•|14

640 121 23
                                    

"Jun, istirahat kuy!" ajak Yohan pada Junho yang lagi bengong. Yohan jelas pengen nyuntrungin itu kepala tapi ntar Junho jadi maung.

Yohan juga penasaran, ada apaaa dengaann Juno-nyaa?

Asek, Juno-nya asek

Semenjak ilang kemaren, Junho jadi lebih pendiem lebih banyak bengongnya.

"Ng? Iya bentar." balas Junho lalu berdiri dari tempat duduknya dan menghampiri Yohan yang berada di depan kelasnya.

Selepas itu, Mereka pun pergi ke kantin.

Di kantin, Junho disuruh untuk mencari tempat duduk oleh Yohan, sementara Yohan membeli makanan.

Junho pun mulai mengitari sekitar meja makan untuk melihat apa masih ada tempat kosong untuk dirinya dan Yohan.

Selesai mencari tempat kosong, Junho pun duduk di kursi itu dan kembali termangu.

Yaampun Junho sayang, ada apa dengan kamu?

/slap.

Yohan yang sudah selesai membeli makanan, pergi ke tempat Junho sedang termangu. Ingin rasanya Yohan nyubit pipi gemes Junho, tapi ntar dia diamuk.

"Jun, makan nih." kata Yohan sambil meletakkan bagian Junho didepan Junho.

Junho masih termangu.

"Junho?" kata Yohan sembari memegang tangan Junho yang Junho gunakan untuk menopang dagunya.

Junho tersentak dari lamunannya. "I-iya?"

Yohan menghela napas kasar. "Lo kalo ada masalah ngomong! Jangan diem gini, bikin gue bingung tau!"

Junho menggeleng. "Ngga, ngga ada apa apa." jawabnya cepat. Terkesan menghindari... Maybe?

"Gue cuma pengen rasain sensasi bengong tanpa batas." Junho beralasan.

Yohan mengusak rambut Junho. "Jangan, ntar lu kesurupan."

Junho cuma ngangguk ngangguk.

Mereka berdua pun makan dengan tenang.

"Yo wazzup, bro!" ujar Hangyul sembari merangkul bahu Yohan. Yohan pun membalas panggilan Hangyul.

"Wes, makin deket aja ini dua orang. Awas nanti ada orang ketiga!" kata Hangyul sambil bergaya menakut nakuti.

"Iya, orang ketiganya elu," celetuk Yohan sembarangan.

Hangyul cuma ketawa. "Enak aja, gue manusia bukan orang ketiga,"

"Bodo amat, Afifah!" Yohan berujar.

"Iya, mas Aris?" Hangyul malah ngeladenin.

"Goblok lu, ah. Kenapa gue bisa temenan ama orang sebego elu," kata Yohan.

"Lu duluan yang mulai anjing, Fatimah!!"

"Iya, Mas Fattah?"

"Goblok aowkawokawok," Seungyoun numpang lewat.

Hangyul tertawa dan duduk disebelah Junho. Sedangkan Junho? Hatinya ga keruan.

"Eh, Juno. Gimana kabar? Baik?" tanya Hangyul basa basi.

Yang jawab malah Yohan. "Baik pala kau! Liat tuh, tangannya di gips bahlul!"

"Ya maap. Gue ga liat." Hangyul pasang muka tak berdosa.

"Picek,"

Hangyul tersenyum kemudian memperhatikan Junho dari sampingnya. "Junho cantik, ya?"

"Uhuk!" Junho keselek baso Mas Kangin. Ama Yohan buru buru disodorin minum.

Abis itu, Hangyul digeplak ama Yohan. "Punya gue, mata lu jelalatan!"

"Ya santuy, gue cuma bilang Junho cantik." kata Hangyul sambil trus memandangi Junho yang mulai risih.

"Apalagi kalo 'itu'-nya keluar,"

"Hah? Lu ngomong apa, Gyul?" tanya Yohan yang emang ga denger kata kata Hangyul yang kecil parah.

"Gue bilang, Junho cocok jadi bintang majalah." kata Hangyul santai.

Yohan cuma ber oh ria dan lanjut makan.

Sedangkan Junho, Junho denger kata kata Hangyul.

Junho pengen ilang aja rasanya.




















Yohan ama Junho udah pulang, dan sekarang Junho lagi nungguin Yohan ngeluarin mobil dari parkiran.

Trus tiba tiba ada yang megang pundak Junho. Ternyata, Hangyul.

"Hai, mau pulang?" tanya Hangyul sambil tersenyum.

Junho tersentak dan tersenyum kaku. "I-iya,"

"Sama siapa?"

"I-itu Yohan lagi ngambil mobilnya." jawab Junho sambil nunjuk ke arah parkiran.

"Hmm, sayang banget ya..."

"HEH, RAJA DANGDUT! MAU NIKUNG GUE HAH?" Yohan teriak sambil nunjuk nunjuk Hangyul ga nyantai.

"Wets, berbagi aja susah amat." kata Hangyul sambil ngerangkul Junho santai.

Junho? Mau kabur aja rasanya.

"GA! GA ADA BAGI BAGIAN! LU KATA JUNO OBJEK EMTEKA HAH?" Yohan ngegas sambil rebut Junho dari Hangyul.

Junho mengiris nyeri saat Ia ditarik paksa dan kuku jari Hangyul yang ada di lengannya menggores tangannya.

Darah merah itu keluar dari tangan Junho. Yohan panik.

Segera saja, Hangyul mengambil sesuatu dari sakunya, tisu.

"Eh, bersihin dulu." kata Hangyul sembari mengambil tangan Junho yang terluka dan menyelimuti luka Junho dengan tisu

Memang tidak banyak yang keluar, jadi darahnya cepat berhenti. Selesai itu, Hangyul menyuruh Yohan untuk membawa pulang Junho.

Yohan pun memasuki mobilnya bersamaan dengan Junho.

Hangyul melambai dari balik kaca mobil kepada Junho. Dan, Junho menatap Hangyul dengan muka takut.


"Gue kecolongan, bangsat!"






(A/n) :

Ada pemikiran baru?

Hehe 👉

just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang