Iva merentangkan kedua tangannya menghirup udara segar tanpa polusi pagi hari pada pekarangan rumah sekaligus toko miliknya itu. Rambutnya kini sudah sedikit memanjang diikatnya ke belakang meninggalkan poni tipis yang menutupi kening.
"Iva!" Suara berat dan serak mengejutkannya yang sedang menikmati udara pagi itu.
"Ayah!" sambutnya tersenyum senang melihat sosok Ayahnya itu datang. Dia memeluk erat sang ayah seakan tak ingin lepas.
"Bagaimana kabar putri kecil Ayah?" ucap Lemana yang digandeng Iva menuju sebuah kursi taman.
"Baik, sudah jauh lebih baik." Jawab Iva seadanya.
"Rutinitas dan kesibukan yang kamu buat ini tidak akan menghilangkan rasa trauma yang kamu alami beberapa bulan terakhir ini, Nak."
"Jika masih ada yang mengganggu pikiranmu, bicaralah ..."
"Iva baik-baik aja, walau rasanya masih tidak tenang setelah mendengar berita dari Indra .kalau pria jahat itu melarikan diri saat mobil tawanan akan membawanya ke penjara pusat itu mengalami kecelakaan. Awan bagaimana? Ayah ninggalin dia sendirian?" tanyanya cemas.
"Dia aman, terapi dan pengobatannya pun akan selesai dalam beberapa hari setelah pemeriksaan terakhir. Dia bersama Ibunya. Dia sudah bisa berjalan sekarang. Awalnya Ayah pikir membuat jarak dengan Awan akan memperburuk kondisi mentalnya paska peristiwa itu, tapi ternyata kamu memang lebih tahu tentang dia, Iva," ucap Lemana seraya membelai kepala putri nya itu.
"Tentu," sahut Iva tersenyum. "Awan akan lebih termotivasi jika Iva jauh dari dia, setidaknya jika dia masihi menginginkan Iva. Lagi pula ini adalah saat yang tepat untuk dia berpikir lagi tentang hubungan kami. Awan masih muda, dia bisa saja bertemu wanita yang lebih baik dari Iva, lebih muda tentu saja dan mungkin lebih memahaminya," Iva kemudian berhenti sejenak seperti berpikir sesuatu.
"Masalah Cinta tidak ada hubungannya dengan usia, sayang dan tidak ada satu orang pun yang lebih memahami Awan selain kamu. Bahkan Ibunya, atau Ayah, yah ... yah, ada satu orang yang sangat paham tentang Awan. Almarhum Amandanu yang terkasih," suara Lemana bergetar diakhir mengingat kematian Amandanu. Saudara, teman, rekan kerja dan orang yang dapat dia andalkan dalam kondisi apapun. Iva melingkarkan tangannya memeluk sang Ayah.
Kematian Amandanu merupakan tragedi besar untuk keluarga Lemana, terutama untuk Awan. Dia harus melihat sendiri detik-detik Amandanu meregang nyawa demi dirinya. Setiap siksaan yang dihujamkan oleh Bramantyo, dilihat dengan mata kepala Awan sendiri.
"Lagi pula, jika kau menikah dengan Awan kalian berdua akan menjadi anak Ayah. case close!" Lemana terkekeh geli ketika dia mengucapkan kalimat terakhir, Iva mencubit pinggang Ayahnya itu.
"We don't know about our future, Ayah ... semuanya masih sangat jauh," ucap Iva.
"Of course, sayang tapi sekarang kita saling memiliki, kali ini Ayah tidak akan pernah melepaskan tanganmu lagi. Tidak akan pernah membiarkanmu sendirian lagi. I love you, Nak!" ucap Lemana sambil mengecup kening putrinya.
"I Love You, Ayah."
"Iva, ayo kita berpergian bertiga melupakan trauma ini," lanjut Lemana membuat Iva duduk tegak dan memandang ke arahnya.
"Ide bagus! Ke mana?"
"Mungkin Lombok?" sahut Lemana.
"Cool" ucap Iva kembali menyenderkan kepalanya ke bahu sang Ayah.
Malam saat peristiwa besar itu terjadi, tepat saat Bramantyo akan menembakkan peluru ke kepala Awan, Lemana lebih dulu menembak tepat di bagian dada Bramantyo. Membuat pria itu terjatuh. sebuah akhir dari drama yang sangat memilukan. Seberapa pun Lemana membenci Bramantyo, menembakkan peluru kepadanya juga hal yang sulit. Hanya saja saat itu taruhannya adalah Awan. Bramantyo dan komplotan nya ditangkap polisi dengan tuduhan pengedaran obat-obatan terlarang. Sedangkan sang kakek Sanjaya Adiraksa terlibat kasus dugaan suap kepada pejabat pemerintahan. Bukan hanya pengedaran narkoba, Bramantyo juga terlibat dalam penjualan manusia dan beberapa kasus pembunuhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scouring The Past (TAMAT - REVISI)
Mystery / ThrillerAdalah Iva Rahma seorang wanita karir yang selalu menghadapi teror aneh di sepanjang hidupnya. Terlebih setelah perceraian orangtuanya terjadi. Teror yang tidak dia sangka adalah kematian sang ibu. Kematian akibat sebuah racun yang sengaja dimasukan...