•|15

612 107 12
                                    

"Gue kecolongan, bangsat!"

Yohan kini sedang terasuki setan bengong Junho.

Habis, Yohan heran apa yang terjadi sama Junho? Junho bilang Junho takut, Junho cuma takut, takut ama apa? Hangyul?

Amasa sih ama si Raja Dangdut, buktinya Hyeongjun aja bisa klop ama Hangyul. Masa modelan Junho takut ama Hangyul? Si goblok dari goa hira?

Fix, konspirasi ini mah.

Eya, udh kayak Mba' Nessie blum gais?

Aku ngebayangin ntar opening ff ku,

"It shits to go up!"

Aowkawokawok.

Yauda balik ke topik. Yohan bingung, Junho kenapa sih? Hah, samwan tel Yohan plis :"(

Kesian ini otaknya makin nyurut kalo mikir gituan

Dan... Junho bilang kalo dia kecolongan? Kecolongan apa sih? Kolor nya dicolong ama Hangyul?

Yohan menutup mulutnya dramatis...

Jangan-jangan. . .

"Junho wikwik ama Hangyul?!"

Plak!

"Sembarangan," bukan bukan Junho. Itu Sowon yang kebetulan lagi numpang di kamar Yohan. Ngga sih, Sowon Hyunjin ama Yohan lagi mabar.

Sowon mengambil bantal nya yang Ia lemparkan. "Cha cha masih suci, jangan mikir yang kagak kagak,"

"Iya iya," sungut Yohan kesal. Ia pun meraih handphone nya dan kembali bermain.

Hyunjin sih anteng anteng aja. Soalnya kalo udah maen pabji dia mah kalem. Gabisa diganggu gugat kalo batre nya blom ninuninu.

Heejin adalah pengecualian.

BOCHEEEN

Pokoknya setiap ada panggilan masuk dan itu bukan Heejin, langsung Hyunjin tutup. Gaguna katanya, ngabisin waktu plus pulsa.

Dan, kalo ada yang nelpon dan itu Heejin, dia langsung angkat trus nyapa "iya sayang?"

Yohan sering geli kalo adeknya udah kek gitu.

Untungnya, Heejin bukan tipe cewek yang suka nelpon cuma buat ngebucin ato curhat.

Heejin adalah anak rajin yang cantik dan baik hati. Serta bertaqwa kepada orangtua

Bodolah.

"YOYOOO ITU ITU DISANA ADA MUSUH BGST!" Sowon congornya gabisa tidak berkata kasar karna Yohan yang trus ngelamun.

"HAAA BABYCK, NTAR KNOCK AJG, REPUTASIKU YANG BERHARGAAAA!!!" Hyunjin ikut berkata kasar karna reputasi dia sebagai pemain cewek paling pro bisa ancur.

Yohan malah ngelamunin layar hapenya yang udah penuh darah.

Yohan membulatkan matanya. Iya, Yohan rasa dia tau kenapa Junho bilang kecolongan..

Tapi kenapa?




























"Pagii," sapa Junho ceria saat Yohan membuka matanya. Eyesmile khas Junho yang pernah menjadi candu Yohan sesaat.

Yohan membalas senyum Junho. "Pagi,"

"Ayo buru mandi, keluarga lu udah nunggu dibawah!" kata Junho.

Yohan ngangguk trus masuk ke kamar mandi dengan perasaan heran.

Junho, yang tadi Junho kan?


































"Junho? Iya tadi kesini. Tapi kamu nya masih tidur, jadinya Papa suruh dia duluan aja biar ga telat."

Yohan mengerutkan dahinya tak mengerti, jelas jelas tadi Junho ada dikamarnya! Membangunkannya dengan eyesmile candunya.

"Ah, bohong. Tadi Junho ada dikamarku kok! Ngga transparan, malah HD! Ngga, Bloer-Ray malah!" ngotot Yohan.

Hyunjin muncul dibelakang Yohan sembari menepuk pundaknya. "Kak Junho tadi berangkat duluan, kak yo."

"Kangen ya ama Junho? Asik adekku udh ga bujang lapuk lagi." kata Sowon sambil mengambil saus.

"Kak Yo hebat ya, sekalinya dapet, dapet yang bening parah." timpal Hyunjin sembari duduk di sebelah Sowon.

Yohan hanya bisa terdiam tanpa berkata apapun.

Lantas,

Tadi itu siapa...?


































Yohan sedang bertanya kepada salah satu teman terdekat Junho.

"Junho nya ada?" tanya Yohan. Minhee kemudian mengangguk dan menunjuk kedalam.

"Dari tadi dia gamau keluar, katanya ngantuk. Tapi mau gue panggilin ato gimana?" tawar Minhee.

Yohan menggeleng. "Ga usah, gue samperin aja."

Minhee ngangguk ngangguk aja trus pergi ke kantin bareng Dongpyo, Hyeongjun, ama Eunsang.

Selepas kepergian tiga bocah itu, Yohan nengok kedalem. Dan, ajaib banget kalo penghuni kelasnya cuma ada Junho doang.

"Junho!" sapa Yohan saat berjalan ke meja Junho.

Di meja sendiri, Junho lagi nenggelemin(?) kepalanya di meja.

"Woi, Juno." panggil Yohan sambil nepuk pundak Junho.

Perlahan, Junho ngangkat kepalanya trus mandang Yohan. "Iya?"

Yohan gemes banget. Suara Junho kok bisa lucu banget gitu, ngalahin suara imut Dongpyo.

"Lo sakit bukan? Lemes banget," kata Yohan sambil megang pipi Junho.

Kalo orang sakit, dicek dahinya bodoh bukan pipinya.

Intinya, Yohan tuh bego.

Junho ngegeleng trus nopang dagunya. "Kenapa kesini?"

"Mau nyamperin bidadariku, emg gaboleh?"

Junho ngeliat sekitar. "Mana bidadari? Emg ada bidadari?"

Tanya Junho polos. Yohan tak kuadh, hngg.

"Aku mau nyamperin masa depan aku, masa gaboleh?" ulang Yohan.

Junho cuma blushing tapi dia langsung berubah mukanya liat ada seseorang lewat depan kelas sambil smirk ke arah Junho.

Dan, merapalkan sebuah kata kata dari gesture mulutnya, membuat Junho tak habis pikir.

"Don't you dare to run away from me, cause you're mine."





(A/n) :

Aowkawokawokawok panjang banget.

Betewe gimana? Ada kemajuan? Padahal aku ngasih banyaaaaaakkk clue di chap ini hehe.

Dan, clue lagi nih hehe. Aku kan taro poto Mama dan Kakakya (ato adeknya?) di atas kan.

Maksudnya apa yaaaa hihi

aku kasih clue lagi, biasanya kalo seseorang akan menemui ajalnya, dia bakal berhalusinasi.

Atau ajal orang terdekatnya xixixi

just maid [yohan junho]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang