•|11

823 134 11
                                    

"Junho, lo dimana sih?"

Yohan panik.

Junho tiba tiba ilang dari sebelahnya

Yohan ampe puter balik, nyari balik ke tempat bermain. Bioskop, toilet, dan stand makan yang mereka singgahi tadi.

Sumpah, Yohan belum pernah ngerasa sepanik ini selama idupnya.

"Junho, lo dimana sih? Yaampun, bikin gue khawatir aja!" ujar Yohan pada dirinya sendiri sembari menggigit bibirnya. Kebiasaannya kalau sedang panik.

Tidak tahu harus berbuat apa, Yohan kembali mem-misscall nomor Junho yang kesekian kalinya.

"Jawab dong Jun, astaga..." gumam Yohan kembali menggigit bibirnya.

Dan,

Dewi fortuna benar benar sedang berpihak padanya! Junho menjawab teleponnya.

"Junho!" teriak Yohan - yang membuatnya menjadi pusat perhatian - begitu telepon itu terhubung.

"Lo dimana Junho!? Astaga, lo tau gue khawatir banget anjir, satu jam gue bolak balik! Lo dimana sekarang, huh?" cerocos Yohan.

"Y-yohan.."

Yohan mengerutkan dahinya. "Kenapa Cha? Suara lo lemes banget? Kenapa?"

"Han...,"

"Jangan dibilang lo di gangbang?!" teriakan Yohan yang membuatnya ditatap aneh umum.

"Ya kagak bangsadh! Kotor bngt otak lu!"

"Iya trus lu dimana? Gue jemput nih."

"Yo, sumpah gue gatau ini dimana. Gelep banget, trus.. Tangan gue juga sakit,"

"Fak, ga ngebantu banget anjing. Coba lo raba raba sekitar lo dulu, jangan putusin telepon gue." ucap Yohan.

"Sebelah gue, kayak ada tas besar. Gue raba, gue lagi dilantai dingin. Gue di mesjid ya? Adem banget,"

"Mana gue tau anjing," dengus Yohan.

"Ahaha-"

Yohan mematung. Tawa Junho terhenti, napas Yohan tercekat begitu mendengar suara lain.

"Why you ignore my rule, babe ?"

Yohan tau siapa.

(A/n) :

stay safe kalian. Corona mulai merajalela




just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang