take

7.3K 595 52
                                    

"Kau mulai bekerja besok."



Chapter 2.

Aku dari tadi hanya diam menatap sebuah frame tanpa isi dihadapanku. Hanya itu objek yang dapat kuperhatikan diruangan ini. Sudah satu jam lebih pemilik rumah ini pergi. Aku bahkan tidak tahu namanya.

"Renjun."

"Ya?." Aku mengalihkan pandanganku cepat. Berdiri dan berlari kecil menuju seseorang yang baru saja masuk keruangan ini.

Ya.

Dia orang yang membawaku kerumahnya semalam. Dan tebak, tentu saja aku sedang berada dirumahnya.

Aku berhenti saat kakinya berhenti berjalan, ia berbalik dan mengelus suraiku dengan senyuman tipisnya.

"Ini kamarmu sekarang, kau bisa mengaturnya sesukamu."

"I-ini?."

"Ya, aku tidak akan masuk kesini jika kau tidak mengijinkanku,karena ini kamarmu."

Apa yang sedang dibicarakan tuan muda ini. Apa dia sedang bercanda?.heol, ini bukan kamar. Ini dua kali luas kontrakan lamaku.

"T-tapi..aku tidak punya uang untuk membayar ini semua."

Oh,lihatlah.

Sepertinya dia sudah gila, dia bahkan masih sempat sempatnya tertawa disaat seperti ini.

"Kau pekerjaku,ini fasilitasmu."

"..."



"..."

Aku membisu,rahangku jatuh tidak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.

Pekerjaan macam apa yang akan kulakukan sampai aku bisa mendapatkan fasilitas semacam ini.


"Tuan,apa ini semua..apa pekerjaan yang harus kulakukan."

Tanyaku serius.

"Sangat mudah, kau hanya perlu untuk menjadi peliharaanku."
































"Ap-apa ..apa yang kau maksud?!".













.
.
.
.


Ini sudah pukul 8 malam, aku duduk dikamarku yang serasa seperti rumah ini bosan. Aku hanya mengetikkan sesuatu di ponselku.

untuk Yuta.

aku merindukannya. Air mataku mulai mengalir, dadaku sakit menahan rindu yang sudah sangat lama kutahan.

kuseka beberapa kali, tapi tangisanku makin menjadi-jadi. Isakan pelanku terdengar sangat menggema diruangan ini, jari-jariku meremat rambutku keras menyampaikan semua emosiku.

"Injunie..apa aku boleh masuk?."

Oh tuhan...aku butuh waktu sekarang.

Cklek.

"H-hey..kenapa menangis?."

Namja ini. Kenapa harus dia. Kenapa harus dia yang ada saat aku sedang membutuhkan seseorang untukku bersandar.

Kenapa harus dia yang hadir dengan wajah hangat penuh kepeduliannya.

Jari itu menyeka air mataku lembut. Tangannya menarik tubuhku masuk kedalam dekapan hangatnya.

aku tak ingin melepasnya.


maafkan aku yuta-ya.









aku membutuhkannya.

.
.
.









"Aku akan pergi kalau kau sudah tidur."

Ucapnya dengan senyuman lebarnya, aku hanya bisa mengangguk tak berani menatap matanya.

"Umm...tuan,apa aku boleh tahu namamu?."

"Ahh..ya,aku lupa, aku Lee Jeno. Kau bisa memanggilku Jeno,tidak usah pakai tuan karena aku tidak menyukainya."

"Um..baiklah."

Lagi-lagi aku hanya diam sambil memainkan ujung t-shirt ku.

"Dan ini, aku hampir saja lupa."

Pov end

.
.
.







Renjun menerima kotak putih dari Jeno ragu.

"Apa..i-ini."






"Ya.kau hanya harus menjadi kelinciku." Jeno tersenyum, sedangkan Renjun terdiam bingung menatap sebuah bando dengan kuping kelinci yang masih berada didalam kotak itu.

"Ak-ak..t-t-tapi-".

"Hey..tenanglah, kau hanya harus menggunakannya saat aku berada dirumah,selebihnya terserah padamu,mengerti?"






.
.





"Baiklah."

.
.
.
.
.
.

Between Us (NoRen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang