Flute Instrumental

1.1K 145 57
                                    

Halo sekumpulan kalong! 

Hatiku lagi lumer lihat dedek Seo sejak kemarin. Aduhai... kayak ngaca aku nih. Hahaha. *ngaca kalau gak bisa seanggun itu maksudnya*

*

Di ranjang, Seohyun telah terlelap sejak dua jam lalu. Dia punya kebiasaan mematikan data internet agar terhindar dari pesan teks atau notifikasi kurang bermanfaat. Jikalau benar-benar penting Seohyun yakin seseorang tak akan keberatan mengirim sms atau menelpon jaringan biasa.

"Mmmm," gumamnya mengganti posisi tidur menghadap kanan di mana ranjang Yoona berdiri. Samar-samar mata terbuka dan baru sadar ranjang di sebelah datar. Seohyun tergelak bangun. Dia mengerjap kaget karena Yoona benar-benar tidak ada. Tak terlihat si rusa sempat pulang karena ranjang masih rapi.

"Ke mana anak itu?"

Seohyun bangkit hendak meraih ponsel tapi tiba-tiba bergidik ketika melihat siluette dari cermin. Kepala menoleh ke jendela. Dia kian kaget karena penglihatannya tidak salah. Kedua kaki lekas beringsut dan menunduk ke balik meja.

"Aigoo! Ada pencuri? Bagaimana ini? Aku harus memberitahu unniedeul." Batinnya merangkak beranjak, tapi tiba-tiba terhenti. "Tidak, tidak, tidak. Jika keluar dia pasti bisa menyadari pergerakanku. Bisa juga sebelum membangunkan unniedeul, pencuri sudah lebih dulu masuk kamar. Siapa tahu dia bawa senjata?"

Pandangan tertuju pada gagang sapu di sisi pintu. Jemari Seohyun sigap meraih sapu dan diangkat ke pundak bak seorang pemain baseball mengambil ancang-ancang saat bola datang. Sepasang mata membidik tajam ke bayangan hitam. Terdengar jemari pencuri tersebut menggebrak ingin membuka jendela. Perlahan tapi pasti tangan Seohyun meraih mortise lock.

"Ayolah, Seohyunnie! Kau bisa melawan pencuri ini." Batinnya menghela napas dari mulut. Bersamaan kunci terbuka, Seohyun menarik daun jendela dan menyodokkan ujung gagang sapu ke kepala pencuri. "DASAR PENCURI!"

DUG!

"AWWW! Hyunnie, stop!"

"Yoongie?" lirih Seohyun terkejut lalu menyingkirkan tirai. "Yoong? Aigooo!" kagetnya lagi sigap melepaskan sapu dan membekap mulut melihat Yoona kesakitan memegang pelipis.

"Apa? 'Aigoo' kepalamu?" gertak Yoona mendesis kesakitan dan reflek menitikkan air mata. "Mana ada pencuri secantik aku?"

Ujaran serta kepercayaan diri Yoona sontak mengundang kekesalan Seohyun. "Yaahhh? Lagi pula kenapa masuk rumah seperti pencuri?" sahutnya bukan menolong malah mendorong pundak Yoona cukup keras.

"Huwaaaaa!!!" Dorongan Seohyun membuat Yoona tak sengaja melepas pegangan dari alas jendela dan badan sedikit limbung ke belakang.

"Omoo!"

Seohyun cepat meraih kedua lengan Yoona. Setelah pijakan dan posisi seimbang, dia menarik rusa sekamarnya masuk ke dalam. Merasa sudah aman, Yoona seolah lupa kata terima kasih. Diraih boneka mickey mouse dan dilempar ke Seohyun.

"Harusnya lihat dulu baru bertindak."

"Aisshh, mianhae. Kuobati ne." Tutur Seohyun menarik kursi di kolong meja dan menuntun Yoona agar duduk.

"Tidak usah! Yang ada malah menyakiti lagi."

Tuduhan bercampur kekesalan Yoona menjadi umpan mujarab bagi amarah Seohyun. Niat baik pun berganti amukan.

"Hei, aku baru saja menyelamatkanmu!"

"Ya, setelah ini!" sahut Yoona menunjuk pelipis yang terasa amat nyeri dan panas. Dia mengambil boneka rilakuma di meja dan melemparkan ke Seohyun. "Dan kenapa ponselmu tidak bisa dihubungi kalau masih terjaga?"

Roommate Be SoulmateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang