•|13

649 125 11
                                    

Yohan menatap Junho yang sedang termangu di meja nya. Entah apa yang terjadi kemarin, Junho berubah jadi pendiem yang biasanya ngebacotin Yohan soal kebersihan kamarnya.

Btw, ini mereka berdua sendiri dirumah Yohan

Tadi, Mama Seokjin ama Papa Namjun lagi pergi keluar gatau ngapain

"Jun," panggil Yohan. Junho berdeham menggapinya. "Lu kemaren lagi wikwik bukan?"

Plak!

Sebuah buku meluncur mulus keatas kepala Yohan. Sang pelaku, Junho hanya menggerlingkan mata. "Sembarangan,"

"Lo tuh kemaren ilang kemana? Gue khawatir tau ga? Setidaknya kasih tau gue lu dimana elah," ujar Yohan sambil nusuk nusuk pipi Junho.

Junho hanya diam tak menjawab Yohan.

Kejadian kemarin jelas jelas ngebuat Junho trauma.

Yohan hanya menghela napas malas. Ia menopang dagu nya dan kembali menatap Junho. Atensinya menangkap tangan Junho yang diperban.

Junho bilang, itu cuma karna jatuh dikamar mandi.

Ok, setidaknya Yohan tau tangan Junho kenapa. Tapi Junho gamau ngasih tau apa apa tentang kejadian kemaren. Kemana Junho ilang.

Yohan menggeram. YOHAN KHAWATIR AMA JUNHO TAPI YANG DIKHAWATIRIN GAMAU NGASIH TAU APAAPA.

Yah, Yohan gatau lagi mau ngapain buat bikin Junho luluh trus ngasih tau tentang kemaren.

"Junho, kasih tau gue dong. Plis, lah" rengek Yohan sambil memeluk lengan Junho.

Junho diam. "Gue takut.."

"Hah?" Yohan mengerutkan dahinya, tak mengerti.

"Gue cuma takut..."









Flashback

Junho baru saja keluar dari bilik toilet. Ia pun mencuci tangannya di wastafel sembari memperhatikan wajahnya yang emang tampan.

Sampai, Junho merasa kalau tangannya terasa perih. Ia pun menutup keran dan melihat apa yang terjadi dengan tangannya.

Ah, tangannya berdarah.

Junho bingung, kapan tangannya terluka? Pantas saja, setiap Ia mengepalkan tangannya terasa perih.

Junho meringis. Pasti saat menabrak seorang wanita dengan tas heboh yang pinggirannya tajam-tajam.

Bayangin aja gapapa :")

Junho kembali meringis saat tangannya berdenyut dan terasa perih.

Sampai ada seseorang yang datang menghampiri Junho.

"Hey, tanganlu terluka? Ayo ikut gue!"

Junho pikir tidak apa apa

Flashback, off.


"Junho?" Yohan melambaikan kedua tangannya didepan muka Junho.

Junho tersentak dari lamunannya dan meringis. Junho takut jika hal itu terulang.

"Gue takut, Yo..." kata Junho pelan. Yohan kembali mengerutkan dahinya, tak mengerti.

"Lu kenapa? Cerita ama gue sini," kata Yohan sembari memeluk Junho dari samping.

Junho menenggelamkan kepalanya di pelukan Yohan. Menggeleng. "Gapapa..."

"Astaga Cha Junho! Cerita aja jangan keras kepala!" bentak Yohan. Junho tersentak pelan mendengar suara Yohan yang meninggi.

Yohan yang menyadarinya mengelus kepala Junho lembut. "Maaf,"

Junho kembali diam. Bukan dia gamau ngasih tau Yohan, dia cuma bingung mau ngasih tau apa ngga.

Soalnya, dia takut diakhirnya. Junho tipe orang yang mikir matang matang ngga setengah setengah.

"Junho... Plis lah, kasih tau gue. Setidaknya kasih tau lu kemana kemaren?" bujuk Yohan tak kenal lelah.

Junho mengedipkan matanya. "Gudang... Gue di gudang..."

"Ngapain lu digudang-"

"HOLA COMOSTA--! Eo-oh?"

Hyunjin masuk dengan tidak elitnya, membuat Junho melepas pelukan Yohan secara paksa. Yohan memandang kesal Hyunjin.

"Ehehe, yaampun maap gue ganggu kalian lagi sawadikap skidipapap ya? Punten atuh, hampura." kata Hyunjin sembari berlalu ke atas, kamarnya.

Yohan menghela napas dan menatap serius Junho yang menunduk dan memerah.

"Junho," panggil Yohan tegas. Ia menangkup wajah Junho, membuat Junho menghadap Yohan.

"Serius, jawab gue. Lu ngapain digudang-"

"HYUNJIN ASU! MANA LU HAH?! GARAGARA LU SEPATU GUE JATOH KE SELOKAN!- Eo-oh?"

Dan, Sowon yang murka karena dijorokin ama Hyunjin.

Yohan tabah.




(A/n) :

Aku penasaran ama pemikiran kalian.

Coba kasih tau disini 👉

just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang