Chapter 4
Aku terdiam. menghadapi seseorang yang tengah menangis bukanlah hal yang biasa kutangani.
Mulut kecilnya bergerak tidak teratur mengucapkan kata kata dalam bahasa china yang sama sekali tidak aku mengerti.
tanganku perlahan mengelus pelan punggungnya berharap cara ini berhasil menenangkannya.
"apa aku seburuk itu Jeno-ya?...." bisiknya disela isakan memilukan itu. tangannya tak berhenti menyeka air mata yang terus mengalir.
"kuharap tak begitu."Bisikku berharap tak melukainya.
"apa kau tidak jijik denganku?." ujar Renjun menatapku dengan mata merahnya yang terlihat sangat rapuh itu,ingin ku menguncinya didalam rumahku agar tak seorangpun dapat melukainya lagi.
aku menariknya kedalam pelukanku. mengusap kepalanya tanpa mungucapkan sepatah katapun.
"aku...aku kotor."
"aku orang yang kotor."
"aku menjijikkan...aku ingin pergi..hiks-hiks aku penat."
.
.
.
.
.Pagi ini mendung..
sepertinya hujan akan segera turun. Aku bergegas memasang sepatuku dan berlari kearah kamar Renjun.
tok
tok
"Renjunie...aku boleh masuk?."
aku menunggu jawabannya beberapa saat.
sepertinya ia masih tertidur atau mungkin..
ia hanya butuh waktu sendiri.
aku meninggalkan pintu itu cepat.meraih ponselku dan melaju segera kekantor.
Selama berjam jam duduk dibalik meja kerjaku sangat membuatku jenuh. Pikiranku terus menerus memikirkan pekerja baruku dirumah.
entah mengapa aku sangat menyesal sudah bertanya hal bodoh seperti itu.tring..
nana✖
hyung.aku kerumahmu ya.iya oke.byee.
Jenolee
hmaku memijat kasar kepalaku, apa yang dilakukan Jaemin dirumah hanyalah membuat berantakan seisi rumahku.
aku perlu memanggil bibi kim untuk membersihkan rumah setiap kali jaemin datang dan terlebih lag-
"RENJUN."
aku membuka pintu rumahku cepat. Mendapati Jaemin yang sedang berbaring disofa dengan cemilan dan minuman soda yang berserakan dimana-mana.
"tumben." sapanya singkat.
"yah." balasku lebih singkat.
ini memang terlalu cepat untukku pulang. sekitar setengah 1 siang.
tapi kesampingkan urusan itu,aku segera berlari menuju kamar Renjun.
mengetuknya pelan.
tak ada jawaban.
aku membuka ponselku mengecek pesan yang tadi pagi kukirimkan,dan sama sekali tak dibaca oleh Renjun.
"Renjun-ah!." teriakku sambil memukul keras pintu kayu itu.
"hey..apa aku boleh masuk?." masih tak ada jawaban.
"yo hyung?.apa kau menyimpan seseorang disini?."
itu jaemin.
"diamlah,ini bukan urusanmu."
"o-okay."
aku membuka perlahan pintu kamar Renjun.
Bau aneh pertama kali meyapaku. Kubuka cepat pintu itu dan segera masuk.
"Renjun-ah..."
.
.
.air menggenang dilantai tepat disamping ranjang Renjun.
pecahan gelas berserakan dilantai.
panik.aku mengangkat tubuh Renjun dan memindahkannya kesofa disamping Ranjang.
matanya tertutup tapi mulutnya terus bergerak mengucapkan kata 'maaf'.
"h-hey..bangun Renjun."
.
badannya panas.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us (NoRen)
Fanfiction[Complete]✅✅ Berada dalam situasi seperti ini bukanlah keinginanku.-rj ft. JaemRen Start 30.10.19 End 01.02.21