25 Aira

24 7 0
                                    

Lagi-lagi Aira di buat melayang tinggi dan di jatuhkan. hidup? rasanya Aira sudah sangat lelah berbicara, sungguh Aira sudah mencapai batasnya

Aira rasa berbicara sudah percuma karna akan selalu berakhir dia yang harus mengalah dan d paksa mengerti  tanpa orang itu memikirkan bagaimana perasaan Aira.

Sungguh, Aira benar benar lelah!

Aira tidak bodoh untuk mengetahui ada yang tidak beres antara hubungannya dengan Ceye.

Tidak, bukan sekali atau dua kali Aira tau Ceye berbohong. Namun sering, sampai Aira tidak tau mana ucapakan Ceye yang jujur atau tidak. Bukan salah Aira kan?

"mba, kita mau makan dmna?" tanya Aira

"enaknya dimana ya? Lu mau makan apa ?" tanya mbaPit sambil lirik kanan kiri untuk mencari pencerahan makan dmna

"kfc aja lah yuuk? Gue lagi mager buat mikir mba hhe"

"yaudh ayook"

Mereka berdua jalan ke arah kfc dengan Pipit yang sibuk membalas chat Dae.

"hmm mbaa, kita makan d luar aja yuuk" ucap Aira sambil menarik tangan Pipit keluar.

"ini udh pas d dpn kfc, skrg lo mau makan d luar? Emg knpa sii?"

Sebelum Pipit melirik kiri dan kanan, Aira langsung menarik cepat tangan Pipit.

"ngga gapapa, makan d luar kyanya lebih enak"

"ngga, apaan sii. Lo sembunyiin sesuatu dr gue kan?" tanya Pipit dengan melirik tajam k arah Aira

"AYO.KFC.AJA ! GUE.LAPER.AIRA" ucap Pipit dengan penuh tekanan. Kalau sudah begini, Aira pun tidak bisa membantah.

Mereka masuk k KFC. Namun, Pipit menyadari ada yang tidak beres dengan Aira, gelisah.

"lo cari tempat duduk, gue yg antri. Mau makan apa?" tanya Pipit

"hm apa aja mba"

Pipit mencari tempat kosong untuk menyuruh Aira duduk disana. Namun, Pipit menangkap sesuatu yang tak asing.

Disana, dipojok sana. Ceye tersenyum, tertawa bahkan mengelus kepala perempuan yang duduk d sampingnya.

"bukannya td Ceye bilang dia lagi sama kakaknya ya?"

"ha? Hm?" jawab aira kaget

"kak yoora skrg mukanya beda bgt ya? " sindir Pipit dengan mata yang masih tertuju ke arah sana
"atau Ceye skrg brubah profesi jdi degem ? Gila parah! Lo tau itu aira?" lanjutnya lagi

"mbaaaa, ganti tmpt makan yuukkk ? Jgn disini" rengek Aira. Dengan susah payah menahan air matanya

"lah knpa? Knpa ga d hadepin? Knapa mesti kabur? Emang lo yg salah?" tanya Pipit lalu melirik antrian "lagian tinggal 2 lagi, tanggung ah gue udh berdiri lama ngantri"

"mbaaaaaa" suara Aira memohon.

"sesuatu itu harus d hapedin, jgn diem nunggu Tuhan yg beresin, klo lo nya aja diem, ya Tuhan juga beresinnya gampang, tinggal pisahin lo sama dia aja selesai. Lonya aja ga usaha kok"

"tap--"

Dengan cepat Pipit memotong pembicaraan Aira, lalu mendorong Aira untuk menuju meja yg kosong, tepat disana, d dpn meja Ceye..

Aira mepangkah dengan malas, dan menunduk. Berdo'a agar Ceye tidak melihatnya.. Sampai d meja yg kosong Aira langsung duduk membelakangi pasangan yang saling memberi candaan dan tersenyum. Perih.

Tidak, bukan tanpa alasan Pipit ingin makan disini, dia memiliki 3 alasan yang kuat.
1. Perutnya sudah lapar
2. Sudah mengantri
3. Ingin tau reaksi Ceye ataupun reaksi Aira.

Dia tau ada yang tidak beres disini.

Setelah selesai mengantri dan menunggu pesanan, Pipit menuju tempat yang Aira duduki.

Tanpa Aira sangka, Pipit juga mengambil tempat di sebelah Aira, ya membelakangi Ceye.

"niih makan, lo kalau galau suka males makan. Bahaya kan klo Baek ngomelin gue grgr balik jalan sama gue, lo tbtb murung. Ntar gue lagi yg kena"

"mbaaaaa " keluh Aira

"iya-iya udah niih makan"

Aira makan tanpa suara, dan terasa malas untuk menelan. Rasa laparnya seakan tiba-tiba menghilang, ia mencoba memfokuskan pendengarannya tentang apa yg pasangan d belakangnya bicarakan.

"loh Airaa,, eh mba Pipit juga"

Aira dan Pipit kaget dengan suara pria ini, lalu mereka tersenyum saat mengetahui siapa yang menyapa mereka

Haruskah Aira besyukur?

"oh haii june" sapa Pipit berhigh five. "wiih mantanmu niih" Pipit menyenggol bahu Aira

"apaan sii mba" melirik malah ke arah Pipit. "hai mas han"

Pria itu tersenyum manis mendengar sapaan Aira

"apa kabar ra?" tanya pria itu

"ooh yg d tanyain kabar aira doang?" tanya pipit

"tenang mba, niih gue aja yg tanya. Burung pipit kian nyaring bunyinya, lalu apa kabar saat ini? Lama sudah tidak berjumpa dengan kau"

Sebuah getok kan menghadiahi kepala june

"Aww.. Ternyata masih galak. Tandanya baik baik aja" ucap june mengelus kepalanya

"raa" sapa pria itu lagi

"ha? Oh iya.. Gue baik ko mas, mas apa kabar?"

"gue juga baik ko.. Gimana kuliahnya?"

"lancar ko mas, mas sendiri gimana kuliahnya? Denger-denger skrg juga ngeband kan? Seru tuh"

"kuliah lacar, iya skrg ikut ngeband" jawab pria itu sambil tersenyum malu

"princess apa kabar mas?"

"waah, kamu ga tau aja dia nanyain kamu terus katanya kangen sampe aku d bilang tukang bohong gara-gara kamu ga ke rumah mas"

"aku juga kangen princess mas, pasti makin lucu bgt skrg"

"ayo main k rmh,, mamah juga nanyain kamu ko"

"iya mas ntar deh hhe"

"berduaaa teroos, gue dr td ngantri sampe duduk lg disni, asik bgt lo bedua mengenang masalalu" keluh june

"gue d kacangin dong, brasa dunia milik berdua" keluh pipit.

Tanpa mereka sadari, pasangan d belakang Aira pun menajamkan pendengarannya. Bukankah itu Aira? Apa Aira melihatnya? Siapa pria itu?

Ceye ingin sekali datang ke meja Aira, memberitahu bahwa Aira miliknya. Tapi disisi lain Ceye juga berharap bahwa Aira tidak melihatnya disana bersama wanita lain. Karna Ceye mengingat bahwa dirinya sedang membohongi Aira.

First Love - ChanyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang