Halo kalongers! sudah pada tahu kalau selesai cerita ini bakal ada cerita ensi di akun sebelah?
Seohyun tak yakin Yoona benar-benar menaruh perasaan. Opsi paling jelas adalah rusa sekamar marah karena tak 1 atau 2 kali dia telat tapi berkali-kali semata-mata menemani Luna sampai bus datang. Karena sebelum bersama Yoona, Seohyun dan Luna sering pulang bersama. Jelas sekali pasti soal keterlambatan dan motor yang dipakai adalah milik rusa Im. Bukan cinta. Begitu pikir Seohyun.
"Yoong," panggil Seohyun melihat Yoona keluar dari kamar mandi kemudian menunjuk makanan di atas meja yang tadi dibeli. "Makanlah! Aku akan mandi."
"Ne,"
Hanya sahutan singkat serta wajah memaling tak bersahabat. Selepas Seohyun masuk ke kamar mandi, Yoona melahap cepat seporsi nasi lengkap dengan bulgogi dan salad sayur. Dia menghabiskan makanan lebih dulu agar bisa langsung keluar sebelum Seohyun selesai mandi. Memang sengaja menghindar karena masih kesal.
Antara terlampau kesal atau kekanakan, Yoona sampai-sampai keluar lewat jendela untuk menghindari 'introgasi' dari pasangan YulSic, TaeNy, dan si shikshin Sooyoung. Berjam-jam 'bersemedi' di tepi kolam sambil membaca buku fiksi karya salah satu penulis asal Indonesia bertajuk The Cursed Hand. Bukan hobinya menghabiskan waktu membaca buku, tapi dia tak punya pilihan lain.
Lepas berjam-jam kemudian Yoona baru kembali ke kamar dan Seohyun telah tidur. Keesokan hari saat bangun, ranjang Seohyun sudah kosong dan rapi. Yoona pikir pasti teman sekamar sedang di dapur bersama unniedeul. Ternyata salah besar. Seohyun tak ada di dapur dan heels coklat tua yang biasa dipakai juga tidak berjajar di rak sepatu.
"Unnie, Seohyun sudah berangkat ya?" tanya Yoona pada Jessica, satu-satunya penghuni tersisa dan siap berangkat.
"Sudah sekitar sepuluh menit lalu. Kalian belum selesai bertengkar ya?" ujar Jessica lalu menghabiskan susu. "Kalau memang cinta, katakan saja. Tidak usah gengsi. Aku pergi dulu. Jangan lupa pakai mantel. Cuaca mulai dingin" Lanjutnya menepuk pundak Yoona dan beranjak meninggalkan rumah ke kantor.
Yoona diam sesaat melihat menu di meja makan. Dia sudah kehilangan napsu makan. Diraih kotak makan dan dipindahkan semua makanan ke dalam kotak lalu menyusul penghuni lain meninggalkan rumah. Motor melaju keluar pemukiman menghampiri halte. Seohyun tak ada di sana. Pasti bus telah membawanya pergi.
"Astaga," batin Yoona lesu memukul setir.
*
Daun-daun berguguran. Musim gugur sudah setengah jalan. Tapi cuaca seperti di awal musim salju. Dingin. Butuh sesuatu yang menghangatkan, tapi tetap saja masih ada bagian yang dingin. Hati misalnya.
"Jadi tidak bersemangat," ucap Seohyun dalam hati menggenggam cangkir kopi latte.
Seohyun mengintip Yoona dari dapur tadi malam. Jarang sekali teman sekamar memangku buku apalagi memilih ruang sendiri. Pasti ada apa-apa. Seperti hati mereka sekarang. Ada apa-apa. Tengah dingin dan butuh pelipur atau penghangat.
Berulang kali Seohyun mengecek ponsel. Tak ada satu pesan pun dari Yoona. Dia sungguh berharap Yoona mengirim berisi umpatan. Mungkin berbunyi, "Pabo Bae! Kenapa pergi dulu?" atau lebih intens lagi, "Yaahh, mana bekal makan siangku? Jangan pergi begitu saja!" atau bisa pula umpatan lain. Seohyun janji tak akan marah. Sebaliknya malah mengembalikan tawa di bibir yang sedari tadi bungkam.
"Tapi kenapa pula aku memikirkan itu? Bukankah dengan begini dia tak akan kesal lagi?" pikir Seohyun. Tapi walau begitu dia tetap lesu menyeruput kopi yang mulai dingin.
Tak jauh dari tempat Seohyun merenung, seseorang yang tak lain adalah Yoona ikut memasang muka masam. Makan siang kali ini tidak begitu nikmat seperti hari-hari biasa. Padahal tadi pagi tak sempat sarapan karena mengejar ke halte. Waktu-waktu lalu Seohyun yang menyiapkan makanan di kotak makan walau tidak selalu masakan sendiri. Tapi tetap terasa enak dan menggugah selera. Berbeda dengan sekarang. Seohyun pergi, dia menyiapkan bekal sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Roommate Be Soulmate
FanfictionDua orang memiliki karakter bertolak belakang harus tinggal sekamar. Apa yang akan terjadi? "Tanyakan pada makhluk spesies aneh ini!" tunjuk Yoona merenggut kesal. "Makhluk spesies aneh katamu? Kau yang aneh!"