UKS

146 7 0
                                    

Happy Reading!!!!

sinar matahari pagi menelusup masuk ke jendela kamar Rain. Malam tadi Rain lumayan susah tidur. Karena suhu badan nya naik. Ini akibat ia terlalu lama bermain hujan.
Untung saja rizky selalu bersamanya. Semalam ia mengompresi adiknya tersebut. Dan paginya pun badan sedikit mereda dari subu sebelumnya.

"Engghh.. Pagi bang." ucap Rain.
"Pagi. Gimana udah enakan? Jangan sekokah dulu deh biarin sampai suhunya normal aja gimana?"
"Engga bang udah baikkan kok. Kalau ngga sekolah nanti siapa yang mimpin rapat?" jelas Rain.
"Dibilangin selalu ngeyel yaudah deh serah. Tapi. Ada tapi nya nih."
"Apaan?"
"Obat nya dibawa terus makannya yang teratur ya!" pinta Rizky.
"SIAP BOSKU!!"

Rain pun beranjak ke kamar mandi untuk bersiap diri. Ando sudah pergi dari kamar nya Rain. Dan bersiap juga untuk kuliahnya hari ini.
Setelah siap dan rapi dengan pakaian mereka masing-masing. Mereka pun berangkat.

***

Bel masuk sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Hari ini kelas Rain sedang tidak ada guru. Dan itu membuat kelasnya menjadi riuh dan ricuh. Rain yang tak suka dengan suasanan tersebut pergi keluar. Tepatnya pergi ke rooftop.

Rain berjalan di koridor sekolahnya lalu menaikki anak tangga. Dan disinilah Rain sekarang. Menikmati angin yang berhembus lembut di tubuhnya. Membuat rambut-rambutnya berterbangan menutupi wajahnya yang indah dingin tersebut.

Tiba-tiba saja sebuah bunga muncul dihadapan Rain dengan rambut yang masih menutupi sebagian mukanya. Rain tersentak kaget dan membuat bunga mawar tersebut. Wajar saja ia membuangnya ia karena bunga tersebut tiba-tiba ada di depan matanya.

"Eh kok dibuang?" suara khas lelaki itu memulai pembicaraan.
"Apaansih. Kaget tau! Trus lo ngapain ngikutin gue sampai sini? Ngga ada kerjaan lo?!" tukas Rain.
"Emangg ngga boleh?"

Pertanyaan nya tak di gubris oleh Rain. Rain pun terdiam dan membuka buku novel yang ia bawa ketika hendak keluar kelas tadi.

"Udah sampe halaman berapa? Udah sampe Ayahnya Anneliese meninggal belum?" tanya Ando.
"Belom. Emang lo udah baca?"
"3 hari yang laku gue baru selesai baca tu novel" jelas Ando.

Rain hanya memangutkan kepalanya dan membentuk layak nya huruf O pada bibirnya.

"Rain. Sebenarnya gue sukak sama lo."
Suasana tiba-tiba saja menjadi hening seketika setelah Ando menyatakan kalimat tersebut. Rain menatap lekat si Ando tersebut.

"Bercanda lo kelewatan gue ngga sukak!" tukas Rain
"Gue serius Rain, gue serius sukak sama lo. Entah dari mana datangnya perasaan ini. Tapi gue rasa gue seneng deket lo." jelas Ando.
"Tolong ya Mas bercandanya dikurangi. Gue ngga suka tauk!" rain pergi dari tempat duduk nya lalu turun kebawah.

Ando pun mengejar Rain yang pergi meninggal kan nya. Tiba-tiba saja ditengah koridor sekolah. Kepala Rain merasakan pusing dan berkunang. Kini ia kehilangan keseimbangannya. Dan.

Brukkk...

"Eh Rainnn.."
ando yang ada dibelakangnya langsung menyambut tubuh Rain dan menggedong nya ke UKS. Rain dibaring kan kekasur dan diperiksa keadaannya oleh dokter sekolah.

"Eh rain kenapa ndo?" tanya nando.
"Lo apaiin dia hah?!" datang Gladis dengan menggertak Ando.
"Gue ngga tau dia tiba-tiba aja pingsan." jelas Ando

Ando dan temanya rain oun masih bercekcok dengan keadaan Rain sekarang. Hingga dokter keluar dari ruang rain.

"Dia tidak apa-apa hanya saja suhu tubuhnya kembali menaik. Mungkin ia sebelumnya demam. Maka dari itu suhu tubuhnya naik." jelas dokter tersebut.
"Kalau begitu dia bisa beristirahat kalian boleh biarkan dia beristirahat disini atau membawanya pulang." sambung dokter tersebut.

Mereka pun masuk untuk mengecek keadaan Rain. Chicka menatap Ando yang begitu cemas dengan keadaan rain. Aneh katanya. Mungkin ia bisa menebak kalau Ando menyukai gadis tersebut.

"Gue anter Rain pulang ya." izin Ando dengan temanya Rain.
"Oke gue izinin. Tapi, hagi-hati. Jangan sampai ada yang lecet." pinta gladis.
"Gue akan jaga dia!" ucap ando.

***

Kini ando dan Rain sudah berada dimobilnya Ando. Ando memasangkan seatbelt Rain. Rain hanya lemah tak berdaya.

"Ngeyel sih udah dibilangin jangan main hujan" kata Ando
"Berisik!" gerutu Rain

"Untung gue sayang." kata ando dengan nada pelan.

Rain mendengar kalimat tersebut tetapi tak dipedulikan olehnya. Ando pun melajukan mobilnya. Dan sampailah mereka di rumah Rain.

-TBC-

Haloooo.
Happy birthday author, happy birthday author heheh. Makasih telah membaca Arfhando sejauh ini:*
Wish dari author semoga bisa selesai ni Arfhando sampe Akhir!!!
AAMIINN!!!!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN YA!!!

Arfhando✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang