SUASANA pagi masih sangat terasa, murid-murid belum banyak yang berdatangan ke sekolah. Namun Seiren sudah cukup lama sedari tadi ia sudah datang ke sekolah. Entah karena Axel yang kini menjadi penyemangat nya atau tidak
Seiren duduk di kursi panjang, dekat laboraturium IPA yang memang terkenal sepi. Dan sangat di gemari Seiren, karna dengan begitu ia dapat membaca novel nya dengan tenang
Namun tiba-tiba, seseorang duduk di samping nya tanpa meminta izin terlebih dahulu
"Lo suka baca novel?" Tanya Vella dengan tiba-tiba. Tumben sekali ia mengajak bicara Seiren, seperti ada yang mencurigakan
"Hm" Jawab Seiren singkat
Vella menghembuskan nafas nya dengan kasar "Lo pacaran sama Axel dari kapan?"
Seiren mengerutkan kening nya. Ia menutup novel nya dan menatap Vella dengan tatapan yang tak biasa, Vella hanya mengangkat kedua bahu nya acuh
"Ga ada urusan nya sama lo"
Vella tersenyum kecut "Emang, tapi asal lo tau. Axel nembak lo karna dia menang taruhan basket sama temen kelas lo"
Tunggu, Apa itu benar? Argh..Seiren belum mampu untuk berpikir jernih.
Sialan!
"Jaga mulut lo" Ancam Seiren, emosi nya kini telah berada di atas. Jika ia tak mampu mengendalikan nya. Vella akan mati di tangan nya hari ini juga
"Terserah, lo bisa tanya sama chiko dia kan yang taruhan sama Axel" Anak baru saja sudah tau urusan Seiren seperti ini, bagaiman jika dia anak lama?
"Chiko emang suka sama gue, dan Axel juga tapi ga mungkin mereka mempermainkan gue cuma gara-gara taruhan basket"
Vella berdiri dari tempat nya "Itu terserah lo, tapi kalo emang bener. Lo bisa ninggalin Axel dan gue yang bakal jadi Mrs. Harley quinn di hati nya"
Plak
Seiren menampar Vella dengan keras. Deru nafas nya tak terkendali, kesabaran Seiren habis?
"Makasih tamparan lo, dasar gadis pembunuh" Vella berjalan cepat meninggalkan Seiren yang kini terlarut dalam emosi
Dia mengetahui? Jika aku ini pembunuh?
Axel meminum jus nya dengan nikmat. Karena hari ini Xaviar lah yang mentraktir nya, tak mau menolak tawaran Xaviar begitu saja. Maka hari ini, uang jajan Axel tidak terbuang banyak seperti biasa nya
"Thanks," Ucap Axel, Xaviar hanya tersenyum sembari meminum jus yang sama seperti Axel
Tiba-tiba Seiren datang, dan duduk di samping Axel begitu saja. Membuat Xaviar tersentak kaget
"Sayang, kamu kesini?" Tanya Axel antusias, pasalnya baru kali ini. Seiren sendiri yang menghampiri nya
"Mau, aku pergi lagi?" Ancam Seiren, Axel menggeleng cepat "Gak!"
"Ekhem.. kaya nya gue yang mesti pergi nih" Kata Xaviar tak enak
"Yaudah sono, hush.." Xaviar menatap Axel dengan tajam "Dasar, gak tau diri" Xaviar mengambil jus nya dan pergi dari hadapan Seiren dan Axel
Selepas Xaviar pergi, Seiren menatap Axel serius
Axel menaikan satu alis nya "Ada apa?"
"Kamu, nembak aku karna kamu menang taruhan dengan chiko?" Axel hampir tersedak dengan minuman nya sendiri
"Mana mungkin aku kaya gitu"
Seiren tersenyum kecut "Ingat, aku gak akan sudi terlibat dengan 'taruhan sialan'seperti itu. Paham?"
Axel berusaha mengatur nafas nya, ia memegang tangan Seiren erat. Jujur, ia tak ingin menipu Seiren. Tetapi ini salah satu agar Seiren tetap bersama nya
"Aku mengerti"
Tak disangka, Seiren juga membalas genggaman Axel. Gadis itu menatap dengan sendu, ia tak mengerti mengapa ia ingin terus menangis jika di dekat Axel. Pria bertubuh jangkung itu memeluk Seiren dengan erat
"Ren, tetapi jika aku jujur apa kau masih menerima ku?" Seiren melepaskan pelukan Axel, apa-apan ini? tadi dia bilang jujur!
"Maksud mu?" Seiren mengangkat satu alis nya
Axel melepaskan dasi yang dipakai di seragam sekolah nya. Ia mengikat kedua tangan Serien dengan tangan nya juga
"Dengan begini, kau tidak langsung berlari meninggalkan ku"
Apa maksud nya? Heh! seperti ada rahasia besar saja, padahal aku pun tak akan meninggalkan pria lugu ini.
"Cepat lah, bisa merah tangan ku ini"
Ucap Seiren sembari memutar bola matanya jengah"Aku.. benar taruhan dengan Chiko"
Benar dugaan seorang perempuan!
"Dan aku berterimakasih kepada guru ku waktu itu, karena aku tak mengerjakan tugas aku dan Xaviar di hukum untuk keluar kelas. Aku melihat kelas mu sedang dalam pelajaran olahraga, aku pun berjalan melihat mu dari kejauhan tetapi Chiko melempar ku dengan bola basket. Yang hampir saja mengenai kepala ku, dan dia meremehkan ku dalam bidang basket. Aku pun tak terima lantas aku beradu dengan nya dan Axel yang ganteng tidak akan pernah kalah dengan siapa pun, dan aku meminta Chiko untuk menyeret mu ke tengah lapangan dan.. kau menjadi milik ku pada saat itu" Jelas Axel panjang lebar
Seiren masih diam dan enggan menjawab
"Apa kau marah?" Tanya Axel dengan hati-hati, pasal nya raut wajah Seiren tampak dingin dan kaku
Seiren menghela nafas nya, dan memejam kan matanya. Lalu ia kembali menatap Axel dengan dalam, memang tampak mengecewakan dari penjelasan Axel barusan
"Aku kecewa"
Kata nya dengan menggantung"Aku sudah menduga nya" Axel menatap keatas memandangi langit biru dengan sendu
"Tapi aku lebih kecewa lagi, ketika kau tidak berkata jujur kepada ku. Dan sekarang aku tidak merasa marah sama sekali terhadap mu"
Axel tersenyum dan melepas ikatan tangan nya dengan Seiren ia memeluk Seiren erat, dan erat!
"I love you" Bisik Axel lirih
"More" Balas Seiren malu-malu
Sedangkan diujung sana terlihat Vella, sembari tersenyum iblis ke arah mereka berdua
*********
DUAR...
Aku update awoakwk
Kemarin aku mentingin yg dilan dlu ya :)Baru wp ini hehe, kasih sayang ku terbagi dua :v
See you~
KAMU SEDANG MEMBACA
Psychopath Girlfriend
RomanceSeorang gadis yang usia nya genap 17 tahun. Ia harus menghabiskaan waktu nya untuk merengut jiwa orang lain. Tak hanya berparas cantik namun sifat nya yang gemar membunuh orang lain itu harus banyak di seganii dan di takutii oleh warga sekolah nya D...