3.1K 404 314
                                    

.

Pagi ini Felix udah bangun. Gaada siapa-siapa yang nungguin karna emang gaada yang ngabarin orangtua masing-masing.

Changbin yang baru aja keluar beli sarapan masuk ke kamar Felix dan melihat Felix udah tersenyum.

"Pagi kak Changbin!" Senyum Felix merekah.

Changbin sempat sedikit tersentak dihatinya. Senyuman yang dulu selalu menghiasi harinya itu pelan-pelan memudar.

"Pagi sayang." sapa nya halus.

"Lo beli sarapan?" tanya Felix dan Changbin cuma ngangguk aja.

"Tapi kok ada obatnya? Lo sakit?" Felix mencoba bangun dan memegang dahi Changbin yang masih normal tidak demam.

"Enggak cuma agak mual aja. Mungkin karna gue masuk angin."

Felix menyendu.

"Kak Changbin, gue mau ngomong sesuatu."

"Ngom--"

DRRTT DRRTTTT

Ponsel Changbin yang ditaruh di nakas bergetar karna ada panggilan.

"Iya gue kesana tunggu." kata Changbin yang langsung lari tanpa peduliin Felix.

"Segitu nggak pedulinya lo sama gue lagi? Apa cewek itu udah ngerebut semua tentang lo dari gue kak?" Felix mulai menitikkan air matanya lagi.

Felix kembali membenamkan tubuhnya didalam selimut.

"Pagi Felix." Sapa dokter Seokjin.

"Pagi dokter."

"Kok belum sarapan?"

"Nanti. Felix belum pengen makan dok."

"Kamu harus makan yang banyak. Tubuh kamu masih lemes. Apa kamu nggak kasian sama calon bayi kamu hm?"

Felix teringat kembali bahwa kemarin dia sempat demam dan sakit itu karna dia sedang berjuang mempertahankan kehamilannya dari stress berat yang melandanya.

" Ah iya. Aku juga sedang hamil."

Felix mengambil piring sarapannya dan segera memakannya. Sedang dokter memeriksa keadaan Felix pagi ini yang cenderung membaik.

"Apa kamu nggak mau bilang sama suamimu kalau kamu hamil?"

"Belum waktunya dok. Dia masih punya hal yang harus dia pertanggung jawabkan dulu." kata Felix lirih.

Dokter itu cuma tersenyum miris menatap Felix yang mulai menggenangkan air mata lagi.

Ceklek.

Pintu terbuka mengalihkan atensi Felix dan dokter Seokjin.

"Kak Jae?"

"Hmm. Kamu udah baikan?"

"Udah kok kak. Tanya dokter kalo nggak percaya."

Dokter Seokjin hanya mengangguki dan dia pamit untuk keluar.

"Wih tumben makannya cepet."

"Iya kak kan Felix mau dedek bayi Felix seh--" Felix menghentikan kalimatnya.

"Dedek bayi? Kamu hamil?" Jae sedang memasang wajah kaget sekarang.

"Hehehe iya kak. Tapi jangan bilang sama yang lain ya, apalagi sama kak Changbin."

"Iya enggak. Berati bentar lagi kakak punya ponakan dong?" kata Jae gembira.

"Heem. Semoga Felix kuat bertahannya. Kak Jae gak latihan band?"

"Semoga aja. Enggak, hari ini pada istirahat.." Jae menatap manik bahagia Felix.

Sampai siang Jae menemani Felix. Changbin tidak kunjung kembali. Saat Jisung Minho dan yang lain datang, Jae pamit pulang.

"Makasih ya kak udah mau nemenin Felix." kata Seungmin.

"Santai aja Min." Jae berlalu pergi dan menghilang.

Mereka semua sekarang sedang asik bercanda. Sedang Changbin sedang diuji emosinya.

"YANG PENGEN BELI INI ITU KAN BAYI LO BUKAN GUE!" protes Yoonji saat keluar masuk toko di mall.

"YA TAPI LO UDAH HABIS BERAPA JUTA? DAN ITU SEMUA KEBUTUHAN LO BUKAN KEBUTUHAN BAYI ITU!"

"TERUS KENAPA? GUE NGIDAMNYA GINI. LO NGGAK TERIMA? NIH MAU TUKERAN LO YANG HAMIL HAAA? NIH SINI TUKERAN!"

Karna Yoonji yang teriak-teriak, membuat semua pandangan orang menuju ke Changbin. Sungguh Changbin ingin pulang dan menemani Felix dirumah sakit.

Sampai malam, Yoonji masih sibuk mencari barang untuk kebutuhannya. Sudah habis berapa juta Changbin keluarkan untuknya hanya dalam sehari.

Dan saat kembali kerumah sakit, lagi-lagi Changbin melihat Jae sedang menyuapi Felix dari balik kaca pintu.

Changbin ingin masuk dan meluapkan emosinya. Tapi dia urungkan. Dia merasa tidak pantas melakukan itu karna memang dia sama sekali tidak bisa menjaga Felix malah keluyuran dengan orang lain.

"Mereka cocok ya bin." suara dari belakang menginterupsi.

Changbin menoleh dan mendapati Chan dan Jisung sudah berdiri dibelakangnya.

Changin hanya bisa tertunduk dan duduk di kursi tunggu dengan mengusap wajahnya kasar.

"Kalo emang lo gamau ada asap, jangan main api." sindir Chan.

.

.

daιly cнanglιх  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang