Part 15

1.5K 156 10
                                    


Saat ini Lim sedang berada di kamarnya, mendengarkan musik dan bermain game, ia hanya ingin melupakan sejenak kegundahan hatinya, melupakan tentang Jennie dan Jisoo.

Tok...tok...tok....

Suara ketukan pintu kamar Lim berbunyi.

"Den ditunggu tuan di ruang tamu." Ucap bi Idah asisten rumah tangga Lim.

Lim hanya menarik nafas kasar, ia sudah tak enak hati setiap kali Ayahnya datang pasti akan ada keributan antara mereka berdua, tidak akur ya begitulah mereka sejak dulu.

Lim pergi ke luar menuju ruang tamu untuk menghampiri ayahnya. Jika orang lain bertemu orang tuanya yang tinggal berjauhan dengannya itu akan bahagia, berbeda dengan Lim yang benar² malas untuk bertemu dengan ayahnya, namun dengan bundanya Lim pasti akan sangat bahagia.

Sebagai anak baik meskipun tak pernah akur, Lim tetap anak yang sopan dan ia menyalami ayahnya dengan ramah.

"Duduk Lim." Perintah sang ayah.

Lim hanya mengikuti perintah ayahnya, namun ia tak berbicara sedikitpun saat ini.

"Ayah mau tanya tentang hubungan kamu sama Jisoo, kamu tau ayah dan orang tua Jisoo itu berteman baik dan kami memiliki bisnis bersama." Ucap sang ayah yang berhasil membuat Lim kaget.

"Lim baik² saja dengan Jisoo, kita bersahabat dengan baik." Jawab Lim sesantai mungkin, padahal ia sudah tak enak hati.

"Bagaimana kalau kamu dan Jisoo menikah?" Tanya sang ayah.

Dan itu berhasil membuat Lim membulatkan matanya karna kaget, ia tak percaya kali ini Jisoo yang ditawarkan ayahnya.

"Apa²an ini? Ga Lim ga mau nikah. Lim masih mau fokus kerja." Jawab Lim dengan sedikit menahan emosinya.

"Halah, kamu cuma guru honor gaji pun ga seberapa kenapa pake bilang fokus segala, kamu boleh minta apapun untuk ayah buatkan bisnis pasti ayah bikinin." Ucap sang ayah yang meremehkan pekerjaan anaknya.

"Lim jadi guru itu bukan nyari uang tapi karna Lim mau dan suka belajar dengan anak², untuk penghasilan Lim juga punya usaha sendiri jadi ga perlu ayah repot²!" Lim semakin kesal karna kesombongan ayahnya tak pernah hilang.

"Ayah ga mau tau, putusin pacar kamu yang tak tau malu itu, dan kamu fokus pada Jisoo!" Bentak sang ayah.

Tanpa menjawab perkataan ayahnya Lim langsung pergi ke kamarnya, membanting keras pintu kamar melampiaskan amarahnya.

Lim lelah kalau harus terus²an begini, ia memang menyukai Jisoo tapi untuk menikah rasanya tak mungkin untuk saat ini, terlepas dia belum bisa memilih antara Jennie dan Jisoo.

Ia merebahkan badannya di atas kasur, ia tak tau harus bagaimana lagi. Rasa sakit di kepalanya kini muncul lagi, perlu kita ingat Lim selalu merasakan kesakitan apabila ia banyak pikiran, marah dan banyak masalah.

Lim pergi mencari obatnya yang ia simpan di dalamntas kerjanya, Lim tak pernah meninggalkan obat itu ketika berpergian.

Sialnya obat itu habis dan Lim lupa untuk membelinya lagi. Lim tak tahan lagi sakit dikepalanya semakin menjadi², dan tanpa Lim sadari mengalir darah segar dari hidung Lim dan akhirnya Lim pingsan.

Cukup lama Lim pingsan dan tak ada orang yang tau tentang ini, sampai akhirnya masuklah Seulgi ke kamar Lim dan melihat keadaan Lim yang sedang tergeletak lemah dengan bercucuran darah yang tadi keluar dari hidung Lim.

"Ya Tuhan, Lim bangun Lim kamu kenapa?" Seulgi terus mencoba membangunkan adiknya, namun tak ada pergerakan.

"Ayah, ka Sehun tolong... Lim pingsan." Teriak Seulgi dari kamar Lim.

Because Of YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang