easier

15.4K 783 20
                                    

Konten 18+ ,don't like don't read. Silahkan milih bacaan kamu sendiri.

CHAPTER 1

   Gelap dan dingin. Suasana seoul hari ini sama saja seperti Renjun. Namja 20 tahun itu mengayuh sepeda tuanya dengan gontai. Pikirannya kosong menatap jalan sepi dihadapannya. Tak jauh dari sana, seseorang melambaikan tangannya malas pada Renjun.

"Untung saja kau tidak lupa." Ujar Namja bersurai coklat dihadapannya.

"Uhm.." Renjun hanya mengangguk pelan.

Dari sana bahkan sudah terdengar jelas musik keras yang sangat dibenci Renjun. Namun apa daya hanya ini yang bisa dilakukannya.

.
.
.

"Tolong jangan.."

Ia akan menangis sekarang. Demi apa..pantatnya pasti sudah sangat merah sekarang.

Renjun hanya menggigiti bibirnya menahan air mata yang sudah siap meluncur kapan saja.

"Silahkan dinikmati tuan."

Tapi tetap saja. Pelanggan adalah prioritas pertama.


"Oh HEY KAU!."

Teriakan keras dari seseorang membuat Renjun berbalik badan dan mendekati namja itu.

"Apa anda membutuhkan sesua-."

RENJUN POV

"Engh!!." Tangan besar itu menarikku keras. Aku bahkan tidak menyadari diriku sekrang sudah berada diatas lantai.

Seseorang diantara mereka menyiramku. Seseorangnya lagi meremas kedua belah pantatku dengan kasar.

Aku hanya bisa menangis.

"Tolong tuan..janganhh.." aku lemas sekarang. Kurasakan seseorang menyentuh penisku dari luar. Menekan nya tanpa dosa seakan aku menyukainya.

"Please!...lepaskan aku.."

"Huh?. Lepas?. Tidakkah kau menyukainya, nakal?."

Kenapa mereka melakukan ini padaku?. Aku hanya pelayan disini..aku bukan pelac'r .












Tidak. Aku tidak boleh cengeng seperti ini. Ini semua demi Yuta. Sedikit lagi. Kau harus bersabar Renjun.


RENJUN POV END.



"Kau. Renjun." Seseorang bergabung dalam kerumunan itu.

Wajah dinginnya benar benar membuat semua orang bergidik takut melihatnya.

Ia menggerakkan dagunya seolah menyuruh Renjun untuk berdiri.

Sesaat Renjun menatap namja lain yang sedang menggenggam tangannya ragu.

Lalu beralih menatap namja itu takut.

"Cepatlah." Ujarnya menarik tangan Renjun kasar. Semua orang yang berada disana hanya bisa diam tak berniat untuk menghentikan.






"Kenapa kau tidak melawan mereka?."

"I-itu..terimakasih tuan." Tunduk Renjun lemah. Ia barusaja dipecat dari club tempat ia bekerja.

Ia bahkan tidak tahu harus berterimakasih atau marah pada namja dihadapannya ini.

"Ini sudah larut,pulanglah." Ucap namja itu datar. Sedangkan Renjun hanya diam menunduk. Rasanya Renjun ingin berhenti sekarang.

Dirasakannya tangan namja itu mengelus pipinya lembut.








"Kau bisa bekerja dengan ku jika kau mau."




RENJUN POV

Malam itu juga ia membawaku keapartemennya. Sepedaku hilang entah kemana.bajuku basah dan lengket, tubuhku gemetar.

Aku menangis.




"Masuklah." Aku menatap lama pintu apartemennya yang sudah terbuka itu.

Betapa bodohnya aku.

Ikut bersama seseorang yang baru kukenal satu jam yang lalu bahkan namanya siapa pun aku tak tahu.

"Tidak perlu takut,aku tidak menyakitimu." Tatapannya hangat walaupun rahangnya terlihat mengeras.

Perlahan aku masuk mengikuti langkahnya. Ia pergi meninggalkanku tanpa sepatah katapun.

Aku hanya bisa menenggelamkan wajahku dan menggigit bibirku berusaha menahan suara tangisku yang sangat memalukan ini.

"Mandilah, aku akan mengantarmu."

Aku berdiri. Tidak ingin merepotkannya, setelah beberapa lama didalam kamar mandi aku keluar. Dia berada didepan pintu, sepertinya menungguku.

"Bagaimana?." Matanya melengkung lembut.

"Lumayan.." aku tersenyum kemudian menundukkan wajahku. Jujur saja aku sangat canggung.

"Ayo,kau terlihat kedinginan."

Ia menarik lenganku pelan kedalam sebuah kamar. Mendudukkanku diatas ranjangnya dan mencarikan beberapa potong pakaian.

T-shirt hijau tipis, dan celana pendek.

Aku menatapnya lama. Mulutku bergumam terima kasih namun tak ada suara yang terdengar.

Ia tersenyum kemudian mengacak surai basahku.

Mungkin aku harus mulai percaya pada namja ini.

.

















Aku mengaduk aduk mug kopi yang ada ditanganku. Kutatap beberapa kali diriku pada cermin, ia sedang mengeringkan rambutku sekarang. Bunyi bising dari pengering itu sudah cukup untuk membuat kami terdiam.

"Kau sudah makan?."

Aku menggelengkan kepalaku sebagai jawabnnya.

"Bagaimana dengan ramen?." Aku tersenyum miris. Kenapa namja ini sangat baik padaku yang bahkan hanya orang asing disini.

"Maaf merepotkan."

"Tidak..santai saja. Lagipula kau pekerjaku sekarang."

Aku tersedak. Sejak kapan aku menyetujuinya. Aku bahkan tidak tahu pekerjaan apa yang akan ku lakukan.

"Aku akan mengantarmu besok dan kau bisa membawa semua barangmu kesini."

"Ap-apa  yang anda maksud,tuan?." Tanyaku sangat heran.

"Kau mulai bekerja besok."

.
.

Between Us (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang