Aku Masih Kesal

1.5K 139 90
                                    

Haaaaaalo kalong-kalong setia di dunia YoonHyun. 

*

Persis ucapan Luna. Pundak Seohyun nyeri sekali sampai kesusahan memegang setir. Bisa sampai ke kantor Yoona pun setengah mati menahan sakit dan harus pelan-pelan. Kini tengah terduduk lemas di motor seraya menggerak-gerakkan jari agar rileks sejenak.

"Aku bisa." Dukung Seohyun pada diri sendiri seraya menyalakan motor.

Perlahan dijalankan motor meninggalkan kantor Yoona. Laju kendaraan benar-benar pelan. Kecepatan antara 20-40 km/jam. Dia juga tak berani mengambil jalan tengah. Selalu di pinggir demi keselamatan. Sudah begitu pun seringkali kendaraan di belakang menekan klakson membuat Seohyun kaget sampai sesekali berhenti.

TIINNN! Tak sekadar menekan klakson. Sebuah mobil bahkan berhenti tepat di depan Seohyun lalu keluar dan menutup pintu kasar.

"Hei! Bisakah menyingkir dari jalanan? Kalau tidak bisa pakai motor lebih baik naik kendaraan umum!"

"Maaf, aku sedang tidak sehat. Maaf mengganggu jalan Anda!" tutur Seohyun turun dari motor dan membungkuk di hadapan pria yang secara visual tidak terlalu tua darinya.

"Haahh!" erang pria tersebut mendorong tepat di pundak Seohyun yang luka hingga terperosok ke trotoar.

Bruukk!

Seorang pria berusia sebaya mereka kebetulan melintas di trotoar langsung membantu Seohyun bangkit. Tangan tak kalah kekar balas mendorong pria angkuh dan melempar sorot kemurkaan.

"Heh, apa tidak malu melukai perempuan?"

"Minggir kau!"

"Kau yang minggir dan segera pergi dari sini! Tuli ya? Dia sudah meminta maaf." sahut pria penolong mengeraskan suara.

Seohyun menengahi kedua pria sambil meminta maaf pada pria bermobil. Dia menghaturkan jika tak berniat mengusik jalanan apalagi membuat pria tersebut kesal. Tak lupa pula berterima kasih pada si penolong karena berbaik hati membela.

"Sudah tahu tidak sehat masih berkendara. Tidak sadar diri. Menyusahkan di jalan saja! Kau juga. Urus urusanmu sendiri." sentaknya lagi tak merasa bersalah kemudian berbalik badan. Tapi baru mengambil satu langkah, setelapak tangan mendarat di bahu dan memberi penekanan. "Kau siapa?"

Buukk! Sekepal tangan melibas tepat di rahang si pria disusul lutut menyodok keras bagian perut. Belum sempat pria angkuh membuka suara, jemari lentik menjambak rambut klimis dan mendorong keras kepala ke badan mobil.

Jdug!

"Yoongie, hentikan!"

"Agasshi, biar aku saja," tahan pria penolong kemudian melerai wanita beringas yang adalah Yoona dan menariknya menjauh. "Agasshi, sudah. Tolong jangan memperkeruh!"

"Sekarang lebih baik pergi atau kepalamu lepas dari leher!" pekik Yoona berapi-api kapan saja siap menjadikan awak arogan sebagai abu.

*

Yoona merebahkan Seohyun ke ranjang dalam posisi setengah duduk. Dia mengambil sapu tangan dan air hangat untuk mengusapkan ke pundak. Tak lupa membawa salap pula. Sambil lengan lain Seohyun masih menatakkan sapu tangan hangat, Yoona terus memijat lengan dan jemari Seohyun.

"Kenapa ke kantorku meski tidak dapat balasan kabar? Kenapa juga tidak meminta bantuan atau menghubungi orang rumah?"

"Tidak mau merepotkan unniedeul, Yoong. Luna juga sempat memaksa mau mengantar tapi aku bersikeras mau menjemputmu. Mian,"

"Luna lagi." Pikir Yoona masih sempat merasa cemburu. "Lain kali jangan ulangi apalagi memaksakan diri begini. Aku tidak suka. Mengerti?"

Bibir Seohyun mengulas senyum kecil mendapat perhatian Yoona. Padahal diberi sedikit amukan pun tidak masalah. Karena menunjukkan Yoongie sudah kembali. Iya, dia menginginkan Yoongie, kekasihnya.

Roommate Be SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang