Part 16

1.4K 156 14
                                    

Jennie terus saja memutar² Hp nya, beberapa kali mencoba menghubungi Lim lewat chat dan telphone tapi tak pernah ada jawaban, malah saat ini Hp Lim tidak aktif, Jennie khawatir karna tak biasanya Lim seperti ini.

Ia terus berpikir bagaimana caranya agar tau keadaan kekasihnya itu, ia tak punya kontak siapapun yang berhubungan dengan Lim, entahlah Lim tak pernah mau memperkenalkan Jennie pada teman²nya secara langsung.

Sampai akhirnya Jennie memutuskan untuk menyuruh Ella untuk bertanya pada Rose atau Irene guru Ella yang sekaligus adalah teman Lim, mungkin hanya ini cara satu²nya yang bisa Jennie lakukan demi mengetahui keadaan kekasihnya.

"Ella, sini nak mama mau bicara." Panggil Jennie pada Ella yang sedang sarapan.

"Iya ma ada apa?" Jawab Ella dengan terus mengunyah nasi gorengnya.

"Ella mau nolongin mama ga?" Basa basi Jennie pada anaknya.

"Apapun buat mama." Jawab Ella dengan sedikit gombalan dan diakhiri dengan cengiran manis dari Ella.

"Duh anak mama makin pinter deh, gini sayang bisa ga nanti tanyain ke Bu Rose atau bu Irene tentang pak Lim, soalnya dari kemarin siang pak Lim ga ada kabarmya." Ucap Jennie pada Ella, Ella memang sudah tau kalau Jennie dan Lim itu adalah sepasang kekasih, dan semua itu tak masalah bagi Ella karna kasih sayang Lim untuk Ella sangat besar.

"Ok ma siap, mama kangen ya sama pak Lim? Pak Lim kan ganteng terus banyak yang suka lagi di sekolah juga." Jawab Ella tanpa mempedulikan perasaan mama nya yang lumayan cemburu mendengar banyak yang suka pada Lim.

"Ya udah kalau udah selesai berangkat ya, nanti telat." Printah Jennie.

Akhirnya Jennie duduk sendirian di kamarnya, ia masih memikirkan Lim, ia khawatir Lim akan sakit lagi, soalnya ketika Lim menghilang seperti ini pasti karna Lim sakit, dan ketika Lim sakit, Jennie tak pernah bisa berada di sisi Lim untuk merawatnya.





Akhirnya Lim bangun dengan kondisi yang masih sangat lemah, cukup lama ia sadarkan diri dari pingsannya. Lim mengedarkan matanya, ia tak melihat siapapun saat ini.

Lim masih terdiam memikirkan permintaan ayah nya kemarin, kenyataan yang sangat menyakitkan bagi Lim dan itu membuat Lim menjadi seperti ini.

Ia tak tau lagi harus bagaimana, ia tak mungkin meninggalkan Jennie, tapi lelah itulah yang Lim rasakan ketika harus terus menerus berdebat dengan ayahnya.

Apakah Lim harus menyerah dengan Jennie? Atau Lim harus bisa tegas untuk memperjuangkan Jenni?
Pertanyaan² itu terus muncul dan membuat Lim kembali merasakan sakit di kepalanya.

Tak lama pintu kamar Lim terbuka, munculah Sehun, Sehun masih tak menyadari kalau adiknya sudah sadarkan diri, ia lalu duduk di kursi sebelah Lim dan pada saat itu baru ia tau kalau Lim sudah sadar.

"Alhamdulillah, Lim kamu udah sadar? Gimana kondisi kamu? Kaka panggil dokter dulu ya sebentar." Tanya sehun yang terlihat sangat bahagia melihat adiknya sudah sadar.

Sehun lalu pergi keluar untuk memanggil dokter, tak lama dokter masuk dan memeriksa keadaan Lim.

"Dok gimana keadaan adik saya?" Tanya Sehun pada dokter.

"Kondisi Lim sudah jauh lebih baik, tapi kalau terus²an seperti ini Lim akan terus merasakan sakit, sudah saya bilang jangan membuat Lim banyak pikiran dan marah." Jawab sang dokter pada Sehun, itu membuat Sehun mengepalkan tangannya

"Ah baiklah dok, trimakasih." Ucap Sehun.

"Ia sama², saya pergi dulu kalau begitu." Pamit dokter pada Sehun.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang