28

4.8K 917 222
                                    


//tw abuse, violence

"Renjun sangat aneh akhir-akhir ini. Ia sering mengikuti Chenle—uhm maksudku si dia, dan juga hubungannya dengan lelaki si dia itu patut dipertanyakan."

"Maksudku kenapa ia tak ingin memberitahuku dan Jeno tentang hubungannya dengan lelaki itu? Jika seperti ini malah membuat kami berpikir yang tidak-tidak!"

"Dilihat dari reaksinya sih, lelaki itu seperti mantannya.. maksudku Renjun seperti baru melihat orang yang ia sayangi dulu. Tapi sedikit aneh juga mantanmu diambil oleh temanmu sendiri."

"Ah yang penting aku sangat penasaran hubungannya dengan Renjun! Ugh! Pasti terjadi sesuatu!"

Sedari tadi Jaemin mengoceh sendiri di depan Jisung. Sedangkan Jisung menghela nafas mendengar curhatan Jaemin. Sesungguhnya ia sangat tidak peduli dengan masalah hubungan percintaannya. Ia lebih pusing mengurusi dirinya sendiri.

"Apa mungkin Renjun mengejar Chenle karena marah ia mengambil mantannya? Ck, dasar tidak hanya memainkan hatimu ternyata ia pengkhianat juga." tuduh Jaemin sok tau.

Jisung beranjak pergi. Sungguh duduk disana adalah kesalahan yang fatal. Ia berjalan tanpa menghiraukan panggilan Jaemin.

Ia melihat lorong yang penuh dengan murid itu namun hatinya terasa kosong. Ia sungguh merindukan Chenle. Ia ingin menggenggam tangannya, memeluk tubuhnya dan mencium bibirnya sebanyak yang ia mau. Ia ingin sekali sekedar berbicara dengannya namun egonya lebih mendominasi perasaannya sehingga ia urungkan.

Tangannya bergerak untuk mengacak rambutnya asal dan masuk ke dalam kelasnya. Begitu ia mendudukkan pantatnya di kursi, ia dapat mendengar desas-desus dari teman perempuan kelasnya.

Dia tidak peduli dengan gosipan mereka namun perhatiannya langsung tertuju pada mereka begitu telinganya menangkap nama Chenle.

"Ada murid baru yang datang ke kelas Chenle sunbae."

"Bagaimana rupanya?"

"Sangat! Sangat! Tampan!" ucap salah satu dari mereka menggebu-gebu. "Dia sangat tampan dan tinggi. Ugh, sepertinya dia model."

"Kenapa kakak kelas tampan semua huhu. Angkatan kita mana ada."

Jisung tidak mendengarkan obrolan mereka lebih lanjut dan menghela nafas. Semua ini membuatnya lebih merindukan Chenle.


***


Jisung berjalan menuju bangku yang ditempati teman-temannya. Dengan helaan nafas ia duduk dan mendengarkan obrolan atau lebih tepatnya menjadi nyamuk di antara ketiganya.

"Aku mendapat 40."

"KAN SUDAH KUAJARI!" Renjun membelalak marah. Jeno sendiri langsung panik.

"Aku lupa!" sergahnya.

Renjun hendak memukul dan memarahi Jeno lagi sebelum ia terdiam dengan mata yang kian melebar. Jisung mengikuti pandangannya dan menoleh melihat lelaki tinggi yang ia sadari sebagai lelaki si pacar Chenle.

"Renjun! Bertemu lagi!"

Renjun menaikkan alisnya bingung. "K..kenapa kau ada disini?"

Lelaki itu tersenyum manis. Membuat orang di sekitar mereka terpana. "Aku pindah sekolah disini. Apa kau tidak senang?"

Renjun tidak menjawab. Dan ketiga orang yang lain menatap keduanya bingung. Bertanya-tanya hubungan apa yang ia punya dengan lelaki tinggi ini.

"Lalu kau disini untuk—"

strawberries and cigarettes.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang