It Must Be You

1.8K 234 26
                                    

Fading in, fading out

On the edge of paradise

Every inch of your skin is a holy grail I've got to find

Only you can set my heart on fire, on fire



Sialan, aku sudah mencari hampir setengah jam, tapi aku tak melihat siapa pun di sekitar sini, dia tidak ada di sini. Tapi siapa yang menaruh bunga putih ini di sini?

'Itu bunga khusus kami. Tidak ada bunga lain semacam ini bunga. Ini diramu dari tiga varietas yang langka. Itu sebabnya ia punya aroma khusus yang bisa menenangkan suasana hati Anda. Kami menyebutnya Sweet Angel dan kami hanya menjual ke pelanggan khusus kami.'

Aku teringat akan perkataan Zhou Cheng. Ini pasti dia, si lelaki cantik itu. Ini bukan imajinasiku. Aku yakin tentang itu. Tapi di mana dia? Mungkin aku harus menanyakannya kepada Zhuo Cheng dan Huai Kuan. Mereka pasti tahu sesuatu. Aku berjalan kembali ke toko bunga tadi, tetapi ketika aku sampai, toko mereka tiba-tiba sudah tutup. Mengapa mereka tiba-tiba menutup toko? Di mana mereka? Aku baru saja meninggalkan tempat ini kurang dari setengah jam, tapi bagaimana mereka bisa menutup toko mereka? Ini konyol.

"Zhuo Cheng, Huai Kuan. Apa kalian ada di dalam?" Tidak ada Jawaban. Aku mencoba memanggil mereka beberapa kali tapi masih tidak ada jawaban. Aneh. Apa mereka pergi mengantarkan bunga? Kurang ajar. Aku benci penasaran seperti ini. Mengapa mereka menjadi begitu misterius? Mataku terpaku pada bunga di tanganku, aku melirik ke toko sekali lagi sebelum pergi.

Aku mengendarai mobilku dalam kecepatan tinggi. Aku tidak tahu ke mana aku harus pergi. Aku tidak tahu apa yang kurasakan sekarang. Semua perhatianku sekarang adalah lelaki cantik itu. Semua pikiranku penuh dengan dia. Aku tidak tahu mengapa aku begitu penasaran seperti ini. Mungkin jawabannya ada dalam dirinya. Teleponku berdering keras, membawaku kembali dari kekalutan pikiranku.

"Saya minta maaf jika mengganggu Anda, Mr. Wang. Saya hanya ingin mengingatkan Anda tentang pertemuan dengan Mrs. Lu En Jie. "

Aku melirik jam tanganku. Shit. Aku benar-benar lupa tentang janjiku dengan Mrs. Lu. "Baiklah aku ingat, aku sedang menuju kesana. Terima kasih." Aku bukan orang yang pelupa. Lelaki cantik itu telah mencuri semua perhatianku. Aku benar-benar tidak bisa menghentikan pikiranku darinya.

Sesampainya di restoran, aku segera masuk. Dan ternyata dari jauh aku bisa melihat Mrs. Lu En Jie sedang duduk sendirian.Dia datang lebih awal. Apa dia sebegitu tidak sabarnya ingin bertemu denganku. Aku menyeringai diam-diam. Dia terlihat mengenakan gaun backless merah. Rambutnya diikat ekor kuda. Bahkan dari jauh, aku bisa melihat keseksian tubuhnya.

"Saya minta maaf atas keterlambatan saya, Mrs. Lu. Anda sudah disini rupanya." Kataku sambil menjabat tangannya. Wow, buah dadanya begitu seksi, menyembul diantara gaun ketatnya.

"Tidak, Mr. Wang, saya yang datang lebih awal sebagai permintaan maaf karena tiba-tiba membatalkan janji kita tempo hari."

"Ah, jangan minta maaf. Bagaimana anak Anda? Apakah dia baik-baik saja?"

"Ya, dia baik-baik saja. Dia hanya mendapat operasi kecil."

"Oh, syukurlah, Saya harap dia akan segera sembuh." aku memasang senyum palsu sambil memegang tangannya dengan lembut. Ini adalah salah satu caraku untuk menarik perhatian wanita. Aku bisa melihat wajah bersemunya. Setidaknya aku bisa melupakan sejenak tentang lelaki cantikku. Aku tahu trik yang kulakukan telah bekerja. "Pasti sulit bagi Anda untuk membesarkan anak sendiri." Aku melihat jauh ke dalam matanya. Dia melirikku mendalam. Aku tahu kata-kataku telah menyentuh hatinya. Tidak ada yang bisa menolak pesona Wang Yibo. Kami berbicara santai lebih dari satu jam lamanya sampai tiba waktunya makan malam. Setelah menikmati makan malam, kami melanjutkan memesan anggur merah. Sementara kami menikmati anggur kami, Mrs. Lu En Jie tiba-tiba meminta hal yang tak terduga padaku.

"Mr. Wang, bisa kita bicara lebih pribadi? Mungkin di kamar. Aku merasa sedikit pusing."

Aha, bingo. Inilah yang kuinginkan. Tampaknya aku tidak harus bekerja keras untuk ini. Dia sudah tunduk dalam rayuanku.

