Home

5.4K 765 33
                                    

Myungsoo menghela nafas dengan berat seraya memandang keluar jendela. Langit malam ini sungguh cerah, tapi sayang tidak secerah suasana hatinya. Harusnya hari ini menjadi hari yang sangat membahagiakan. Nayeon memberi kejutan padanya dengan mengatakan bahwa ia akan menjadi seorang ayah.

Namun panggilan telepon singkat dari Sehun seakan merusak segalanya. Apa lagi yang dibuat oleh adik perempuannya yang rebel itu?

"Sayang," panggil Nayeon.

Myungsoo berbalik dan menemukan Nayeon sedang berdiri di ambang pintu ruang kerjanya yang tersambung dengan kamar tidurnya dan Nayeon.

"Kok belum tidur?" tanyanya.

"Aku liat kamu nggak ada di ranjang, jadinya aku ngecek ke sini," jawab Nayeon.

Wajah Myungsoo tampak murung dan Nayeon tahu pasti baru terjadi sesuatu. Beberapa jam yang lalu suaminya masih terlihat sangat bahagia karena berita kehamilannya. Jadi hal ini pasti sangat mengganggu pikirannya.

"Ada apa?"

Myungsoo menggeleng. "Cuma urusan kerjaan, kok. Nggak ada apa-apa. Kamu balik tidur, ya. Bentar lagi aku nyusul."

Nayeon tidak percaya dengan jawaban Myungsoo. Tapi dia menurut dan kembali ke kamar, meninggalkan Myungsoo untuk kembali melamun menatap keluar jendela.

Kenapa harus Jisoo?

Myungsoo kemudian tertawa miris. Ia ingat sekali bagaimana dulu Jennie sering mengadu dan merengek padanya ketika tahu bahwa laki-laki yang ditaksirnya justru menyukai Jisoo. Takdir macam apa yang berputar di antara kedua adik perempuannya?

Dari sekian banyak laki-laki, kenapa harus selalu laki-laki yang sama?

...

Sehun memandangi Jisoo yang sudah tidur lebih dulu di ranjangnya. Janjinya pada gadis itu sudah terpenuhi, meskipun Myungsoo belum menanggapi pengakuannya tersebut. Sepertinya tidak mudah karena Myungsoo hanya diam saja dan tampaknya ia tidak suka dengan apa yang ia dengar.

Ia pasti mengkhawatirkan Jennie.

Tapi jika semua orang mencemaskan Jennie, lalu siapa yang akan memperdulikan Jisoo? Mungkin ini alasan di balik takdir mereka bertemu.

Bagaimana Sehun bertemu dengan Jisoo di perempatan jalan, lalu ia mengeluhkan tentang penyakitnya, Sehun yang tidak sengaja lupa memberikan resep sehingga Jisoo menunggu lama di apartemennya, hingga berujung pada malam mereka berbagi mimpi bersama.

Ini semua bukan kebetulan. Bisa saja Sehun adalah orang yang akan diandalkan oleh Jisoo dalam segala hal. Dan dia sama sekali tidak keberatan soal itu. Ia senang berada di dekat gadis ini. Lebih dari itu, ia merasa nyaman. Rasanya bukan seperti orang lain lagi.

Dulu Sehun sempat hampir menertawakan kakak laki-lakinya yang menikahi seorang wanita yang baru ia kenal kurang dari dua bulan. Baginya itu tidak masuk akal. Bagaimana mungkin dua orang berbeda pemikiran bisa begitu mudahnya menyatukan hati dalam ikatan pernikahan? Sekarang ia sudah tau jawabannya.

"Ma..."

Sehun mendelik. Baru saja ia ingin keluar dari kamar untuk mengambil minum ketika mendengar Jisoo mengigau. Sama seperti waktu itu.

"Jisoo."

Sehun berusaha membangunkan Jisoo dan membuat tampang heran gadis itu tercetak jelas di wajahnya ketika ia terjaga.

Personal Preference | HunSooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang