G.a.j.e.b.o.
"Akhirnya kita bisa bertatap muka dalam keadaan yang lebih baik, Xiao Zhan." Luo Binghe tersenyum ramah ke arah Xiao Zhan yang hanya dibalas senyum malu-malu darinya. Xiao Zhan menggunakan bahasa isyarat lewat tangannya kemudian Yibo menyampaikannya kepada Luo Binghe. Luo Binghe memperhatikan mereka dengan seksama.
"Xiao Zhan bilang dia sangat berhutang kepada paman karena telah menyelamatkan nyawanya dan dia tidak tahu harus membalas dengan apa selain rasa terima kasih yang tulus."
"Nah, jangan sungkan padaku. Aku mengenal Yibo sejak kecil dan sudah menganggapnya seperti anakku, dan kau sudah kuanggap seperti menantuku sendiri. Bukan begitu, Yibo?" Luo Binghe mengerling pada Wang Yibo. Wang Yibo tertawa canggung sementara Xiao Zhan tersipu. Luo Binghe kemudian mengajak mereka duduk di ruang keluarga dan mengobrol dengan akrab. Meskipun terlihat tegas dan nada bicaranya lugas, namun Xiao Zhan bisa menilai jika Luo Binghe adalah orang yang baik. Ditambah lagi, Wang Yibo banyak bercerita tentang kebaikan dan kehebatan pamannya itu, termasuk betapa terpukulnya dirinya ketika Luo Binghe tiba-tiba menghilang meninggalkan keluarga Wang. Wang Yibo mengatakan jika banyak rumor yang beredar tentang kepergian Luo Binghe, seperti pengkhianatan dan penyelewengan dana yang dilakukan Luo Binghe, sampai rumor skandal Luo Binghe dengan Ibu kandung Wang Yibo. Bahkan ketika itu, status biologis Wang Yibo juga sempat ikut dipertanyakan. Tapi seiring waktu, Wang Yibo sudah menutup hati untuk itu semua. Dia sudah membangun perusahaan itu dari ambang kehancuran dan sudah menunjukkan jika dirinya masih mampu berdiri di tengah bobroknya keluarga Wang, meskipun sebagai gantinya, dia tumbuh menjadi manusia dingin yang kehilangan hati dan cintanya. Dia menganggap semuanya hanyalah permainan, permainan yang harus dia menangkan. Dan itu semua perlahan berubah sejak kehadiran Xiao Zhan.
"Oh, ya, Yibo, beberapa waktu lalu ketika Xiao Zhan diculik, kau sempat menyebut seorang pekerja yang bernama Bibi Lan, kan? Apa kamu tahu dimana dia tinggal? Dan kenapa dia dipecat?" Luo Binghe bertanya sambil meletakkan cangkir tehnya di meja.
"Dia membuat kesalahan, justru karena Xiao Zhan diam-diam bertemu dengannya sehingga berakhir di tempat kotor itu." ada amarah di nada bicara Wang Yibo yang membuat Luo Binghe mengangkat alisnya.
Xiao Zhan yang mendengar obrolan tentang Bibi Lan segera menarik tangan Yibo, membuat kekasihnya itu menoleh ke arahnya. Dia menggeleng dan mengisyaratkan jika itu bukan kesalahan Bibi Lan. Semua itu kecelakaan.
"Tapi secara tidak langsung semua gara-gara dia. Jika saja bukan karena dia, kamu tidak mungkin menemuinya, dan jika kalian tidak bertemu, maka kamu tidak akan diculik." pernyataan Yibo yang keras kepala membuat Xiao Zhan memelototinya sambil memukul lengannya cukup keras.
"Ouch, sakit. Kenapa kau kasar sekali padaku, ingat ada paman Luo disini." Yibo meringis sambil menggosok lengannya yang terasa pedas karena pukulan Xiao Zhan. Luo Binghe yang sedari tadi memperhatikan mereka pecah dalam tawa, membuat kedua sejoli itu menoleh ke arahnya."Kalian persis seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Yibo-ah, sepertinya kamu sudah menemukan pasangan yang tepat. Xiao Zhan, hanya dirimu yang berani melawan si kepala batu satu ini." Luo Binghe masih tertawa kecil sambil menunjuk Yibo. Xiao Zhan masih memelototinya sebelum menoleh ke arah Luo Binghe sambil tersenyum kecil.
"Paman hanya akan membuatnya menjadi putri keras kepala dengan berkata seperti itu." Yibo menggodanya, membuat Xiao Zhan menggertakkan giginya ke arah Yibo.
Luo Binghe kembali tertawa. "Sudah, sudah, aku khawatir akan ada barang melayang di rumahku jika kalian terus melanjutkan perdebatan ini. Yibo-ah, berikan saja alamat rumah Bibi Lan padaku. Sebelumnya juga kau mendapatkan alamat rumahku darinya, kan? Tidak banyak yang tahu tentang aku jadi aku ingin bertemu langsung dengan orang ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Cerita PendekTerinspirasi oleh lagu "Love Me Like You DO" Ketika seorang lelaki petualang cinta bertemu penjual bunga misterius yang membuatnya mabuk kepyang. "Cinta adalah bunga yang harus kamu biarkan tumbuh." ~ Helen Keller Cover sampul novel credit to the r...