"Oh, baiklah, Anda terlihat pucat, Mrs. Lu En Jie. Saya pikir Anda harus beristirahat untuk sementara waktu. Bagaimana jika saya membawa Anda ke hotel? Aku tahu sebuah hotel di dekat sini." aku menawarkan. Tentu saja aku tahu hotel di sekitar sini, karena disanalah aku yakin bertemu dan menghabiskan malam bersama lelaki cantik itu. Ah... membayangkannya saja sudah membuatku menegang. Andai saja dia ada disini. Pikiranku terus terngiang akan aroma tubuh pria cantik itu. Aku harus menemukannya, harus.

"Ayo kita berangkat, Mr. Wang" Suara Mrs. Lu membuyarkan lamunanku. Aku hampir lupa masih ada Mrs. Lu bersamaku. Sial. Sebaiknya kuselesaikan misiku kemudian melanjutkan mencari lelaki cantikku. Mobilku berjalan lancar menuju hotel terdekat restoran. Di kursi penumpang di sampingku, Mrs. Lu En Jie tersenyum padaku. Mungkin malam ini aku bisa melupakan lelaki cantikku hanya untuk sementara waktu.

Kami tiba di kamar dan Mrs. Lu En Jie berjalan langsung ke tempat tidur. Aku kemudian berpikir trik lain.

"Kau tampak lelah, bolehkah saya memijatmu?"

Dia mengangguk pelan. Saya kemudian duduk di tempat tidur dengan punggungnya menghadapku. Aku mulai menjalankan jariku di punggungnya. Oh, Tuhan, kulitnya begitu halus.

"Mmmh .... pijatanmu sungguh nikmat, Mr. Wang." dia mendesah. Aku menyeringai sambil mengarahkan tanganku lebih rendah dan semakin rendah. "Panggil saja aku Yibo."

"Ah, baiklah. Bisa tolong tarik resleting gaunku, Yibo? Aku agak panas" Dia meminta. Dengan senang hati, sayang. Aku menyeringai pada diriku sendiri sambil perlahan-lahan melepas resletingnya. Tanganku menari terampil pada kulit pucatnya. Erangannya semakin kerasa ketika aku mencapai sisi payudaranya.

"Nggghh ... rasanya begitu nikmat, Yibo-ah. Sudah lama aku tidak merasakan kenikmatan dan belaian lembut dari seorang lelaki." Dia mulai meracau. Ini akan menyenangkan. Lalu aku perlahan-lahan menyelipkan tanganku menyentuh payudaranya dari belakang dan dengan lembut meremasnya.

"Ah .... jangan berhenti." dia bernapas berat. Aku tahu dia mulai terangsang. Aku bersandar lebih dekat dan mulai menciumnya. Putingnya sudah keras karena sentuhanku. Dia menggigit bibirnya dengan mata tertutup, menikmati sentuhan erotisku. Aku membalik tubuhnya sampai kita saling berhadapan.

"Kau sangat cantik, Mrs. Lu." Bisikku.

"Panggil saja aku Lulu." Dia tersenyum, wajah kita hanya satu inci jauhnya sampai aku menutup jarak kami dengan bibirku. Kami berciuman penuh gairah. Lidahku terampil memasuki mulutnya. Gaya berciumannya benar-benar handal. Sementara kami berciuman, tanganku berpindah ke bagian bawahnya dan menyelinap ke pusat kenikmatannya. Wow, dia benar-benar basah di sana.

"Ngghhhhh ... Nghh ...." dia mengerang di antara ciuman kami. Aku perlahan menaruh jari saya ke dalam pusatnya yang basah. Dia tersentak dan sontak melepaskan ciuman. Wajahnya memerah, ia terengah-engah.

"Ahhh .... ...Yi...Bo ... r... rasanya nikmat sekali."

"Aku akan membuat Anda lebih baik, Lulu." Bisikku saat aku membaringkannya ke tempat tidur. Aku melebarkan kakinya dan mulai memainkannya. Erangan semakin keras.

"Lebih dalam ... Tolong lebih dalam, Oh, oh, Yibo." dia mengerang sambil meremas sprei tempat tidur. Aku mulai merasakan kejantananku mengeras di sana. Dan seperti yang kulihat, dia sudah begitu terangsang dan aku yakin dia tidak akan keberatan jika aku memasukkan kejantananku di dalam dirinya. Aku mulai membuka resleting celanaku, kejantananku Sudah mendesak tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Ketika aku hendak memasukkannya, suara keras terdengar.

Prang !!!

Kami berdua terkesiap kaget. Aku cepat-cepat memakai celanaku dan berjalan ke pintu depan. Sebuah vas besar pecah tepat di depan kamar kami. Aku melirik sekitar untuk menemukan seseorang tetapi tidak ada seorangpun di sana. Aneh. Bagaimana bisa vas itu pecah? Siapa yang memecahkannya?

"Apa yang terjadi, Yibo?" suara manis memanggilku dari belakang.

"Tidak ada, hanya vas bunga yang pecah." tapi tiba-tiba hidungku menangkap sesuatu. Aroma ini? Aku melebarkan mataku .... DIA. Mungkinkah dia? Apakah dia menemukan saya di sini? Aku harus menemukannya. Dia tidak bisa lepas begitu saja.

"Lulu, aku memiliki sesuatu yang sangat penting untuk dilakukan. Mungkin kita bisa menghabiskan waktu lain kali. Aku sangat menyesal. Selamat tinggal." Aku segera merapikan pakainku dan berjalan keluar dari ruangan itu, mengabaikan suara dari Lu En Jie yang memanggilku.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang