Chapter 8
Renjun menatap Jaemin panik. Ia tak tahu harus berbuat apa sekarang, yeoja sexy yang barusaja masuk itu menyeretnya untuk keluar dari rumah Jeno. Sedangkan Renjun hanya bisa mengikutinya bingung.
"Anda ini siapa?." Ucap Renjun disela napasnya.
"Siapa kau dengan lancangnya bertanya hal itu padaku, huh?!."
Ia mendorong Renjun keras hingga punggung Renjun menabrak dinding dibelakangnya.
"Tentu saja ini rumahku.."
.
.
.Jaemin duduk menyilangkan kakinya diatas sofa, matanya menatap Yeoja itu tak senang.
Sementara Renjun hanya bisa menunduk.
"Apa kau tak bisa menunjukkan hormatmu pada kakak iparmu ini, Jaemin?."
"Dalam mimpimu." Ucapnya jengah menghentakkan kakinya dan berlalu meninggalkan Renjun sendiri bersama Yeoja itu.
"Kenapa hanya diam?!."
"Uh..um itu-."
"Cepat ambilkan air dingin!. Rumah ini benar benar membuatku gerah!." Yeoja itu bermonolog sambil mengibaskan rambut panjangnya kegerahan.
"Baik." Renjun segera berdiri dan mengambilkan air dingin sesuai perintah Yeoja itu. Dalam hati Renjun bingung tak tahu harus bagaimana, ia tak mungkin menelpon Jeno karena Jeno sudah mengatakan kalau ia sangat sibuk hari ini.
Jadi Renjun hanya bersikap seolah olah tak ada yang terjadi. Ia masuk kekamarnya dan berusaha tidak menghiraukan yeoja itu.
Membaringkan tubuhnya diatas kasur dan berniat untuk tidur mengingat Jeno pulang larut hari ini.
"Huft.." Renjun melepaskan napasnya kasar. Ia akan mengistirahatkan pikiran dan tubuhnya sejena-
Bugh
Bugh
"YAK!!."
.
.
.Yeoja itu membanting semua pakaianku keluar dari lemari. Beberapa pernak pernikku berserakan dilantai, kacau.
Aku berusaha menghentikan Yeoja ini, namun ia terus terusan berteriak padaku. Jaemin tak bisa membantu karena yeoja itu mengunci pintu dari dalam.
Ia menjadi sangat marah saat melihat fotoku terpajang rapi diatas nakas. Entahlah, apa yang salah dengan hal itu.
"KAU!KAU SIAPA KAU BERENGSEK!!!APA YANG KAU INGINKAN DARI JENOKU!!."
Aku mundur beberapa langkah saat yeoja itu menodongkan sebuah gunting kepadaku.
Aku berusaha mencegah yeoja itu untuk menyakitiku. Namun ia terlalu cepat hingga akhirnya gunting itu menggores kulit leherku.
Sedikit perih disana, tapi aku baik baik saja.
"Kau tak akan bisa bertahan disini,aneh." Ucapnya sarkas membuang wajahnya dan beranjak keluar dari kamarku seolah olah tak ada yang terjadi.
Aku menatapnya bingung.
Kurasa ia seseorang yang spesial untuk Jeno.
Atau sebaliknya.
Entahlah.
Aku lebih memilih untuk mengemas semua barangku kembali kedalam lemari, menyapu pecahan kaca dan membersihkan semuanya.
Aku tak ingin "hubungan" mereka dalam keadaan yang tidak baik karenaku.
Karena aku hanyalah pekerja disini.
.
.
.
.
.Sudah lewat tengah malam. Jeno masuk kerumahnya dengan wajah tanpa ekspresi dan kemejanya yang tak lagi rapi.
Ia melempar sebungkus roti manis keatas meja. Lalu membaringkan tubuhnya tepat disofa disampingnya.
"Yaa..Bunny.."
Jeno menggaruk kepalanya seperti seseorang yang tak sabar. Berkali kali ia mendesah kesal karena Bunny yang dipanggil nya itu tak kunjung datang.
"YAAA RENJUNI BUNNY!!."
.
.Aku tersentak. Suara keras seseorang benar benar mengejutkanku. Itu Jeno tentu saja.
Aku berlari ke lemariku untuk mengambil tshirt. Dan sedikit merapikan rambutku, aku akan bekerja setelah sekian lama.
"Ahh ini bengkak."
Kutekan beberapa kali mataku yang menjadi bengkak karena terhimpit oleh bantal.
apa ini baik baik saja?.
Yah kurasa.
Aku berjalan cepat keluar dari kamarku menuju Jeno tapi..
"J-je.."
Sebaiknya aku tidak mengganggu waktu mereka.
TBC
EHE :))
Vote juseyoq
![](https://img.wattpad.com/cover/202779177-288-k141909.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us (NoRen)
Fanfiction[Complete]✅✅ Berada dalam situasi seperti ini bukanlah keinginanku.-rj ft. JaemRen Start 30.10.19 End 01.02.21