09 | Digoksin

437 41 3
                                    

"Digoksin"

Kata pertama yang diucapkan Dokter Danu siang ini sukses membuat Iva melongo, terdiam seakan tak mampu lagi dirinya bereaksi lebih untuk sebuah kata yang asing di telinganya, tidak pernah didengarkan kata tersebut sekalipun di hidupnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata pertama yang diucapkan Dokter Danu siang ini sukses membuat Iva melongo, terdiam seakan tak mampu lagi dirinya bereaksi lebih untuk sebuah kata yang asing di telinganya, tidak pernah didengarkan kata tersebut sekalipun di hidupnya.

"Umumnya, digoksin merupakan obat untuk mengobati penyakit jantung, seperti aritmia dan gagal jantung. Obat ini bekerja untuk memperkuat jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh"

"Para Dokter menggunakan obat ini untuk melakukan terapi pada pasien-pasien gagal jantung. Obat ini juga digunakan dengan hati-hati kepada pasien, karena obat ini tidak cocok dengan beberapa kondisi kesehatan pasien dan dengan obat-obatan lain."

"Digoksin sendiri merupakan Obat sekaligus racun jika digunakan berlebihan atau melebihi dosis yang ditentukan."

"Iva, saya menemukan digoksin pada darah Ibu mu, dalam jumlah yang banyak."

"Saya juga menemukan bekas suntikan di tubuh Ibu mu, jadi sepertinya digoksin ini disuntikkan langsung ke tubuh Ibumu dalam jumlah yang banyak sehingga membuatnya meninggal dalam kurun waktu yang sangat cepat." Jelas dokter Danu kepada wanita yang duduk di hadapannya itu. Wajah kemayu nya memerah, menahan segala macam emosi yang muncul. Iva sudah curiga kematian Ibunya ini tidaklah wajar dan tidak masuk akal, tapi kenapa Ibunya? Kenapa mereka yang diincar seperti ini?

"Iva, saya sarankan kamu melaporkan hal ini kepada pihak berwajib. Saya akan mendukung mu dengan semua bukti yang saya kumpulkan. Ini merupakan tindak kejahatan, Iva. Ini pembunuhan!" ucap Dokter Danu.

Iva tidak tahu lagi harus bereaksi seperti apa.

"Jujur, Dok. Sebelum kejadian ini. Aku dan Mama mengalami beberapa kejadian aneh. Kami pernah mengalami kecelakaan lalu lintas, tabrakan beruntun. Saya sendiri sudah berapa kali selamat dari kecelakaan yang jika tepat sasaran cukup membuat geger otak atau terluka sangat parah." Iva menghela nafas panjang.

"Berikan saya waktu, Dok. Saya butuh mencerna semua ini." Lanjut Iva kemudian.

"Ya, tentu saja semua keputusan ada di kamu." Ucap Dokter Danu kepada Iva.

Apa yang dialaminya ini sungguh tidak dapat dia bayangkan sebelumnya. Semua terasa seperti mimpi buruk dan dia ingin segera bangun, maka dia dapat memastikan semuanya baik-baik saja. Sayangnya semua ini bukanlah mimpi. Semua ini nyata!

#

Iva memandang keluar melalui jendela di kamarnya yang serba berwarna kuning. Kakinya bergoyang bergantian, dia resah. Gorden tipis berwarna kuning senada dengan warna kamarnya itu bergerak-gerak tertiup angin yang menyusup masuk melalui jendela yang terbuka sebagian. Dia menggigit kuku-kuku jarinya, dia sedang menimbang sesuatu di dalam pikirannya.

"Kalau dibiarkan, bisa-bisa hal ini akan melukai orang-orang di sekitar aku juga! Nggak! Ini nggak boleh dibiarkan!" Gumam nya.

Suasana yang tidak asing ini, baru saja dia alami. Langit cerah dengan terik sinar matahari tidak juga membuat orang-orang itu pergi dengan cepat. Mereka yang menggunakan pakaian serba hitam itu, menampilkan raut wajah penuh kesedihan akan kehilangan. Pria yang baru saja dimakamkan itu adalah seorang Ayah yang hebat, Kakek yang dicintai, juga seorang Dokter yang dipercaya para pasiennya, hal itu dapat terlihat dari banyaknya yang datang melepas kepergian sang Dokter.

Dokter Danu ditemukan tewas di rumahnya. Menurut hasil penyelidikan pihak berwajib, rumah tersebut dimasuki perampok. Saat peristiwa terjadi seluruh anggota keluarganya sedang mengunjungi rumah sanak saudara mereka yang akan menikah minggu depan. Dokter Danu sendiri tidak dapat pergi karena hari itu sedang ada rapat dengan beberapa pejabat rumah sakit.

Menurut Istri dan anak Dokter Danu, rumah mereka ditemukan berantakan, namun barang-barang berharga mereka masih utuh di tempatnya. Mereka curiga, saat perampokan terjadi saat itu juga Dokter Danu pulang dan memergoki aksi perampokan sehingga musibah itu pun terjadi.

