Haaaaalo para kalong di dunia fanfic terutama para Loyalist! Apa kabar kalian?
*Tadi kucoba di akun temen sih bisa. Semoga ini gak error.*
*
"DASAR PENCURI!"
"Pencu..."
"Miaawww!"
Mereka kaget usai mendengar suara kucing. Irene berdiri paling dekat tepi meja pun terbelalak sejenak kemudian mengembus napas lega. Disandarkan sapu di sisi kursi lalu menghampiri 'pencuri' yang ternyata adalah kucing belang hitam-putih. Dan suara pecahan yang mereka dengar tak lain adalah piring dan gelas.
"Ku-kucing?" heran Yoona masih menggenggam sikat wc dan mengamati sekeliling. Dinyalakan pula lampu ruang tamu. Ternyata memang tidak ada siapa-siapa selain kucing penyusup yang kelaparan. "Hehehehe, bukan pencuri rupanya. Hahaha."
"Kyeopta." Gemas Irene mengelus lembut rambut itu sementara si kucing masih sibuk menghabiskan makanan.
Melihat hewan berkumis asyik menghabiskan makanan, Yoona akhirnya menyadari sesuatu. "Huwaaa, ikan panggangku! Ommooo, dasar pencuri ikan!"
"Yaahhh, siapa terakhir kali ke dapur usai memesan delivery?" tegur Seohyun mengunci jendela dan mengelap area yang terciprat air hujan.
"Mmm, a-aku."
Yoona merenggut kesal bercampur menyesal. Gara-gara lupa menutup jendela akhirnya masuk kucing yang mencari pelindungan dari hujan lalu menyantap sisa ikan panggang. Dia yang lupa mengunci jendela, dia pula yang mengira pencuri. Kini hanya bisa menekuk wajah melihat calon menu sarapan esok dihabiskan sebangsa harimau.
"Brrrrr, kupikir menutup saja sudah cukup. Ternyata tidak. Ikan panggang. Huuhhh,"
"Eh, dia terluka." Tutur Seohyun melihat kaki kucing tersebut. "Pasti karena pecahan. Yoong, tolong ambilkan kandang Zero ya! Sementara dia akan di sini. Sekarang masih hujan dan dia terluka."
"Kenapa aku harus menolong..."
"Ambil saja, Yoong!" hardik Irene. "Semua ini karena kau juga."
Kalau kakak-adik sudah berkomplot, orang lain bisa apa? Yoona menurut saja sebelum ada adegan pembantaian di kontrakan milik Jung ahjumma. Syukur-syukur nanti bisa selamat. Jika tidak? Dia pasti tak mendapat honor saat kisah ini diangkat ke layar kaca. Namanya akan dikenang tapi tak sepeser uang pun diterima. Rugi!
"Aigo?"
Tiba-tiba Yoona tersentak ketika melewati ruang tengah. Kepala menoleh 90 derajat tepat ke balkon. Lap! Kilat menyapa sekian kali dan menjadi flash untuk benda empuk terpapar percikan air mata langit.
"RANJANGKUUUU????"
*
Hyoyeon baru keluar kamar hendak menuju lift. Sooyoung dan Taeyeon sendiri telah berada di hallroom menikmati sarapan lebih dulu. Bukan hal aneh karena Sooyoung adalah pecinta makanan. Jangankan Hyoyeon atau teman lain, Sunny pun kadang terabaikan demi makanan. Kecintaan terhadap makanan ibarat kanker stadium akut.
Ting!
Hyoyeon masuk ke dalam lift. Karena kamar berada di lantai paling atas, dia hanya sendirian sampai kemudian seruang balok terhenti di angka tujuh. Ada sepasang suami-istri lanjut usia berwajah barat saling bergandeng tangan. Hyoyeon membalas senyum mereka dan sedikit bergeser karena berdiri di tengah-tengah.
Lagi, pintu kembali terbuka dan kali ini menyambuk dada Hyoyeon serta sosok yang hendak bergabung ke dalam. Wanita berambut coklat dan memakai blazer maroon sedikit lebih tinggi dari Hyoyeon. Mereka sama-sama terbelalak sejarak tak lebih dari setengah meter.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate Be Soulmate
Fiksi PenggemarDua orang memiliki karakter bertolak belakang harus tinggal sekamar. Apa yang akan terjadi? "Tanyakan pada makhluk spesies aneh ini!" tunjuk Yoona merenggut kesal. "Makhluk spesies aneh katamu? Kau yang aneh!"