranjang dibiarkan kosong. Tas kerja pun seenaknya berebah di tengah-tengah karpet seolah dilempar begitu saja.
"Pergi ke mana anak itu sampai belum pulang?" lirih Seohyun melihat jam dinding memperlihatkan pukul 21:30 kemudian memungut tas Yoona dan diletakkan ke meja.
Ddrrtttt!
"Panjang umur." Pikir Seohyun mendapat panggilan dari Yoona. "Yoong?"
"Seohyunnie, buka jendela!"
"Mwo?"
Tok tok tok! Wujud bayangan terukir dari tirai. Seohyun tidak takut lagi sekarang. Siapa lagi kalau bukan Yoona? Dan benar saja saat menyibak tirai, Yoona tercengir melambai-lambai. Jemari pun menarik jendela memperlihatkan rupa cantik berlapis konyol di luar kamar.
"Haaiii,"
"Apa yang kau lakukan? Tidak bawa kunci lagi? Tapi pagar dan pintu belum dikunci."
Yoona menggeleng cepat seraya melipat lengan dan memangku dagu seolah berada di posisi nyaman. "Ayo turun! Aku beli ubi bakar. Kita makan di pinggir kolam."
"Tapi kenapa harus sampai lewat sini?"
"Sooyoungie belum tidur. Dia pasti akan memalak. Tadi pun kau makan sedikit sekali gara-gara sedih."
Bola mata Seohyun kian tenggelam tertimbun pelupuk dan kelopak kala menyipit. "Bagaimana kau tahu?"
"Rahasia. Hahaha. Kajja, turun! Tapi jangan ketahuan shikshin. Aku beli untuk berdua."
"Maksudmu, aku lewat dalam dan kau turun lewat sini?" Yoona memanggut mantap. "Bahaya, Yoongie ah! Masuk saja."
"Ani ani ani. Cepat keluar! Aku menunggumu di kolam. Hehehe."
"Hati-hati!"
Yoona buru-buru menengadah dan menaruh telunjuk ke bibir. "Sstttt! Cepat kunci jendela dan keluar!"
"Ada-ada saja." Batin Seohyun langsung melangkah ke kolam tepat di halaman belakang dapur.
Yoona lebih dulu sampai dan sedang meniup-niup ubi bakar hingga mengepulkan asap. Sejauh ini raga rusa terlihat baik. Pertanda 'parkour' barusan sukses tanpa insiden. Entah darimana keberanian menghampiri sampai-sampai berani naik-turun lewat pipa. Julukan rusa kurang cocok ternyata untuk sejenis Yoona yang terlampau lincah. Mungkin hyena atau cheetah lebih pas.
"Makanlah!" pinta Yoona menyodorkan tiga buah ubi bakar masih hangat.
"Darimana tahu soal aku? Hyo unnie tidak mungkin bercerita apalagi kau baru datang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate Be Soulmate
FanficDua orang memiliki karakter bertolak belakang harus tinggal sekamar. Apa yang akan terjadi? "Tanyakan pada makhluk spesies aneh ini!" tunjuk Yoona merenggut kesal. "Makhluk spesies aneh katamu? Kau yang aneh!"