Iva meninggalkan pemakaman Dokter Danu dengan berat hati. Di dalam dirinya berkecamuk, rentetan pertanyaan hadir silih berganti dalam pikirannya. Apakah kematian ini dikarenakan oleh dirinya? Apakah kematian Dokter Danu berkaitan dengan dirinya dan Mama? Atau memang ini hanyalah musibah dan kesialan semata. Bagaimana mungkin kematian seseorang dianggap kesialan. Jika ini berkaitan dengan dirinya maka semua ini sudah keterlaluan. Tidak! Dari awal semua ini sudah keterlaluan.

Terlihat seorang pria bertubuh tegap dan sedikit besar dengan kulit kecoklatan itu menunggu Iva di seberang jalan menuju pemakaman. Pria berewok dengan lesung pipi di wajahnya.

Indra membuka pintu mobil hitamnya dan membiarkan Iva yang terlihat lelah itu masuk. Dia berkendara dengan pelan melintasi lalu lintas kota Balikpapan yang lengang. Sesekali dilihatnya Iva yang masih menggunakan kaca mata hitam itu. Bukan hanya fisiknya, mentalnya pun lelah dengan rentetan kejadian yang dia alami ini.

"Apa yang kamu pikirkan, Va?" tanya Indra.

Iva menghela nafas dan memalingkan wajahnya ke arah samping sehingga dia dapat melihat bagian dari trotoar jalan yang berkelebat lewat.

"Banyak"

"Aku memikirkan apa yang Dokter Danu pernah sampaikan padaku, jika saja saat itu aku cukup kuat menerima kenyataan dan segera melaporkan penyebab kematian Mama yang tidak wajar itu kepada pihak berwajib, mungkin ... mungkin akhir dari Dokter Danu tidak akan seperti ini." Setiap kata-katanya mengandung rasa sesal yang mendalam. Kelemahannya membuat orang lain menjadi korban. Kelemahannya membuat sebuah keluarga kehilangan sosok berharga mereka. Iva terus menyalahkan dirinya yang lemah dan tidak mampu menerima kenyataan.

"Aku, mulai hari ini akan meyakinkan diriku. Bahwa ada orang yang ingin menghabisi ku. Entah apa pun alasannya, aku harus waspada dan hati-hati dengan segala yang akan aku lakukan kemudian." Tegasnya.

"Oh Ya, apa penyelidikan mu belum sampai ke sana? Alasannya?" ucap Iva kemudian mengalihkan pandangannya ke arah Indra yang fokus menyetir.

"Seperti yang sudah ku ceritakan padamu, aku hanya mendapatkan informasi itu saja" jawabnya singkat.

"Jadi ada beberapa kemungkinan dari cerita mu, In. kemungkinan pertama, aku adalah anak orang berpengaruh yang diculik dari orangtua kandungnya. Si penculik mengalami kecelakaan, kemudian Papa dan Mama menemukan aku dan merawat ku. Si penculik tahu dan ingin menghabisi ku sekali lagi. Ini kemungkinan dendam pribadi. Kemungkinan kedua, orangtua kandung ku yang merupakan orang berpengaruh atau kaya raya itu mengalami kecelakaan, aku sebagai ahli waris harus di bunuh sehingga harta kekayaan bisa jatuh ke pihak-pihak tertentu. Dan kemungkinan ketiga, ini semua adalah suatu tindakan kejahatan yang dilakukan oleh orang yang sakit jiwa!" Ujar Iva dengan nada kesal diakhir.

Dengan sedikitnya informasi yang Indra dapatkan, semua hal hanyalah sebuah kemungkinan dan kemungkinan lain yang bisa saja benar, namun juga bisa saja salah. Jika salah dalam melangkah orang-orang yang ada di sekitarnya bisa menjadi korban berikutnya. Iva tidak mau hal itu terjadi.

"Kalau begini, aku arus cari tahu sendiri!" gumam nya.

"Apa?" tanya Indra yang seperti mendengar sesuatu dari Iva namun, karena sangat pelan dia tidak bisa mendengarnya.

"Enggak. Ohh Iya, berhentikan aku di kantor, ya. Ada yang harus aku urus," lanjutnya mengalihkan perhatian.

"Oke, aku tunggu ya!" ucap indra kemudian.

"Nggak usah, In. aku nanti bisa balik sendiri!" tolaknya halus.

"Va, kamu tau kan kamu itu tidak dalam kondisi aman!" Ucap Indra cemas.

"Aku tau! Aku akan hati-hati" kata Iva kemudian mencoba membuat Indra mengerti. Iva hanya ingin sendiri saat ini, sekali lagi dia harus meyakini dirinya bahwa semua yang terjadi padanya bukan kebetulan, bukan kecelakaan, dan juga bukan kesialan semata. Semua ini terjadi karena andil seseorang yang ingin mencelakainya atau bahkan mengakhiri hidupnya. Seseorang terganggu akan keberadaan dirinya di dunia ini.

_____

Aritmia adalah gangguan yang terjadi pada irama jantung. Penderita aritmia bisa merasakan irama jantungnya terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur.

Scouring The Past (TAMAT - REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang