•|26

490 90 23
                                    




"Bangun, sayang."

Yohan membuka matanya, merasakan pipinya yang ditusuk tusuk oleh tangan mungil. Yohan pun mendapati kekasihnya dengan senyum khasnya, menyapa Yohan.

"Hm, iya sayang." balas Yohan sembari mendudukan dirinya. Ia setengah menutup matanya karna masih mengantuk.

"Ih, cepetan bangun! Kita mau telat!" Junho merujuk sembari mengguncang guncang kan bahu Yohan pelan. Yohan bergumam,

"Hng, iya. Bentar aku masih ngantuk..."

"WOE!! BANGUN KALONG!!"

Yohan kini membuka matanya lebar lebar.

Bukan Junho, Yohan hanya mendapati Hyunjin yang sedang meneriakinya. Tidak ada tanda tanda Junho dikamarnya.

"Junho mana?" tanya Yohan kepada Hyunjin.

Hyunjin menggerlingkan matanya malas. "Udah berangkat duluan, katanya ada urusan. Hah, jadi anggota Osis ribet juga ya, dipanggil pagi pagi gitu,"

"Dia sempet bangunin gue ga?" tanya Yohan lagi.

Hyunjin menggeleng. "Katanya gatega, lo pules banget. Abis itu dia cuma nitip pesen,"

"Yohan jangan lupa sarapan, gue pergi dulu. Gitu," jelas Hyunjin.

Yohan menghela napas. Apa yang terjadi dengannya belakangan ini? Selalu saja berhalusinasi melihat Junho, padahal tak ada sosok yang bersangkutan.

"Udah jangan bengong lu. Buruan siap siap," Hyunjin kemudian keluar dari kamar Yohan.

































Yohan berjalan di lorong sekolah, Ia bolos di pelajaran Pak Jaeyoon kali ini. Entah kenapa, Ia kepikiran tentang Junho.

Ia menuju ke uks, dengan langkah gontai.

"Akh! J-jangan! Plis jangan hiks.."

Yohan mendengar suara yang masuk ke indra pendengarnya. Itu berasal dari gudang sekolah yang sudah lama tak digunakan.

Yohan mengerutkan dahinya. "Masa iya ada hantu lagi nge-sex?!"

Goblok.

Yohan penasaran dan akhirnya Ia berjalan mendekati sumber suara yang berasal dari gudang sekolah.

Btw, uks ini emg deket sama gudang jadi kedenger lah ya.

Makin deket, suaranya makin gede. Kayak orang lagi ngeringis sakit trus nangis. Tapi, Yohan serasa familiar sama suaranya. Tapi, siapa ya?

Tepat di depan pintu gudang, Yohan nyiapin batin buat nyiduk setan lagi eue eue.

Tangan Yohan pun hinggap di knop pintu, perlahan muter itu knop. Pintu nya juga perlahan ngebuka.

Dan,

Yohan berlari menuju orang itu dengan emosi lalu menonjoknya keras. "ANJING BANGSAT!!"

Junho,berusaha menghentikan Yohan sembari menangis karna menahan sakit. Yohan semakin liar menonjok cowok -Hangyul dibawahnya.

"BERANINYA LO! BIADAB!!" Yohan trus trusan menonjok Hangyul. Junho dibelakang menangis melihatnya.

Junho mendekati Yohan perlahan, kemudian Ia memeluk Yohan dari belakang. Dengan tangan yang bercucuran darah, Junho berusaha menahan Yohan. "Kak, udah hiks! Kak!!"

Menyadari Junho, Yohan menghentikan kegiatannya dan menghadap Junho. Ditatapnya tajam, Junho menunduk sembari menahan airmatanya. "Kenapa kamu ga bilang?! Cha Junho, KENAPA KAMU GA BILANG HAH?!"

Junho semakin kejer. Ia menunduk dalam dalam mendengar Yohan membentaknya. Ia terus menangis.

Yohan menghela napas lalu mengelus surai Junho, "Maafin Kakak,"

Junho membalasnya dengan memeluk Yohan. "Aku juga minta maaf, hiks!"

Yohan melepaskan pelukannya, meraih tangan Junho yang terluka parah. "Kita ke uks ya? Di obatin dulu, nanti infeksi."

Baru Junho mau mengangguk, Yohan dibuat terdorong dengan keras karna Hangyul menendangnya dari belakang. Junho memekik kaget.

Hangyul menatap tajam Junho dan Yohan. "Jangan pernah coba coba ngambil Junho. Dia milik gue,"

"Bangsat bener lo. Gue sama Junho udah official! Jangan ngaku ngaku Junho punya lo anjing," Yohan bangun seraya menahan sakitnya karna ditendang.

"Oh, nantangin?" Hangyul mengangkat satu alisnya. Yohan mendeih. "Siapa takut?"

Dan, Hangyul langsung menonjok Yohan tanpa aba aba. Membuat Yohan melimbung kebelakang. Tanpa menunggu celah, Hangyul langsung maju lagi dan menonjok Yohan tepat di pipinya.

"STOP! HANGYUL STOP!" Junho menghalangi Hangyul untuk terus maju menuju Yohan. Tangannya yang masih terluka, Junho gunakan untuk menahan Hangyul. Membuat Junho trus meringis.

Hangyul berhenti. Ia menatap Junho, kemudian Ia tangkup wajah Junho untuk balas menatap Hangyul. "Junho, bener kata Yohan? Kalian pacaran?"

Junho kembali menunduk dan mengangguk pelan. Hangyul menggertakkan giginya. Ia meremat tangan Junho yang masih luka. Junho kembali meringis.

Hangyul mendorong Junho kepinggir, dan maju lagi menuju Yohan yang masih terduduk. Hangyul maju dan berjongkok di hadapan Yohan. "Putusin Junho, atau nyawa Junho jadi taruhannya."

"ORANG GILA! DASAR PSIKOPAT SINTING!" Yohan menendang kaki Hangyul keras.

Namun tak berpengaruh apa apa. Hangyul maju dengan eaut menyeramkan. Kemudian Ia melesakkan tonjokkannya di perut Yohan. Membuat Yohan muntah darah.

"LEE HANGYUL!!! STOP BERENTI PLIS HIKS!" Junho berusaha menarik Hangyul dari Yohan. Junho tak tega melihat Yohan seperti itu.

"Hei, ada apa ini?-ASTAGA," Bu Yoomi muncul di pintu gudang. Kaget melihat keadaan yang dilihatnya ini.

Bu Cheetah yang ikut bersamanya membantu memisahkan Yohan dengan Hangyul. Sedangkan Bu Yoomi bertanya kepada Junho, apa yang terjadi.

Junho hanya diam saja, bingung mau menjawab apa.

Melihat luka parah di tangan Junho, juga darah yang masih bercucuran, Bu Yoomi langsung membantu Junho menuju uks.

Sedangkan Bu Cheetah membawa Hangyul dan Yohan menuju ruang bk.









(A/n) :

Bukan ini guncangannya.

Nanti ada yang lebih gede, lebih parah, hehe.

Ntar aku dihujat kalian

just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang