Winter Tears

1.8K 232 7
                                    


Chapter 17.

Aku tak tau apa yang terjadi.

Aku hanya merasakan sakit, tubuh dan pikiranku.

Sakit.

Apa begitu kita diberikan kebahagiaan akan selalu ada hal menyakitkan yang terjadi?.

Tapi mengapa hanya aku?, mengapa tidak semua orang mengalaminya?.

Benar.

Harusnya hari itu aku mengikuti otakku, bukan hatiku yang memilih untuk hidup bersama Jeno.

Walau aku tau akhirnya, hanya rasa sakit yang lagi-lagi kudapatkan.

Dunia ini tidak pernah, tidak pernah membiarkanku bahagia.

..

..

Jeno masuk keruang inap Renjun setelah membayar semua administrasi, Renjun duduk diatas kursi rodanya mendengarkan lagu dari earphone nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno masuk keruang inap Renjun setelah membayar semua administrasi, Renjun duduk diatas kursi rodanya mendengarkan lagu dari earphone nya.

"Jeno."

"Ya?." Jeno bergegas menghampiri Renjun mengambil kedua tangan istrinya kedalam tangan Jeno.

"Aku.. aku ingin pulang." Renjun menatap Jeno lama, matanya berkaca-kaca dengan wajah tanpa ekspresinya.

Jeno mengangguk, mencium dahi Renjun sejenak sebelum mendorong kursi roda itu keluar. Jaemin menunggu mereka diluar.

"Kau mau yogurt?."

"..."

"Baiklah." Jaemin menghembuskan napasnya mendapati respon Renjun, ia tidak tau seberapa sakit yang dirasakan Renjun.

Jaemin tidak akan menyuruh namja mungil itu untuk tersenyum, karena itu hanya akan menyiksanya.

Mereka sampai dirumah, Renjun masuk dengan digendong oleh Jeno.

"Jeno."

"Ya?." Jeno mengelus surai coklat Renjun setelah menaruh Renjun diatas ranjang. Wajahnya sangat lemas, maniknya tak menunjukkan setitikpun cahaya.

"..." Renjun hanya diam menatap Jeno. Ia tak ingin Jeno pergi.

Dan jeno mengerti, berbaring disamping Renjun membiarkan tubuh mungil Renjun menyelinap diantara Jeno.

Napasnya terdengar berat, lebih seperti ketika seseorang berusaha untuk membuang kegelisahannya.

Jeno mengelus perlahan surai Renjun.

Dan Renjun yang diam diposisinya untuk waktu yang cukup lama.

"Jen, apa aku boleh meminta sesuatu?." Bisik Renjun menatap wajah Jeno.

Jeno mengangguk, mengecup kembali dahi Renjun lalu mengusap pipi memerah Renjun.

"Aku ingin kita.." Renjun menghentikan kalimatnya mencari sesuatu dimata Jeno.















Between Us (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang