Sehun memandangi cheese cake yang ia beli semalam. Di luar dugaan, pagi ini Jisoo justru mual-mual saat melihatnya. Istrinya sendiri bahkan heran karena semalam ia begitu menginginkannya. Pagi ini benar-benar kontras.
“Kamu aja yang makan,” kata Jisoo padanya.
“Aku nggak suka makanan penuh gula,” jawabnya.
Iya juga.
“Kalo gitu kasih Jennie aja.”
“Dia nggak lagi diet, kan?” tanya Sehun seraya mengambil ponsel dan mencari nomor Jennie.
“Kayaknya sih, nggak.”
“Halo, Hun. Jisoo kenapa?” tanya Jennie begitu menjawab panggilan.
“Hari ini dia nyebelin,” jawab Sehun.
Jisoo pura-pura cemberut. Sehun mencubit pelan pipinya sambil tersenyum.
“Loh, nyebelin kenapa?”
“Semalam jam 10 dia ngidam cheese cake. Udah dibeli dia malah tidur. Ehhh, pagi ini malah mual liatnya.”
“Ohh, hahahaha!”
Jennie tertawa keras, membuat Sehun harus menjauhkan ponsel dari telinganya sejenak.
“Trus, kenapa nelpon aku?”
“Nggak ada yang makan, nih. Kamu mau, nggak? Biar aku anter ke sana sekalian berangkat kerja.”
“Ohh, boleh deh. Ya udah aku tunggu, nih.”
“Oke.” Sehun kemudian memutuskan panggilan.
“Dia mau?” tanya Jisoo.
“Yap!”
Sehun kemudian melakukan ritualnya setiap pagi, memijat kaki Jisoo.
“Ada ngerasa keram, nggak?” tanyanya.
“Karna trus dipijit jadi nggak pernah, sih.”
“Bagus deh.”
“Tapi bosan nggak bisa ngapa-ngapain,” rengek Jisoo.
“Justru bagus.”
“Kok gitu?”
“Karna akhirnya kamu bisa istirahat.”
Jisoo terdiam. Ia hanya memandangi Sehun yang masih tekun memijat kakinya.
“Kamu kan selama ini capek banget. Dari SMA udah kerja paruh waktu, trus kuliah juga hidup mandiri. Walaupun dapat full scholarship, pasti ada merasa kesepian juga, sampe akhirnya kamu ambil kerja part time untuk membunuh waktu. Kamu memang nggak cerita sedetail itu, tapi entah kenapa aku bisa bayanginnya.”
Ah, entah karena hormon ibu hamil atau karena ia memang terharu karena perhatian Sehun, Jisoo jadi merasa ingin menangis.
“Aku lebih suka kamu gini, nggak terlalu membebani diri sama semua tanggung jawab. Kadang-kadang aku liat kamu kayak lupa kalo sekarang udah ada aku, udah nggak hidup sendiri lagi. Aku nggak mau jadi suami yang taunya cuma ngasih uang, tanpa tau keluh kesah kamu sehari-hari. Because you deserve more, Babe.”
Luluh lantak sudah pertahanan Jisoo. Dia benar-benar sudah menangis sekarang. Bukan karena sedih, tapi karena ia merasa Sehun terlalu baik untuknya. Tapi Sehun malah bilang bahwa dirinyalah yang pantas mendapatkan sesuatu yang lebih.
“Duhh, sensitif banget sih, bumil yang satu ini,” pujuk Sehun yang kini sudah berada di dekat Jisoo untuk menepuk-nepuk pelan puncak kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Preference | HunSoo
RomanceHari pernikahan Myungsoo tampak lebih meriah dari yang seharusnya karena kehadiran Jisoo, adik perempuan Myungsoo selain Jennie. Hubungan yang canggung di antara mereka membuat teman-teman Myungsoo heran. Cerita ini dimulai oleh Sehun, yang sudah se...