•|17

673 95 5
                                    

"Bangun ih! Yohaann!!!"

Yohan membuka matanya dan mendapati Junho didepannya sedang mengerucutkan bibirnya kesal.

Yohan langsung mendudukkan dirinya. Ia menatap ke arah Junho dengan mata yang masih setengah terbuka.

"Buruan mandiii!!" suruh Junho sembari menggoyang goyangkan lengan Yohan kencang.

Yohan terkekeh dan mengusak rambut Junho. "Iya gue mandi."

Dan beranjak ke kamar mandi.
















































"Junho ayo berangkat!" ajak Yohan begitu keluar dari kamar mandi.

Tapi, Yohan tidak menemukan Junho sama sekali di seluruh penjuru kamarnya. Yohan menyernyitkan dahinya dan berjalan pelan mengitari kamarnya.

Nihil, Yohan tidak menemukan Junho sama sekali.

Tok! Tok!

Yohan berbalik ke arah pintu kamarnya yang terbuka, menampakan si pelaku.

"Oh lo udh bangun? Baru mau gue bangunin." Junho. "Ayo buruan,"

Lantas, meninggalkan Yohan yang kebingungan sendirian. Ia menatap kepergian Junho aneh.

Ia menggelengkan kepalanya dan pergi bersiap kemudian turun ke bawah.

Walau sebenarnya, Yohan bingung dengan apa yang terjadi.

Setelah mengambil tas nya, Yohan turun kebawah. Ia mampir ke meja makan untuk mengambil roti panggang bagiannya dan pamit.

Di teras depan, Ia mendapati Junho. . . dan Hangyul? Phew, Yohan cukup kaget.

"Weeh, Ma Breh! Ayo cepet berangkat!" sapa sekaligus ajakan Hangyul. Hangyul pun merangkul Junho. "Ayo, Junho sayang."

Yang kemudian digeplak oleh Yohan. "Punya gue,"

Lalu merebut Junho kedalam pelukannya. Dan, Junho yang masih aja diem gatau karna malu atau. . .

Isi aja sendiri hihi

"Emang kalian pacaran? Ngga kan?" Tanya Hangyul tiba tiba.

Yohan diam. Junho juga diam. Hangyul tersenyum kemenangan. "Berarti gue masih bisa ngambil Junho, ya kan?"

"In your dream!" balas Yohan lalu menarik Junho dan berlalu dari depan Hangyul.

Hangyul mengikuti dari belakang. Yohan merasa risih sembari membukakan pintu untuk Junho. Setelah menutup pintunya, Yohan menghadap Hangyul kesal.

"Ngapain sih ngikutin gue?!" gas Yohan.

Hangyul senyum. "Emang gaboleh?"

"Ya boleh sih, tapi kan lu aneh banget gabiasa nya kek gini!" kata Yohan.

Hangyul mangut mangut sembari memegang dagunya. "Hng, gue cuma mau ngambil apa yang seharusnya punya gue, boleh?"

"Punya lo gimana?" Yohan menyernyitkan dahinya.

". . . Cha Junho ?"

Yohan mencebikkan bibirnya kesal lantas meninggalkan Hangyul dan masuk ke mobilnya. Meninggalkan Hangyul sendirian berdiri di sana dengan raut muka aneh.

Dan, Junho sama sekali gabisa denger apa yang mereka omongin.

Ia menatap Yohan takut takut, Junho takut kalau Hangyul memberitahu yang sebenarnya ke Yohan.

Junho menghela napas dan menyenderkan dirinya.

Junho merasa merinding begitu merasakan satu tangan yang memegang tangannya erat. Ia menengok dan mendapati tangan Yohan yang memainkan jemarinya.

Ia menoleh pada Yohan. Hendak protes,

"Biarin dulu kayak gini."

Oke, Junho bungkam. Ia membiarkan Yohan menggenggam erat tangannya dengan hangat.

Yohan mengelus punggung tangan Junho yang lebih kecil dari tangannya.

Sementara Junho balas menggenggam tangan Yohan.







































Yohan membelokkan stirnya berbalik arah dari sekolah. Dan disinilah mereka berada, di sebuah tempat hiburan.

"Yohan, gue ga suka!! Gue gamau boloss!!" rengek Junho begitu Yohan menarik tangannya keluar.

Yohan menghela napas. "Gue gendong nih?"

"Oke gue keluar."

Yohan pun tersenyum kemenangan.

Setelah membeli karcis, Yohan dan Junho pergi melihat lihat wahana yang kemungkinan akan dinaiki mereka berdua.

Yohan menunjuk Rumah Hantu, dan Junho menunjuk Roller Coaster.

Sungguh, Yohan tak suka dengan ketinggian dan Junho tak suka hawa menyeramkan.

Benar benar pasangan yang klop

Akhirnya setelah perdebatan kecil, mereka memutuskan untuk menaiki dua dua nya secara bergiliran. Roller Coaster dipilih duluan.

Mereka berdua mengantri lumayan lama, akhirnya mereka mengambil tempat duduk di Roller Coaster.

Yohan memeluk lengan Junho saat Roller Coaster mulai jalan. Junho memandangnya dengan tatapan merendahkan. "Cemen,"

Yohan tak mempedulikannya dan tetap memeluk lengan Junho. Roller Coaster mulai jalan.

Begitu Roller Coaster berada di puncak, benda itu mulai meluncur dengan kecepatan tinggi. Diiringi suara Yohan yang lumayan merdu.

"MAMAAAAAAA, YOHAANN MAU PULAAANGG!!!!"

"AAAAAAAAAAAAKKKKK ANJWENGGG!!!"

"JUNHOOOOOOOOO!!!!!!!!!!!!"

Junho hanya terkekeh kecil melihat Yohan.

Roller Coaster diputar dua kali, membuat suara Yohan serak. Setelah wahana selesai, Yohan buru buru turun dan pergi ke toilet yang tidak terlalu jauh dari sana

Ngapain? Ya muntahlah!

Junho agak jijik ngeliat Yohan sih.

Yohan kesel trus nunjuk Junho. "Awas aja nanti!"




(A/n) :

Pppppiw

just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang