"Chenle."Jisung menghampiri Chenle hendak memeluk lelaki itu namun ia langsung menghindar. Membuat lelaki tinggi itu mengernyit. "Kenapa?"
"Public space."
"Bullshit." ucap Jisung. "Aku tidak peduli dengan ruang publik." Jisung mendorong Chenle hingga punggungnya membentur loker. Ia mengukung lelaki itu dan menatapnya, "Biarkan mereka melihat, akan kuberi tahu semuanya bahwa kau milikku."
"Teknisnya, aku belum menjadi milikmu."
"Setelah ini."
Jantung Chenle berdegup kencang dan ia mengalihkan pandangannya. Malu melihat wajah Jisung yang sedekat ini walaupun ia sudah sering melihatnya.
"Park, kita dilihat yang lain."
"Lalu?"
Chenle menutupi wajahnya. "Itu sesuatu yang memalukan."
"Kau malu terlihat bersamaku?"
"Tidak! Tentu saja tidak! Untuk apa aku merasa malu?!" tanya Chenle panik.
Jisung terkekeh melihatnya dan semakin mendekatkan wajahnya pada Chenle. "Kau lucu sekali saat panik. Aku jadi ingin menciummu."
"Coba saja."
Jisung menaikkan sebelah alisnya lalu tersenyum. Ia memajukan wajahnya namun terhenti begitu handphone Chenle bergetar di sakunya. Chenle mengambil handphonenya dan berdehem pelan, menjauhkan diri dari Jisung. Ia menatap kontak penelepon dan mengernyit. Ia menekan tombol terima dan memasang handphonenya di telinganya.
"Halo?"
Jisung menatap Chenle yang raut wajahnya berubah. Dahinya mengernyit dan lelaki itu tampak sesekali menahan nafas sebelum berbicara. Ia terus memandanginya, membiarkan lelaki itu selesai dengan pembicaraannya di telepon.
Chenle menyudahi telepon itu dan memutuskan sambungan. Hening. Hanya ada hembusan nafas kasar Chenle yang kini melihat handphonenya.
"Apa kau akan menjauh dariku lagi?"
Chenle berhenti lalu menoleh melihat Jisung bingung. "Apa?"
"Apa kau akan pergi dariku? Apa kau akan menghilang?"
"Kau bicara apa Park?" tanya Chenle bingung. "Kenapa kau tiba-tiba bertanya seperti itu?"
Jisung menunduk, "Ini mengingatkanku saat kau mendapat pesan dari ayahmu. Dan kau menjauhiku, menolakku, dan menyakitiku." ucapnya. "Apa kau akan seperti itu lagi?"
"Tidak." Chenle tersenyum dan mengusap pipi Jisung penuh sayang. "Aku tidak akan meninggalkanmu Park."
"Apa ada masalah?"
Lelaki blonde itu menghela nafas. "Keluarga besarku ke rumahku sekarang."
"APA?!" Jisung melotot.
"Ya, gila bukan? Mereka menyuruhku unuk segera pulang ke rumah setelah sekolah usai."
"Zhong.."
"Mereka pasti ingin membicarakan lagi perihal pengunduran diriku dari keluarga Zhong." gerutu Chenle kesal. "Ah, aku tidak bisa langsung pulang ke apartemenku kalau begitu.."
"Kau baik-baik saja? Perlu kuantar pulang?"
Chenle menggeleng. "Tidak usah, kau pulang saja. Aku takut mungkin kakek dan pamanku akan menebas kepalamu."
Jisung bergidik.
"Aku hanya bercanda! Tapi sebaiknya jangan karena ini pembicaraan pribadi antara keluarga. Meskipun kau sudah tau tapi mereka berpikir akan terasa kurang ajar dan tidak etis jika ada orang lain disana."
KAMU SEDANG MEMBACA
strawberries and cigarettes.
Fanfictionㅡ 천지 【what happen when the deliquent park jisung meet the model student zhong chenle?】 © 2019, yxriguseul