Haloooooooooooooooooooooo, kalongers yang nun jauh dekat di hati. makasih banget buat yang selalu setia di setiap chapternya. cinta kalian!
"Adakah hal lain lagi ingin kau sampaikan, Yoong? Katakan saja sekarang!"
Yoona menghela napas berat seraya menggeleng. "Tidak ada."
"Sungguh?"
Dua pasang bola mata sayu menatap satu sama lain. Tak ada jawaban. Seohyun masih menunggu sekian detik berharap Yoona akan mengatakan sesuatu. Bersungut-sungut bahwa cinta ini tidak palsu atau rencana belaka. Tidak keberatan pula bila Yoona mengumpat lalu berakhir pada pelukan.
Namun, tak sesuai harapan. Benar-benar hampa. Yoona tak melakukan apapun selain berdiam diri menunduk seperti pasrah andai Seohyun memilih pergi. Dan benarlah Seohyun angkat kaki usai mengucap terima kasih.
Jessica, Sunny, dan Sooyoung lari terbirit-birit ke dapur sambil pura-pura mengobrol. Saat Seohyun masuk mereka menyapa seperti biasa dan Seohyun pun membalas sebelum kemudian masuk kamar. Langkahnya berat dan lemas, wajah pucat nan layu, dan lambat-laun butiran air bertemu di pelupuk.
"Ahahaha, aku tidak curang."
"Tidak, Hyo, kau menyembunyikan kartu di balik punggung."
Glek! Hyoyeon keluar kamar karena menghindari dari gelitikan Nicole. Seketika dua pandangan langsung tertuju ke raga tak bertenaga. Seohyun terlonjak dan langsung menyeka air mata.
"Hai, hehehe. Nic? Akhirnya bertemu Hyo unnie juga."
Tak berminat menjawab sahutan Seohyun yang sudah memiliki jawaban, Nicole lebih tertuju pada air muka sahabat. "Kau menangis?"
"A-aniyo. Hanya terlalu panas saat perjalanan pulang."
"Tapi sekarang kan sudah sore." Sahut Nicole memojokkan.
"Memang kalau sore aku tidak boleh berkeringat?"
"Kenapa keringatmu pindah ke mata?" pancing Nicole terus untuk mendapat jawaban pasti.
Di samping, Hyoyeon melirik ke bawah melihat Yoona masuk tak kalah lemah. Samar-samar dilihat wajah lesu Yoona juga menatap kilas ke atas. Dia pun langsung tahu jawabannya.
"Nicky, jangan ganggu Seohyun! Biarkan dia mandi dan istirahat." Tutur Hyoyeon melingkarkan lengan di pinggang Nicole dan memberi colekan.
*
Selepas membersihkan diri dan makan malam, Yoona tak menginjak kamar sama sekali. Dia terus menyibukkan diri memegang ponsel di ruang tengah. Padahal tidak ada hal penting dilakukan. Hanya menonton youtube, mengecek media sosial, lalu bermain game. Seluruh penghuni bak sepakat memilih bungkam. Membiarkan masalah yang tidak dibicarakan agar diselesaikan oleh dua maknae.
"Guk guk guk."
"Hei, Zero. Mau menemaniku ya?"
Anjing abu-abu peliharan Taeyeon berlarian di sekitar sofa kemudian duduk menyandarkan badan bulat di betis Yoona sambil menatap purau. 'Ceritalah, kawan!' mungkin begitu kira-kira tatapan tersebut.
"Guk guk guk."
"Dasar anjing! Mana mungkin kau paham soal duniawi dan perasaan." Ucap Yoona datar mengelus dahi berbulu rapi. Pasti Taeyeon sudah membawanya ke tempat perawatan.
"Guk guk guk."
"Bisakah berhenti menggonggong? Aku tak akan mengerti."
Sama halnya Yoona, Zero pun tak akan mengerti sekalipun mulut wanita patah hati berbuih. Tapi paling tidak ketidakpahaman dua makhluk berbeda wujud bisa mengisi kekosongan satu sama lain. Lagi pula, Taeyeon tidak bisa menemani Zero. Midget itu pasti sudah tidur karena Tiffany sedang ada kerjaan di luar kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate Be Soulmate
FanfictionDua orang memiliki karakter bertolak belakang harus tinggal sekamar. Apa yang akan terjadi? "Tanyakan pada makhluk spesies aneh ini!" tunjuk Yoona merenggut kesal. "Makhluk spesies aneh katamu? Kau yang aneh!"