I Am

3.9K 406 44
                                    

Chapter 10.

Suara mesin itu memasuki pekarangan, Renjun bergegas mengamasi beberapa kantong belanjaan yang bisa diraihnya.

Jaemin benar benar menghabiskan semua uang yang diberikan Jeno. Termasuk untuk menonton, Jeno tak suka uang kembalian. Itu yang Jaemin ucapkan sedari tadi yang alhasil membuat mereka mencari semua barang barang agar uang yang diberikan Jeno habis.

"Jeno-ya." Sapa Renjun saat pintu rumah terbuka menampakkan Jeno yang sedang menonton tv.

"Hai Bunny." Lirik Jeno sekilas pada Renjun yang masih membawa kantong belanjaan. Renjun sendiri lebih memilih untuk membantu Jaemin menyusun semua bahan makanan itu didalam pendingin dan sebagian dilemari. Setelah selesai Renjun bergegas untuk kembali ketempat Jeno tersenyum kecil dan duduk tepat disamping Jeno tanpa aba-aba.

"Kau lelah,Renjunie?." Gemas Jeno tak bisa menahan bibirnya untuk mengecup pipi yang selalu lembut itu.

"Eheheheh tidak kok." Senyum Renjun lagi.

Tangan Jeno pun tak bisa untuk tidak mengelus surai Renjun yang mulai memanjang. Perlahan turun hingga ia menenggelamkan wajahnya diceruk leher pemuda manis itu, mengusak gemas hingga Renjun terkikik geli.

"Kelinci pintar." Puji Jeno sambil mengecup hidung Renjun. Entah kenapa lama kelamaan Jeno menyentuhnya lebih, seperti sekarang ini Pria itu tengah menjilati daun telinga Renjun.

"Mnhh.." Desah Renjun tak bisa menahan perlakuan Jeno ditelinganya.

Jari jarinya mencengkram kuat lengan Jeno, ingin menolak namun takut.

"Menurutmu aku ini apa?." Bisik Jeno ditelinga Renjun.

"M-maaf.." Jawab Renjun tidak mengerti dengan pertanyaan Jeno.

" Aku tak pernah keras seperti ini saat berdekatan dengan seorang..






Namja." Aku Jeno mulai bingung dengan dirinya sendiri.

"Ahn!." Pekik Renjun saat tiba tiba Miliknya dibawah sana diremas oleh Jeno.

"Jawab." Paksa Jeno yang kini tengah memperhatikan milik Renjun dibawah sana.

"Aku tak tahu,Jen."

"Itu bukan jawaban, Bunny." Seringai Jeno yang terlihat mengerikan bagi Renjun.

"Aku benar benar tidak tahu." Renjun mulai bergetar, manik nya gelisah memperhatikan seluruh ruangan yang mungkin saja orang lain bisa melihat apa yang saat ini mereka lakukan.

"Kalau begitu aku harus membuktikannya." Tak menunggu lama Jeno sudah mengangkat tubuh mungil Renjun kedalam kamarnya, membanting Renjun diatas Ranjang besarnya dan mengunci pintu segera.

"Jeno ya.." Renjun takut sekarang, ini tidak termasuk dalam kontrak bukan?.

Tapi Renjun tak berani untuk menatap wajah Lee Jeno. Foto pertunangannya dan Yuqi pun terpajang rapi dihadapan Renjun yang membuatnya teringat akan peringatan Jaemin kamarin.

Masuk lebih dalam di kehidupan Jeno itu artinya menyetujui semua konsekuensi yang akan terjadi.

Dan Renjun tak menginginkan itu, sudah cukup dengan masalah keluarga dan masa lalunya. Renjun ingin menjalani hidupnya dengan nyaman tanpa masalah berarti dihidupnya,lagi.

Tapi tak ada pilihan saat ini, kakinya membeku tak bisa bergerak sedikpun dari ranjang itu.

Mulutnya terkatup rapat penuh keterkejutan, hanya deru napas cepat Renjun yang bisa menggambarkan keadaannya saat ini.

Between Us (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang