•|24

457 87 17
                                    

Junho membuka matanya perlahan. Dilihatnya, ke atap ruangan. Penuh dengan lukisan bintang karya Yohan.

Junho menoleh ke arah samping, lalu mendapati Yohan yang sedang memperhatikannya dengan detail.

Junho kaget dan langsung mendudukan dirinya.

Yohan menatap Junho dalam. "Jun,"

Junho menenggak salivanya dengan sulit. "A-apa?"

"Gue bilang lo bisa pelan pelan ngatain kebenarannya. Tapi ga sampe lo luka parah gini, gue niat nya baik bkn jahat. Lo gaperlu takut." Yohan berujar sembari menatap manik Junho dalam.

Junho menunduk takut. Yohan perlahan mengelus surainya pelan. "Tell me the fact, then I'll stop."


Junho menggeleng. Membuat Yohan mengangkat satu alisnya. Ia kemudian mengukung Junho. Yohan mengelus bibir Junho pelan. "Gue pernah bilang, kalo bibir ini punya gue seorang."

"Tapi kenapa lo ciuman sama Hangyul?"


Junho tak berani menatap Yohan. Dari mana Yohan tau? Pikir Junho kalang kabut.

"Junho, face on me. Why you kissing with Hangyul?"

"Or I'll do something same, but more wild. Hm?"

Junho semakin kalang kabut mendengarnya. "E-eh, nggak Yo. Bukan gue yang mulai!"

"Or just tell me what happen with ur hand?"


Junho menggeleng ribut. "Hangyul yang nyosor gue! Han, beneran gue ga mulai duluan."


Yohan mengelus bibir Junho, "Bibir ini punya gue."


Yohan mencium Junho tepat di bibirnya. Melumatnya lembut dan kemudian menjadi kasar, membuat Junho susah mengimbanginya.

Yohan menggigit bibir bawah Junho, membuat Junho membuka bibirnya, membuat akses untuk Yohan. Lidah Yohan masuk dan mengabsen gigi rapi Junho.


Merasa pasokan udara menipis, Junho menepuk dada Yohan untuk melepaskan tautannya. Yohan pun melepaskannya.

Junho segera meraup udara dengan rakus. Sedangkan Yohan tersenyum sehabis mencicipi bibir manis milik Junho.


Yohan memeluk Junho.

"I love you, my precious baby,"

Junho tersenyum pelan. Menenggelamkan wajahnya di perotongan leher Yohan.


"Hihi," tawa kecil Junho.

Yohan mengelus punggung Junho. "Kenapa?"

"Lo majikan gue, inget."

Yohan mendecih. "Gapeduli, lo calon gue sekarang. Bukan maid lagi. Gada maid segemesin lo,"

Lalu memeluk Junho posesif. Junho terkekeh pelan. "Kalo gue nolak... Gimana? Hehe,"

"Ga ada penolakan, Kim Yohan mau Cha Junho. Cha Junho harus menjadi milik Kim Yohan,"

Junho melunturkan senyumnya.

"Lo milik gue seorang,"

Suara sialan itu melintas dengan kurang ajar dikepala Junho. Junho mencebikkan bibirnya, melepaskan pelukan mereka.

Yohan menatap Junho bingung. "Kenapa, bebe?"

"Hn, kalo gue bilang gue milik seseorang?"

Yohan memasang muka masam. "Apasih, kamu punya aku sekarang!"

"Apasih geli, Yohan." kata Junho sembari menjauhi muka Yohan yang udah monyong monyong minta poppo.

"Oh jdi, kamu nolak aku? Kenapa kamu ga nolak waktu aku cium tadi?" tanya Yohan. Junho tertawa melihat muka Yohan.

"Ih gak gituu!!" Junho mencubit hidung Yohan gemas.

"Jadi kamu nerima aku?"

Junho gelagapan. "H-hah?"

"Kamu bilang bukan begitu, berarti kamu nerima aku dong!" tegas Yohan sembari memeluk Junho kembali.


"Yes, I love u too."


Yohan memeluk Junho senang. "ASDFGHJKLMYOFCISCHAJUNHOALSDJNAKWIJRKPPIEHSANMAJSOISJOQWKKPWINENSMXOJEALOUSLOPADA!!!!"

"Apasih, haha." tawa Junho melihat Yohan yang sangat senang.

Yohan seneng banget, sampai lupa tujuannya buat nanyain kenapa tangan Junho bisa luka.





















Jangan di kontak

Jangan di kontak : Sayang, lagi ngapain?










"... What should I answer it?"










(A/n) :

Akhirnyaa!!! Official hehe, diinget ya guys tanggal 19/11/19

Tinggal tunggu kena guncangan aja kwk /slap/

just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang