"Cuma infeksi ringan. Dalam tiga atau empat hari luka Anda akan kering."
Sehun tidak tahu harus menggunakan bahasa sebaku apa lagi agar pasiennya yang satu ini mengalihkan pandangan dari dirinya. Sejak masuk hingga sekarang, pasien wanita Sehun terus memandangi dirinya dengan tatapan yang enggan ia artikan.
"Anda perlu menjaga makanan yang Anda konsumsi. Hindari seafood dan telur untuk sementara waktu."
Pasien itu tidak menanggapi apapun yang dikatakan Sehun. Bahkan mengangguk pun tidak. Ia hanya menatap Sehun terus menerus.
"Anda paham dengan apa yang saya sampaikan?" tanya Sehun.
Wanita itu hanya tersenyum.
Sehun ingin menghela nafas, tapi ia menahannya. Ia harus tetap bersikap santun dalam menghadapi segala macam tipe pasien. Saat ia menuliskan resep, barulah pasien wanita tersebut berbicara.
"Mau minum bareng, Dok?" tanyanya.
Pertanyaan klasik.
Sehun mencoba tetap tenang dengan menunjukkan cincin yang melingkar di jari manis tangan kanannya. "Saya sudah menikah."
"Emangnya kenapa? Laki-laki yang udah nikah nggak boleh minum, ya?"
"Tentu boleh. Tapi tidak dengan sembarang orang," jawab Sehun.
"Loh, saya kan bukan sembarang orang. Saya pasiennya Dokter."
Sepertinya ini tidak baik. Apapun yang Sehun katakan, pasti wanita itu akan mendebatnya balik. Akhirnya ia memilih diam sambil menuliskan resep.
"Silakan tebus di apotek," katanya seraya memberikan kertas resep kepada pasiennya.
"Terima kasih, Dok!" ucap wanita itu.
Sehun menahan ekspresi terkejutnya ketika pasien itu menggenggam tangannya saat mengambil kertas resep tersebut.
"Saya akan datang lagi," katanya kemudian.
"Tidak perlu!" balas Sehun cepat.
"Gimana kalo lukanya belum sembuh?" tiba-tiba wanita itu bertanya dengan sengit.
"Saya jamin maksimal dalam empat hari sudah kering," jawab Sehun tetap tenang.
"Ya udah, kalo gitu saya datang untuk mengeluhkan penyakit lain!"
"Anda bisa mencari dokter lain," saran Sehun. "Anda tau di mana pintu keluarnya, kan?"
"Dokter macam apa yang menolak pasien?!" Sekarang suara si pasien mulai meninggi.
Ternyata tidak mudah mengurusi wanita ini. Sehun harus mencari alasan lain.
"Jika hanya saya dokter yang tersisa di dunia ini, maka saya tidak boleh menolak Anda. Tapi, di ruangan sebelah saja pun ada dokter yang lain, jadi tidak masalah. Lagipula, saya harus menghindari hal-hal yang bisa mengganggu kedamaian pernikahan saya," jelas Sehun.
Pasien wanita itu tampak tersenyum aneh, membuat Sehun agak bergidik ngeri.
"Berarti, Dokter merasa saya bisa merebut Dokter dari istri Dokter, kan?" tuduhnya dengan percaya diri.
Rasanya Sehun ingin menggeram. Kesabarannya sudah sangat tipis sekali. Dia akan terima saja jika dirinya yang dihina atau disepelekan, tapi jangan istrinya. Dan statement wanita itu seakan-akan ingin mengecilkan Jisoo dan merasa dirinya lebih dari Jisoo.
"Anda tidak akan bisa melampaui istri saya. Saya bisa jamin, sama seperti saya bisa menjamin kesembuhan luka Anda." Sehun berdiri untuk membukakan pintu. "Silakan," katanya menyuruh pasien tersebut untuk keluar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Personal Preference | HunSoo
RomanceHari pernikahan Myungsoo tampak lebih meriah dari yang seharusnya karena kehadiran Jisoo, adik perempuan Myungsoo selain Jennie. Hubungan yang canggung di antara mereka membuat teman-teman Myungsoo heran. Cerita ini dimulai oleh Sehun, yang sudah se...