Disaster

1.7K 239 32
                                    

Beberapa hari berikutnya, Zhuo Cheng Ge masih terlihat lemah. Jika aku tidak memaksanya untuk istirahat, dia masih bersikeras untuk mengirimkan bunga. Kami memang tidak mempekerjakan asisten karena toko kami memang bukan toko yang besar. Lagipula, Zhuo Cheng Ge dan Huai Kuan Ge sangat pintar membagi tugas. Area sekitar diserahkan pada Huai Kuan Ge, sedangkan yang agak jauh akan ditangani oleh Zhuo Cheng Ge. Terkadang aku merasa malu, tapi biasanya untuk menghiburku, Zhuo Cheng ge selalu menggodaku dengan mengatakan jika akulah boss mereka jadi aku tidak perlu turun tangan, aku hanya cukup merawat dan bereksperimen dengan bunga-bungaku dan menciptakan idola baru seperti Sweet Angel. Tapi di situasi seperti ini, dia memang sangat butuh asisten. Dan dia tidak bisa hanya mengandalkan Huai Kuan Ge. Aku masih sanggup menggantikannya. Meskipun terus mengalami penolakan, tapi jangan panggil aku Xiao Zhan jika aku tidak bisa membuatnya menyerah padaku.

"Zhan-zhan, pagi ini kamu harus mengirim bunga ke Wang Corp lagi. Kamu masih ingat kan tempat itu?" aku mengangguk. Tentu saja aku masih ingat. Itu tempat ketika aku melihatnya, si pria tampan. Aku tersenyum pada diriku sendiri, memikirkan pertemuan pertama kami.

"Kamu harus mengirimkannya tepat pada pukul tujuh tiga puluh. Mereka sangat tepat waktu dan perfeksionis. Tetapi mereka juga pelanggan prioritas kita." Suara Zhuo Cheng Ge membawaku kembali dari lamunanku. Aku mengangguk padanya.

"Dan tempat-tempat yang lain sudah aku tuliskan di memo beserta alamatnya. Dan untuk untuk pesanan terakhir sekaligus customer terbesar kita selain Wang Corp adalah La Luce Restaurant dan Lumiere Hotel. Mereka berdekatan satu sama lain. Temui Nie Ming Jue, dia adalah manajer restoran. Dan aku punya teman bernama Huai Sang, dia roomboy di Lumiere Hotel. Malam ini dia ada shift malam jadi jika kamu bingung, kamu bisa minta bantuannya." Zhuo Cheng Ge memberitahuku. Aku mengangguk tanda mengerti. Dari informasi Zhuo Cheng Ge, keduanya adalah pelanggan tetap kami. Mereka selalu memesan bunga dalam jumlah besar. Mereka sering memesan mawar merah, mawar putih, anggrek dan juga Sweet Angel. Aku segera mengemas bunga dengan hati-hati agar tidak rusak dan siap berangkat.

Sepanjang jalan, aku tidak bisa berhenti memikirkan pria di lift tempo hari. Apa hari ini aku akan bertemu dengannya? Ya ampun, Xiao Zhan, apa yang kamu pikirkan. Kenapa kamu berharap yang tidak-tidak. Kemarin itu hanya kebetulan. Ya , kebetulan yang belum tentu terjadi lagi. Kalaupun terjadi, kau mau apa, Xiao Zhan? Menyapanya? Dengan bahasa isyaratmu? Dia mungkin akan melihatmu dengan tatapan mengejek. Aku menghela napas, berusaha menghilangkan khayalanku. Lebih baik aku mengantar bunga ini secepatnya. Masih ada beberapa tempat lagi yang harus aku kunjungi.

Aku berdiri sejenak di depan lobby gedung Wang Corp. Kenapa aku merasakan jantungku berdetak lebih cepat lagi. Aku bergegas naik dan sesampainya disana, hanya ada dua orang wanita dan satu pria berseragam disana. Mereka terlihat sedang bersih-bersih. Ketika melihatku datang, salah seorang wanita yang sudah paruh baya menghampiriku.

Aku segera mengambil handphone dari tasku dan mengetik sesuatu.

"Selamat pagi, Bibi. Saya datang mengantarkan bunga." aku tersenyum padanya.

"Oh, kamu datang mengantarkan bunga. Bukannya Zhuo Cheng yang biasanya mengantar bunga? Kau siapa?" Bibi itu tampak heran melihatku, tapi mukanya terlihat ramah.

"Zhuo Cheng Ge sedang tidak enak badan, jadi aku yang menggantikannya. Aku Xiao Zhan, adik Zhuo Cheng." Aku mengetik dan menunjukkan padanya.

"Oh, jadi kau yang bernama Xiao Zhan? Zhuo Cheng banyak bercerita tentang adik kesayangannya ini. Seorang lelaki tampan yang lembut dan mencintai bunga. Dan ternyata dia memang benar. Kau terlihat tampan dan juga.... manis." Bibi Lan tersenyum lembut ke arahku, membuatku agak tersipu. "Aku Yu Mei Lan. Orang-orang memanggilku Bibi Lan."

"Jangan dengarkan Zhuo Cheng Ge, Bibi Lan. Dia suka melebih-lebihkan." aku memberitahunya. Dia hanya tertawa kecil.

"Tapi dia tidak berlebihan kali ini. Aku saksinya."

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang